7. Teman Baru

Jaemin bangun sangat pagi, ia melihat jeno masih tidur nyenyak di ranjangnya, ia langsung mandi dan bersiap-siap. Ia tidak ingin bolos lagi, atau melihat jeno bangun, itu sangat menakutkan. Setelah jaemin akan keluar kamar, jeno bangun dari tidurnya "kau mau berangkat?" "Iya" Jaemin gelagapan karena takut akhirnya dia dengan cepat menutup pintu dari luar. "Kenapa nggak bareng saja, kan satu kelas, aneh" jeno berdiri, mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

-----*-----

setelah mencari-cari kelas dream akhirnya ketemu, kelas dream memang terpencil, bukan berarti kelasnya terkucilkan, tapi karena anak dream yang sering membuat gaduh sehingga harus di jauhkan dari kelas-kelas lain.

Jaemin masuk kelas, dan disana sudah duduk 2 orang dengan bermain smophone, "hai" sapa jaemin ragu-ragu, karena takut mengganggu mereka bermain game. Mereka melihat jaemin dari bawah ke atas "hai, aku haechan, dan dia chenle" jawab lelaki manis berkulit tan dengan senyum dan kembali ke smophone nya. "Hai haechan, hai chenle, perkenalkan aku jaemin" jaemin tersenyum dan duduk di meja depan, "jangan duduk di situ hyung, itu milik jeno hyung" ucap lelaki imut dengan kulit seputih susu. Jaemin yang tau itu meja jeno langsung berdiri dan dengan cepat berpindah ke meja lain. Dia juga baru tau kalau satu kelas dengan jeno.

Jaemin menaruh kepalanya di atas meja, sampai seseorang datang dan duduk disampingnya "hai, namaku jisung" lelaki tinggi itu menaruh kepalanya di meja dan berhadapan dengan jaemin, "oh hai, aku jaemin" jaemin tersenyum kikuk karena malu wajahnya terlalu dekat dengan jisung. "Aku tau kau lebih tua dariku hyung, kemaren chenle mencari informasi di kantor guru, jadi anggap saja aku adikmu" jisung tersenyum ke arah jaemin, dan jaeminpun membalas dengan senyuman. Beberapa menit kemudian mark, jeno dan renjun masuk kelas, mereka mulai membut gaduh, haechan dan renjun yang adu suara, atau chenle yang menyanyi agar pertengkaran haechan dan renjun tidak terdengar diluar. Mark yang berusaha menengahi sebagai ketua kelas, jeno yang memakai haedphone, jisung yang menonton dengan seru, seakan melihat pertandingan bola dan jaemin yang pusing melihat mereka, jaemin mulai berdiri, mereka semua diam menatap jaemin, "kau mau kemana jaem?" Tanya mark yang sudah mengenalnya tadi, "bisakah kalian tenang, dan duduk di meja dengan tertib" jawab jaemin dengan wajah tanpa ekspresi, sedangkan siswa lain langsung menuruti kemauan jaemin, duduk di kursi masing-masing, mereka juga berbicara dengan pelan. Mark duduk di samping jeno dan menyenggol bahu jeno, membuat jeno melepas haedphonenya, "teman kamarmu, keren" mark tersenyum penuh arti ke jeno, "diamlah" jawab jeno dengan menoleh melihat jaemin duduk tersenyum dengan jisung.

Haechul saem masuk kelas dream, ini adalah pelajaran aura intimidasi, pelajaran yang mempelajari bagaimana mengintimidasi orang hanya dengan menggunakan aura, membuat lawan tak bisa berbicara atau pun bergerak. Haechul saem duduk di kursi guru dan membuka buku pelajaran, "aku akan mengabsen kemudian membagi kelompok, pertama mark tingkat H rank 9, berkelompok dengan jisung tingkat M rank 12, kedua jaemin tingkat H rank 0 dengan renjun tingkat M rank 17, kemudian haechan tingkat L rank 14 dengan chenle tingkat L rank 19, terakhir jeno dengan siapa dari kalian yang menang nanti" renjun mendekati meja jaemin, "ayo aku akan membuktikan walau aku tingkatan M, aku bisa mengalahkan H" renjun tersenyum penuh ambisi membuat jaemin tersenyum.

Jisung dan mark berada di depan kelas saling menghadap dengan duduk di kursi yang sudah disediakan, kursi tersebut sama seperti kursi yang ada di kantin, ketika diduduki akan berubah warna, dan di belakang kursi akan tertulis angka rank mereka. Jisung yang saat itu rank 12 dan mark rank 9 dengan warna neon mark lebih pekat. Mark melihat jisung dengan tatapan yang menakutkan begitu pula jisung yang menatap balik mark dengan tatapan yang tidak kalah jauh menakutkan, suasan di kelas menjadi serius, haechul saem hanya melihat mereka dengan santai dan menulis sesuatu di smopadnya, tak lama kemudian kursi jisung meredup, awalnya berwarna hijau neon berubah menjadi putih. "Ok mark yang mendapat point 2, selanjutnya haechan dan chenle" haechan dan chenle melakukan hal yang sama dan haechan yang mendapat point, kemudian tibalah jaemin dan renjun, anak-anak sudah mengira jika renjun pasti yang mendapat point, karena renjun lebih berpengalaman, sedangkan jaemin belum bisa mengendalikan auranya. "Kau siap jaemin, ini akan sedikit sakit" renjun tersenyum menakutkan melihat jaemin yang hanya senyuk kaku. Ketika haechul saem mengatakan mulai, renjun menatap jaemin dengan tatapan yang menakutkan tapi jaemin hanya menatap renjun datar, lama tak ada reaksi, kursi renjun tetap berwarna hijau neon begitu pula jaemin, "renjun jangan bermain-main, kenapa kau tidak melawannya" tanya haechul bingung karena mereka seakan hanya duduk di kursi. "Aku sudah mengeluarkan semua auraku saem" jawab renjun juga kaget, dia pernah mengalahkan jisung saat pertemuan sebelumnya, mengalahkan jaemin seharusnya mudah. "Ya sudah kalian tidak mendapatkan point, jeno kau coba lawan jaemin" jeno yang berdiri di samping mark mencurigai sesuatu "hyung sepertinya tingkatannya bukan H" jeno berbisik ke mark, "aku juga berfikir seperti itu" jawab mark dengan wajah penuh tanda tanya dan menatap jaemin. Jeno duduk di depan jaemin, membuat jaemin sedikit gemetar, gemetar karena gugup atau karena takut. "Jeno keluarkan semua auramu, jika kau bisa aku akan memberimu 5 point" ucap haechul ke jeno, ia juga curiga sepertinya jaemin bukan tingkat H, yang berarti dia S. Jeno yang tergoda dengan point tinggi, dia langsung menatap jaemin dengan tatapan yang berpuluh kalilipat menakutkan dari sebelumnya, jaemin memperlihatkan wajah ketakutannya tapi berusaha sebisa mungkin tetap menatap jeno, dan ternyata sama, jeno sama sekali tak merubah warna kursi jaemin, malah anak dream yang lain sudah kebelakang kelas karen aura jeno yang sangat membuat sesak, chenle sampai memegang tangan jisung karen takut. Jeno melihat jaemin dan tak habis fikir apa benar jaemin tingkat S, "kau bukan tingkat H, aku yakin" jeno menatap mata jaemin yang sayu, "maksudnya?" Tanya jaemin ke jeno, dan membuat kursi jeno berubah menjadi putih. "WHAT?" Haechan berteriak tak percaya, ada yang bisa mengalahkan jeno, salama ini tak ada yang bisa mengalahkan jeno kecuali joni hyung. Lucas saja yang rank 2 tidak bisa mengalahkan jeno. Jeno tak tau hatinya terasa sakit, apa ini yang dirasakan anak-anak saat terintimidasi. Haechul saem langsung menyuruh semua istirahat dan menyuruh jaemin ke ruangannya.

"Mana kartu siswamu? Aku akan menggantinya, aku tak menyangka di neo ada dua tingkat S, itu luar biasa. Oh ya kau tau winwin anak neotion?" Jaemin hanya mengagukkan kepala saat haechul bertanya tentang winwin, dia tau winwin adalah kekasih yuta, teman kamar jaehyun. "Dia juga tingkat S, itu sebabnya dia tidak takut dengan siapapun, mereka tidak bisa menyerang atau tidak mau menyerang lebih tepatnya, tapi mereka tidak bisa diserang, joni saja tidak bisa menyerang winwin" haechul memasukkan kartu jaemin, dan mengganti tingkatannya  dari H menjadi S. "Mereka yang mendapat tingkat S, memiliki kekuatan dari dalam hati mereka, aku tak pernah melihat S menyakiti seseorang, mungkin kalau mereka marah dunia ini akan berakhir" haechul mengatakan jika tingkat S itu adalah anugrah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!