Anak Itu Milikku!

Helena mengerutkan dahinya, ketika sebuah pesan masuk dari Evan. Pria itu membatalkan acara makan siang mereka. Dengan alasan ada pekerjaan mendadak. Padahal dia sudah berada di restauran tempat mereka janjian. Helena tentu merasa kecewa.

Wanita itu sudah memesan makan siangnya. Jadi terpaksa dia tetap menunggu makan siangnya datang. Saat itulah Arash datang. Melihat sang istri yang duduk sendirian, pria itu langsung menghampiri.

"Makan siang di sini?" tanya Arash, langsung duduk di hadapan Helena. Melihat Arash yang duduk di hadapannya. Wajah Helena langsung berubah masam.

"Kenapa kau di sini?" balas Helena malas. Sejak pertengkaran mereka hari itu dengan Evan yang turut campur. Hubungan keduanya kembali renggang. Meski Arash terus mencoba mendekati Helena. Tapi wanita itu seolah tidak peduli.

"Kantorku kan ada di depan. Kau lupa? Lagipula aku sering makan siang di sini."

"Sial! Kenapa Evan mengajakku janjian di sini. Dia sengaja ya," batin Helena kesal.

" Kenapa makan di sini? Ingin makan siang denganku?" goda Arash.

"Aku ada janji dengan Evan," jawab Helena ketus. Wajah Arash seketika berubah kecut mendengar nama Evan terucap dari bibir Helena.

"Helen....kau tahu kan aku tidak suka kau bertemu dengannya," ucap Arash hati-hati.

"Aku tidak peduli," potong Helena cepat. Arash menghela nafasnya pelan.

"Helen, asal kau tahu. Aku sudah beberapa hari ini tidak menemui Cia. Aku akan bertanggungjawab pada kehamilannya. Tapi tidak pada Cia. Aku hanya akan perhatian pada kandungannya," jelas Arash.

"Kau jangan keterlaluan. Kesehatan janin tergantung pada kesehatan ibunya juga. Jika si ibu stres, bayinya tidak akan tumbuh dengan baik," sahut Helena cepat.

"Tapi Helen. Aku hanya ingin menunjukkan kalau aku mau berubah. Aku ingin memulai hubungan kita. Memulai dari awal lagi. Aku mencintaimu Helen," Arash mencoba menggenggam tangan Helena. Untuk sesaat, wanita itu tertegun mendengar perkataan Arash.

"Haruskah aku memberi Arash kesempatan? Tapi bagaimana dengan kandungan Cia?"

*****

Cia membanting ponselnya. Wanita itu marah karena Arash tidak mau menerima telepon darinya. Tidak membalas pesannya. Terakhir kali mereka bertemu saat USG kandungan Cia. Sejak saat itu, sudah hampir dua minggu, pria itu mengabaikannya.

"Apa dia mulai berbaikan dengan istrinya itu," gumam Cia. Bumil itu terus saja mengomel tidak jelas. Memaki Arash yang tidak lagi sayang pada. Tidak lagi cinta padanya. Hingga akhirnya sakit kepala hebat menyerangnya.

"Ahhhh....kenapa sih merepotkan saja!" umpatnya lagi. Mengambil obat dari laci meja. Lalu meminumnya. Cia langsung mendudukkan dirinya di sofa. Sambil memijat kepalanya yang masih berdenyut nyeri.

Beberapa waktu belakangan ini, sakit kepala memang sering menyerangnya. Ketika dia berkonsultasi dengan dokter. Dokter mengatakan mungkin itu salah satu efek dari kehamilan yang tengah dia jalani. Dokter itu pun memberinya obat untuk mengurangi rasa sakit kepala.

"Aku harus mencari cara agar Arash segera menikahiku," tekad Cia. Wanita itu kesal karena Arash terus mengulur waktu untuk menikahinya. Ada saja alasan pria itu untuk mengundur waktu pernikahan mereka.

Merasa suntuk di rumah. Wanita itu memutuskan untuk jalan-jalan mencari udara segar. Tanpa dia duga, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Aldo, pria itu menghubunginya. Wanita itu seketika melebarkan senyumnya. Setelah mendengar perkataan Aldo dari seberang.

Dalam hitungan menit, Cia sudah berada di lobi apartemen miliknya. Dengan Aldo yang sudah menunggu di mobilnya.Akhir-akhir ini, Cia memang menjalin hubungan dengan Aldo. Merasa kesepian karena Arash mengacuhkannya. Cia akhirnya menghubungi Aldo untuk sekedar mengajaknya keluar makan atau jalan-jalan.

Hingga hubungan mereka makin ke sini, semakin dekat saja. Sama seperti saat mereka selingkuh di belakang Arash dulu. Keduanya kembali mengulanginya.

"Mau ke mana? Bosan amat kelihatannya?" Aldo mulai melajukan mobilnya keluar dari kawasan apartemen Cia.

"Nongkrong yuk, bosan aku di rumah terus," keluh Cia. Aldo tersenyum mendengar keluhan Cia. "Tapi hanya sebentar. Ingat, kamu lagi hamil. Dan no alkohol. Kasihan bayimu." Giliran Cia yang mengembangkan senyumnya. Mendengar betapa perhatiannya Aldo pada dirinya dan kandungannya.

"Andai kamu tahu kalau ini adalah anakmu," batin Cia sambil mengusap perutnya.

Cia mengandung setelah berhubungan intim dengan Aldo. Wanita itu yakin akan hal itu. Tapi karena dia ingin memiliki Arash. Maka wanita itu mengaku kalau itu adalah anak Arash. Agar pria itu segera menikahinya. Namun lagi-lagi, semua di luar rencana Cia. Ketika papa Arash justru menikahkan Arash dengan Helena.

Marah, Cia ingin sekali marah saat itu. Tapi apa yang bisa dia lakukan. Ketika William sendiri yang turun tangan bicara padanya. Memperingatkan Cia agar tidak menganggu hubungan Arash dan Helena. Namun Cia tidak menyerah begitu saja. Wanita itu tidak pernah menuruti permintaan William. Dan selama ini, William masih mendiamkan gerak-gerik Cia. Asalkan Arash dan Helena tidak sampai berpisah.

Keduanya menghabiskan waktu di sebuah kafe. Aldo menolak membawa Cia ke klub. Terlalu berbahaya bagi wanita hamil itu. Meski di kafe itu, minuman beralkohol juga di sediakan. Tapi Aldo hanya mengizinkan Cia meminum beberapa gelas saja. Hanya untuk menghilangkan kebosanan wanita itu.

"Kau tahu aku punya rahasia besar," kata Cia mulai ngelantur. Aldo mengerutkan dahinya. Bukannya Cia baru minum dua gelas kecil minuman itu, kok sudah teler. Padahal Cia dulu punya toleransi yang tinggi pada alkohol. Apa ini karena kehamilan wanita ini. Pikir Aldo, pria itu hanya diam mendengar ocehan Cia.

"Kau mau tahu rahasiaku? Anak ini bukan anak Arash," kata Cia santai. Aldo langsung membelalakkan matanya. Setengah tidak percaya dengan ucapan Cia.

Setahu Aldo, wanita dihadapannya ini hanya pernah tidur dengan dua pria. Satu Arash dan satu lagi dirinya. Jika Cia mengatakan kalau itu bukan anak Arash. Berarti...ada kemungkinan anak itu adalah anaknya.

"Cia....kalau bukan anak Arash. Lalu anak siapa itu?" Aldo memegang kedua lengan Cia. Untuk sesaat pria itu memandang Cia. Wanita yang sampai sekarang masih dia cinta.

"Tentu saja anakmu," jawab Cia tanpa sadar. "Kau pikir aku semurahan itu tidur dengan pria sembarangan," tambah Cia lagi.

Aldo jelas terkejut dengan perkataan Cia. Anak itu milikku. Sungguh, Aldo merasa sangat bahagia. Dia bertekad untuk bertanggungjawab pada anak itu. Aldo berpikir untuk menikahi Cia.

*****

Pagi datang, menggantikan kelamnya malam. Waktu begitu cepat berlalu. Ketika gelap mulai berganti terang. Saat itulah Cia mulai membuka matanya. Wanita itu mulai memindai keadaan sekitarnya.

"Ini kamar Aldo," gumam Cia. Berpikir untuk segera bangun. Wanita itu mengulum senyumnya. Melihat pakaiannya yang masih utuh. Aldo memang pria baik. Tidak akan memanfaatkan keadaannya yang tengah mabuk.

"Kau bangun?" tanya Aldo yang muncul dengan nampan di tangannya. Cia tersenyum, lantas menerima uluran cangkir berisi teh cammomile yang menyegarkan tubuhnya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu," kata Aldo setelah pria itu duduk di samping Cia.

"Apa?" tanya Cia. Masih menikmati tehnya.

"Anak yang kau kandung, apa benar itu bukan anak Arash. Tapi anakku," Aldo bertanya tanpa basa basi.

Cia langsung menghentikan acara minum tehnya. Lalu memandang lurus Aldo yang ada di hadapannya.

"Kau tahu dari mana? Jangan mengarang cerita. Anak ini milik Arash," sangkal Cia.

"Kau sendiri semalam yang memberitahuku, kau tidak ingat?" Aldo menatap tajam pada wanita yang kini juga melihat ke arahnya.

"Sial! Bagaimana bisa aku kelepasan bicara pada Aldo. Dasar bodoh! Bodoh!" Cia memaki dirinya sendiri dalam hati.

"Jika anak itu adalah milikku. Maka aku akan bertanggungjawab. Aku akan menikahimu," ujar Aldo yakin.

"Tidak! Aku tidak mau menikah denganmu! Anak ini akan memiliki Arash sebagai ayahnya. Dengan begitu, aku akan mudah menguasai hartanya," balas Cia terus terang. Sepertinya wanita itu tidak lagi sungkan bicara apa adanya pada Aldo.

Aldo langsung berdiri dari duduknya. Begitu mendengar perkataan terus terang Cia, yang tanpa embel-embel sama sekali.

"Kau tidak bisa melakukan itu Cia. Kalau begitu kau sama saja dengan menipu Arash. Hentikan semuanya. Aku memang tidak sekaya Arash. Tapi bersamaku, aku jamin kau tidak akan pernah kekurangan. Baik cinta maupun materi,"

Cia sesaat tertegun mendengar penuturan Aldo. Untuk sejenak, wanita itu seolah terbuai dengan ucapan manis Aldo. Tapi detik berikutnya. Wanita itu kembali ke mode serakahnya.

"Aku tidak mau! Aku ingin Arash yang menjadi ayah dari anakku. Bukan kau!" tegas Cia.

"Jangan keras kepala Cia. Anak itu milikku. Selamanya milikku!" Aldo berkata tak kalah tegasnya. Pria itu mengunci tatapannya pada mata Cia. Hingga Cia seolah kehabisan kata untuk membalas pernyataan Aldo.

*****

Episodes
1 Awal Mula
2 Kejutan Dari Cia
3 Kecurigaan Helena
4 Bertengkar Lagi
5 Sampai Kapan
6 Ceraikan Aku!
7 Ancaman William
8 Keputusan Arash
9 Runaway Helena
10 Malam Pertama Yang Tertunda
11 Penuh Masalah!
12 Sisi Lain Helena
13 Helena Sakit
14 Kamu Ke Mana Helena?
15 Helena Atau Brigitta?
16 Bukan Urusan Kalian!
17 Kesalahan Tanpa Akhir
18 Anak Itu Milikku!
19 Situasi Super Menegangkan
20 Terbongkar Juga
21 Tekad Evan
22 Kencan Low Budget
23 Misi Tidak Terencana
24 Drama Bantal
25 Kedatangan Evan
26 Sudah Terlambat
27 Kau Masuk Yang Mana?
28 Kencan Low Budget Jilid Dua
29 One Step Closer
30 Penawaran Rian
31 Terjadi Kembali
32 Membahagiakan Lo Rasanya
33 Anugerah Atau Bencana
34 I Love You, Helena
35 Obsesi Cia
36 SIM (Surat Izin Menikah)
37 Moodbooster Terampuh
38 Rahasia Arash
39 Bertemu Brigitta
40 Tes DNA
41 Helena Amara Liu
42 Perdebatan Unfaedah
43 Mission Imposible Ala Arash Tan
44 Drama Cia
45 Istri Baperan
46 Serangan Dadakan
47 Kesalahan Besar
48 Terima Kasih
49 Keputusan Arash
50 Dilema
51 Peringatan Hugo
52 Frustrasi
53 Terlalu Baik
54 Pria Mawar Merah
55 Terungkap
56 Pelukan
57 Curiga
58 Pusing
59 Kompak
60 Ketahuan
61 Lupa Umur
62 Tunggu Aku
63 Kesimpulan
64 Kebobolan
65 Terima Kasih
66 Berita Mengejutkan
67 Berhak Tahu
68 Tidak Pantas
69 Menjaganya Bersama
70 PROMO NOVEL ON GOING
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Mula
2
Kejutan Dari Cia
3
Kecurigaan Helena
4
Bertengkar Lagi
5
Sampai Kapan
6
Ceraikan Aku!
7
Ancaman William
8
Keputusan Arash
9
Runaway Helena
10
Malam Pertama Yang Tertunda
11
Penuh Masalah!
12
Sisi Lain Helena
13
Helena Sakit
14
Kamu Ke Mana Helena?
15
Helena Atau Brigitta?
16
Bukan Urusan Kalian!
17
Kesalahan Tanpa Akhir
18
Anak Itu Milikku!
19
Situasi Super Menegangkan
20
Terbongkar Juga
21
Tekad Evan
22
Kencan Low Budget
23
Misi Tidak Terencana
24
Drama Bantal
25
Kedatangan Evan
26
Sudah Terlambat
27
Kau Masuk Yang Mana?
28
Kencan Low Budget Jilid Dua
29
One Step Closer
30
Penawaran Rian
31
Terjadi Kembali
32
Membahagiakan Lo Rasanya
33
Anugerah Atau Bencana
34
I Love You, Helena
35
Obsesi Cia
36
SIM (Surat Izin Menikah)
37
Moodbooster Terampuh
38
Rahasia Arash
39
Bertemu Brigitta
40
Tes DNA
41
Helena Amara Liu
42
Perdebatan Unfaedah
43
Mission Imposible Ala Arash Tan
44
Drama Cia
45
Istri Baperan
46
Serangan Dadakan
47
Kesalahan Besar
48
Terima Kasih
49
Keputusan Arash
50
Dilema
51
Peringatan Hugo
52
Frustrasi
53
Terlalu Baik
54
Pria Mawar Merah
55
Terungkap
56
Pelukan
57
Curiga
58
Pusing
59
Kompak
60
Ketahuan
61
Lupa Umur
62
Tunggu Aku
63
Kesimpulan
64
Kebobolan
65
Terima Kasih
66
Berita Mengejutkan
67
Berhak Tahu
68
Tidak Pantas
69
Menjaganya Bersama
70
PROMO NOVEL ON GOING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!