Kembali Ke Rumah

Begitu sampai motornya mereka langsung meninggalkan lokasi, Sementara Revan hanya bisa menatap kepergian mereka sebelum memasuki garasi rumahnya. Ia masuk dan melihat Ibu dan Ayah tirinya sedang makan malam.

Melihat kedatangan Revan, Mursidah langsung berdiri menyambutnya. "Revan kamu sudah pulang?"

"Iya Bu, Oh iya Mawar tadi kesini nggak?"

"Nggak, Kenapa kamu tiba-tiba tanya Mawar?"

"E-nggak papa nanya aja, Ya udah Revan ke kamar dulu, Yuk Yah..."

Heru hanya menganggukkan kepalanya dan melihat anak tirinya masuk ke kamar. Kemudian Mursidah kembali duduk dan merasa heran dengan putranya yang mempertanyakan Mawar.

"Ada apa Revan nanyain Mawar?" tanya Heru.

"Aku juga ingin menanyakan hal yang sama." ujar Mursidah yang kemudian termenung sejenak.

"Apa jangan-jangan kekhawatiran ku selama ini benar?" tanya Mursidah.

"Kekhawatiran apa?" tanya Heru berpura-pura tidak ingat apa yang selalu Mursidah khawatirkan.

"Kekhawatiran jika Revan menyukai Mawar, Atau sebaliknya."

"Kamu jangan mengada-ada, Itu tidak mungkin."

"Kenapa tidak, Mas gak lihat gimana sikap Revan tadi?"

"Sudahlah Ida, Kenapa kamu selalu mengkhawatirkan hal yang tidak mungkin?" Heru beranjak dari kursinya dan pergi ke kamar mandi.

Dalam hatinya Heru pun menyangkal apa yang keluar dari mulutnya sendiri. "Siapa yang tidak menyukai Mawar, Sekalipun mereka adalah saudara tiri, Siapa yang bisa menjamin Revan tidak menyukai putrinya?"

Heru semakin merasa resah dan mulai kepikiran putri-putrinya. Terlebih Lily, Meskipun ia menentang Mona di depan Mursidah. Namun dalam kesendiriannya, Ia merasa khawatir bagaimana masa depan putri-putrinya kelak.

Sesampainya di rumah, Mereka langsung ke kamar masing-masing setelah di perjalanan mereka mampir ke rumah makan.

Desa yang cukup bebas untuk warganya karena pada malam hari sudah tidak ada aktivitas, Serta tidak adanya pos kamling membuat warganya bebas membawa pulang siapapun ke rumahnya. Terlebih untuk Fandi yang tinggal seorang diri karena keluarganya berbeda desa dengan nya, Membuat Fandi tidak khawatir untuk membawa mawar tinggal bersamanya.

Keesokan paginya Fandi yang sudah siap mengajar, Menyempatkan diri untuk membelikan sarapan untuk Mawar, Ia meletakkan di meja makan kemudian mengetuk pintu kamar Mawar untuk berpamitan.

Tok... Tok... Tok...

"Mawar..."

Hanya satu kali panggil, Mawar langsung keluar dengan muka bantalnya. "Dasar pemalas," ucap Fandi menggerutu.

"Pantas saja kalau berangkat sekolah selalu telat." lanjutnya lagi.

Mawar hanya menggaruk-garuk kepalanya dan merasa sedikit malu.

"Aku mau berangkat, Sarapan ada di meja, Ntar Aku istirahat pulang deh untuk makan siang," ucap Fandi yang kemudian berlalu pergi. Namun Mawar segera menghentikannya.

"Tunggu..."

Melihat lengannya di pegang, Fandi menatap Mawar.

Mendapat tatapan seperti itu dari Fandi, Mawar langsung menurunkan tangannya.

"M-maaf..." ucap Mawar.

"Tidak papa, Ada apa?"

"Apa Aku tidak bisa melanjutkan sekolah ku?" tanya Mawar penuh harap.

"Aku bosan jika hanya duduk di rumah tak melakukan apapun."

Mendengar itu Fandi menarik nafas dan mengusap lengan Mawar. "Jangan khawatir, Aku sudah memikirkan itu, Setelah pulang dari sekolah, Kita beli semua keperluan sekolah mu, Dan pelajaran yang tertinggal, Kamu tidak perlu merasa khawatir, Aku kan guru mu." Fandi menaik turunkan kedua alisnya hingga membuat Mawar tersenyum lega.

Melihat senyuman Mawar, Fandi kembali terpaku menatapnya beberapa saat, Setelah kembali menyadari tatapannya, Fandi kembali izin untuk pergi mengajar.

Di rumah lain, Mona yang belum saling bicara sejak kemarin, Hanya bisa menatap Barra yang begitu lahap menyantap makanannya seolah tak terbebani dengan apa membuat Mona resah.

Bahkan setelah selesai, Barra langsung berdiri dan meninggalkan meja makan. Seperti kebiasaanya selama ini, Jika ia melakukan kesalahan bukannya meminta maaf, Justru Barra menunjukkan sikap seolah Mona yang bersalah.

"Barra..." Mona berlari mengejar Barra yang sudah sampai di pintu keluar. Sementara Barra menghentikan langkahnya tanpa mau menoleh ke belakang.

"Sampai kapan kita tidak bicara?" tanya Mona memelas.

"Sampai kamu tidak mencurigai ku lagi!"

Mona terdiam, Biar bagaimana pun sebagai seorang istri hatinya benar-benar merasa cemburu dan curiga, Terlebih Barra tidak menjelaskan apapun, Mau meminta penjelasan pada Mawar pun, Mona tidak tau keberadaan putrinya saat ini.

Melihat Mona hanya diam saja, Barra kembali melangkah keluar.

Melihat itu, Mona tersentak dan kembali menghentikannya.

"Aku tidak akan mencurigai mu lagi," ucap Mona memegang erat lengan Barra.

"Sekalipun Aku sibuk ataupun terlambat pulang?"

"Iya... Aku tidak akan mencurigai mu, Aku percaya kamu tidak akan berbuat macam-macam apalagi menghianati ku. Kita sudah bertahun-tahun menjalin cinta ini bahkan kamu menikahi ku, Jika kamu tidak mencintai ku pasti kamu menikah dengan orang lain, Tidak dengan ku."

Mendengar itu Barra tersenyum dan melepaskan tangan Mona dari lengannya. "Bagus... Tetaplah seperti itu, Sekarang Aku berangkat dulu." ujar Barra yang langsung pergi tanpa mengecup kening Mona seperti biasanya.

Mona hanya bisa menatap kepergian Barra, Meskipun di hati kecilnya merasa cemburu dan curiga. Namun ia harus mengatakan itu supaya Barra tidak berpaling darinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

dasar moda bner² bodoh,,krn sikapmu it mmbuat bara makin semena² sm kmu dn dia bbas berbuat semauny...🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️😔😔

2022-12-16

0

Isterina Bowakh

Isterina Bowakh

ibi yg tidak punya hati nurani pikir



biasanya kasih ibu kpd anak sepanjang jalan kehidupan tape ini ingat napsu menutupi hati nurani semoga ada pertolongan untuk mawar 🌹🌹🌹 ya MKS ❤️👍❤️👍❤️ Thor

2022-11-20

2

Andi Nurdiana

Andi Nurdiana

udah buta mata sama hati nya si mona

2022-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!