19. Lelah

Angin berhembus melalui cela jendela, hembusannya membuat gorden bergoyang-goyang, suara benturan sendok dan piring mengiringi kunyahan lelaki tampan dengan mata sipitnya, lelaki itu memakan makanannya dengan wajah datar dan aura hijau yang lumayan pekat menyelimuti, di depannya ada dua lelaki dengan aura berbeda tersenyum penuh arti, lelaki pertama terlihat cantik dengan pita hitam dirambutnya, dan disampingnya ada seorang lelaki dengan wajah sangat tenang dan senyuman yang menenangkan, "aku akan ingin membicarakan sesuatu kepada kalian berdua" ucap jeno dengan memotong daging, "apa yang ingin kau katakan jen?" Tanya sungmin dengan senyum ramah, "aku ingin kalian jujur, apa yang sebenarnya tejadi 5 tahun yang lalu?" Ucap jeno dengan suara sedikit pelan, "apa kau percaya denganku? Aku kira kau sudah tak mempercayaiku lagi" ucap hyunjin dengan menarik satu sisi mulutnya, "aku sudah lelah, aku sendirian menyelesaikan semua teka-teki ini" aura jeno mulai memudar, "hei kau jangan seperti itu, aku tak menyangka kau sangat lemah, aku baru tau jika kau bisa selemah ini jika menghadapi jaemin" jawab hyunjin dengan wajah remeh, ia baru mengetahui lelaki yang selalu dianggap menakutkan ini ternyata hanya seorang lelaki menyedihkan yang di dilupakan kekasihnya, "hyunjin cukup" sungmin melihat mata hyunjin, dan membuat hyunjin mengatur ekspresinya, "aku akan menceritakan semuanya, tapi aku tak bisa melanjutkan jika bangchan hyung sudah kembali" ucap sungmin ke arah jeno, dan jeno membalas dengan senyuman, "awal pembukaan acara KP saat itu, aku melihat jaemin sudah melemah, aku tak tau mengapa, aku melihat matanya mulai mencoklat seperti sedang.." "hukuman mati?" Tanya hyunjin memotong, "iya, seperti ada yang menyerap auranya, aku bertanya padanya apa yang terjadi, tapi ia hanya tersenyum dan mengatakan jagalah dua ichilku, itu sebabnya aku ada di taman itu" sungmin berhenti dan tersenyum, "jen, kau harus tau, jaemin tak mungkin menyakitimu, itu yang harus kau garis bawahi" lanjut sungmin dengan wajah serius, "aku yakin dia memiliki alasan tertentu untuk membagi link ke beberapa orang selainmu" sungmin melihat hyunjin, "apa?" Tanya hyunjin ke arah sungmin dan membuat sungmin menggelengkan kepala, "ah iya, jaemin mendekatiku karena dia tau felix punya kelebihan sejak kecil, yakni mengatur ingatan, dan kau harus tau felix adalah kekasihku" ucap hyunjin dengan menekan kata 'kekasih', "jaemin ingin bertemu felix, tapi ia tak tau bagaimana caranya karena felix tak mengikuti kompetisi, jadi ia mendekatiku, jika jaemin menyukaiku, pasti akan ku bawa dia pergi jauh darimu sejak dulu" "hyunjin" ucap sungmin dengan menyenggol bahu agar hyunjin tak melanjutkan omong kosongnya, "dia ingin menyerap ingatan? Apa ia menyerap ingatan semua orang, kecuali aku" tanya jeno tak habis pikir mengapa jaemin melakukannya, "sepertinya jaemin sudah menghapus ingatanmu, tapi ada yang mengembalikannya" jawab sungmin dengan mengaduk kuah soto mencari nasi yang tersisa, "aku pernah bertanya pada felix, apa niatan jaemin melakukannya, katanya jaemin ingin tidak ada pembantaian, saat ingatan kalian hilang maka tak akan ada emosi diantara kalian, jaemin tidak bisa mengendalikan emosi siswa dengan kapasitas besar, itu sebabnya ia mencari solusi lain" jawab hyunjin dengan meminum es kapucino dengan toping coklat leleh di atasnya, "pambantaian, maksudnya?" Tannya sungmin yang dibalas dengan hyunjin yang mengakat kedua bahunya tak paham, "apa yang terjadi saat di game aura hyunjin?" Tanya jeno, "aku melihat kakakmu disana" hyunjin mengambil krupuk sungmin, "mark?" Tanya jeno dengan wajah mendatar, "Iya, mereka bersama di area game aura, aku awalnya juga tak percaya, mengapa mark bisa masuk di area tersebut, tapi saat aku meliahatnya lebih dekat, aku yakin itu adalah mark, kalau kau tak percaya kau bisa tanyakan lino hyung" ucap hyunjin penuh dengan keyakinan, "semoga saja setelah ini auraku masih bisa terkendali jika bertemu dengannya" jawab jeno dengan wajah sedikit tersenyum.

------*------

**Back**

"Jaemin kau mau ke mana?" Tanya jeno dengan kaki berdarah karena serangan dari boby sistem Con,

"Aku akan pergi sebentar, nanti aku akan kembali, kau pegang saja kakimu agar darahnya tak keluar ya" ucap jaemin dengan senyuman dan membuat jeno ikut tersenyum walau darah di kakinya terus merembes dari cela tangan,

"Jangan terlalu lama, aku menunggumu" ucap jeno dan hanya dibalas jaemin dengan anggukan kepala, kemudian meninggalkan jeno sendiri di goa, tak selang beberapa menit kemudian jeno pingsan karena kekurangan darah.

---*----

"Kau sudah enakan?" Tanya joni pada jeno yang sedang istirahat di atas matras kesehatan,

"Dimana jaemin, hyung?" Tanya jeno dengan wajah pucatnya,

"Sebelum aku menjawab peetanyaanmu, jawab dulu pertanyaanku, apa yang kau lakukan saat jaemin di serang?" Tanya joni dengan wajah datar,

"Jaemin diserang? Siapa yang menyerang?" Tanya jeno balik,

"Jen" tekan joni dengan aura mulai mengintimidasi,

"Saat aku diserang boby, aku hanya ada di goa hyung, jamin meninggalkanku sebentar katanya" jawab jeno dengan ketakutan, apa yang terjadi pada jaemin,

"Tapi seseorang melihatmu bersamanya saat penyerangan jeno" jawab joni dengan aura yang membuat jeno sulit bernafas,

"Hyung" ucap jeno serak karena sulit bernafas,

"Apa kau membencinya? Setelah kau melihatnya bersama mark di area latihan?" Joni tersenyum sangat menakutkan,

"Aku ingin membencinya, tapi aku tak mampu" ucap jeno dengan mulai mengeluarkan aura yang tak biasa, jeno mulai memasang wajah datarnya di depan joni, dan nafasnya kembali teratu,

"Hyung jangan membuatku marah, kau tau kekuatan kita tak jauh berbeda, pergilah aku ingin istirahat" ucap jeno kembali memejamkan mata,

"Jaemin kekurangan aura, jaehyun dan taeyoung sedang membagi link agar auranya stabil" jawab joni berdiri meninggalkan jeno,

"Aku lelah, sangat lelah" ucap jeno pelan dengan air mata yang keluar dari ujung.

----*----

*sisi jeno*

Hari itu aku pulang sekolah menuju kamar yang ada di tingkag 3, aku berjalan melewati ruang-ruang kelas yang kosong, aku memegang plastik makanan yang kubeli di kantin dengan wajah ceria, rambut mangkokku bergoyang goyang karena tiupan angin sore, ketika aku sampai di ruang latihan neotion aku berhenti, melihat dua siswa sedang saling mendekatkan wajah, aku penasaran sehingga aku mengintipnya dengan pelan, 'jaemin?' Aku bertanya apakah benar lelaki tersebut adalah jaemin, aku berjalan mendekati mereka walau tak sampai mereka menyadarinya, saat aku melihat gelang yang kuberikan di tangan kanannya aku yakin itu jaemin, jaemin sedang berciuman dengan seorang lelaki, lelaki tersebut adalah kakak keduaku, kakak kedua yang selalu aku kagumi, kakak yang hadir saat aku sendiri di korea, ia menciumnya, ia mencium kekasihku, aku hanya diam kemudian berjalan kembali menuju kamar, aku tak bisa menangis, terlalu menyeramkan jika aku meyakini mereka menghianatiku, aku menyayangi mereka, sangat menyayangi mereka, aku tak ingin semuanya menjadi menyedihkan.

Aku menaruh kantong makananku di atas meja jaemin, aku duduk di ranjang dan hanya menatap kasur jaemin dengan bingung, apakah benar mereka menghianatiku, apakah mereka saling mencintai dan aku adalah penghalang mereka, apakah selama ini jaemin tak mencintaiku, aku tak sanggup bertanya, itu akan sangat menyakitkan, aku ingin melupakan semuanya, aku ingin menganggap ini hanya mimpi,

"jen, kau sudah pulang?" Tanya jaemin dengan senyum manis di daun pintu, aku membalas dengan senyuman pula,

"Iya aku baru datang, itu makananmu" aku menunjuk makanan yang ada di atas meja, ia mendekati makanan tersebut dan membukanya,

"Padang? Asik" jawab jaemin antusias mengeluarkan bungkusan nasi padang,

"Ayo makan aku sudah lapar" ucapku duduk di samping jaemin dan membuka bungkusan yang bertulisan 'ikan kikil',

"Jen kau tau, aku akan dipilih mewakili lomba game aura, kau juga kan?" Jaemin dengan antusias menjelaskan apa yang akan ia lakukan saat acara perlombaan KP 2015, aku melihat bibir merahnya tak berhenti, bibir itu terus makan dan berbicara,

Aku menyukai bibir nana, apakah mark juga menyukainya, aku suka bulu matanya, apakah mark juga suka, aku ingin bertanya apakah lelaki didepanku menyukai kakakku, tapi hatiku tak mampu, aku takut dia akan pergi meninggalkanku, aku takut ia akan mengatakan jika ia sudah tak mencintaiku, aku takut bibir itu akan msngatakan kata maaf yang mungkin tak bisa kuterima, aku takut apa yang kumiliki pergi meninggalkanku, aku tak akan pernah membahasnya, apakah aku egois jika aku tak ingin mereka bersama, apakah aku jahat pada mereka, tapi aku tak peduli, aku mencintai jaemin, dan aku akan mempertahankannya walau harus menjadi musuh kakakku sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!