Ancaman William

Arash benar-benar berada dalam dilema. Di satu sisi dia ingin mempertahankan rumah tangganya. Namun di sisi lain dia juga tidak ingin menyakiti Helena terlalu lama. Permintaan cerai Helena membuat kepala Arash sakit.

"Helen, kita perlu bicara," Arash mengetuk pintu kamar sang istri. Dia ingin memastikan kalau perpisahan ini benar-benar keinginan Helena. Bukan karena emosi sesaat atau karena Helena marah pada dirinya.

"Apalagi?" jawab Helena ketus. Mengenakan gaun rumahan berwarna biru membuat penampilan Helena terlihat berbeda.

"Ikut denganku," pria itu tanpa permisi, menarik tangan Helena menuju kamarnya. Helena jelas berontak ketika Arash menariknya masuk ke kamar pria itu.

"Tunggu dulu, kenapa kita masuk ke sini?" protes Helena.

"Mau bicara....kau pikir mau ngapain?"

"Cepat katakan!" Helena menyilangkan tangannya di depan dada. Arash seketika menelan salivanya melihat bagaimana cantiknya dada Helen.

"Malah diam!" Raung Helena. "Duh galak bener ni cewek!" keluh Arash dalam hati. Bagaimanapun, pria itu pernah melihat sebagian dada mulus milik Helena. Dan itu terlihat begitu menggoda.

"Ini soal perceraian yang kau minta. Apa kau serius?" tanya Arash mulai berubah ke mode serius. Helena langsung menatap tajam pada Arash. Apa Arash pikir, dirinya tengah bermain-main dengan keputusan sebesar ini.

"Tentu saja aku serius. Jangan bilang kalau kau belum bicara pada papamu?" todong Helena.

"Memang belum," jawab Arash.

"Aku serius ingin bercerai denganmu. Jadi bicara secepatnya dengan papamu," Helena berbalik, lalu melangkah ke arah pintu.

"Kalau aku tidak mau?" Tiba-tiba Arash mencekal tangan Helena. Lalu menghimpit tubuh sang istri ke dinding.

"Apa yang kau lakukan?" desis Helena panik. Arash berada tepat di hadapannya. Dengan tubuh bagian depan saling menempel.

"Aku kan sudah resmi jadi suamimu. Tidak seperti waktu itu. Jadi aku boleh dong minta jatah," ucap Arash santai. Helena langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Arash.

"Jatah... di mimpimu!" detik berikutnya wanita itu menendang aset pribadi Arash. Membuat pria itu berteriak kesakitan.

"Helena ini masa depan kita," teriak Arash. Tapi Helena seolah tidak peduli. Wanita itu berlalu menuju pintu keluar.

"Bicara dengan papamu atau aku sendiri yang akan bicara padanya," ancam Helena.

"Busyet dah cewek satu ini," keluh Arash sambil menahan ngilu di bagian bawah tubuhnya. Selanjutnya pria itu menarik nafasnya pelan. Sepertinya dia tidak punya pilihan selain menuruti kemauan Helena.

Arash mendengus geram, ikutkan hati ingin mengikuti saran Ang dan Shan, bukannya berhasil malah ular kobranya kena tendang oleh sang istri. Apes bener hidup Arash.

****

"Jadi apa tujuanmu datang kemari?" tanya William, papa Arash. Hari itu, Arash sengaja datang ke kantor sang papa. Dengan tujuan ingin menyampaikan keinginan mereka untuk bercerai. Keinginan Helena sih sebenarnya.

"Persiapan pesta pernikahan kalian sudah hampir 85%. Gaun pernikahan Helena akan tiba minggu depan. Mamamu Valerie yang memilihkannya. Kalian tinggal fitting begitu mereka tiba. Meski mendadak untungnya hampir semua keluarga Liu bisa hadir," William tampak antusias dengan ceritanya. Sedang Arash malah tidak paham dengan apa yang sang Papa bicarakan.

"Pa....stop" Arash terpaksa menghentikan ocehan sang Papa.

"Ada apa? Apa kamu atau Helena punya permintaan khusus soal pestanya. Dekornya atau gaunnya atau apanya?"

"Pa....aku dan Helen ingin berpisah!" ucap Arash cepat.

Jedeerrrr, sama seperti Arash. Willian bak disambar geledek begitu mendengar perkataan Arash. Pria itu memicingkan matanya, menatap tajam pada sang putra.

"Apa yang sudah kau lakukan pada Helena?" tanya William tiba-tiba. Giliran Arash yang melotot ke arah papanya.

"Melakukan apa? Nyolek aja belum. Intinya kami ingin berpisah. Ingin bercerai. Helena tidak bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa memaksanya. Arash tidak mau menyakiti Helena terlalu lama" Arash memberikan alasannya.

"Atau kau sudah menyakiti Helena?" William bertanya penuh selidik.

"Astaga Pa, memangnya apa yang bisa aku lakukan pada Helena? Dia wanita paling keras kepala yang pernah aku temui. Dia tidak ada manis-manisnya jadi wanita," gerutu Arash.

"Sembarangan kamu kalau ngomong," potong William.

Keheningan sesaat menyelimuti ruang kerja William. Ketika dua pria itu sama-sama terdiam. Sama-sama berpikir. Bagaimana sebaiknya mengatasi masalah ini. Hingga tiba-tiba ucapan William membuat Arash terkejut.

"Papa tidak akan menyetujui perpisahan kalian. Dengan kata lain, kalian tidak boleh berpisah," ujar William tegas.

"Papa ini bagaimana sih? Bukannya mendukung perpisahan kami. Ini malah membiarkan kami tersiksa dalam pernikahan paksa ini. Tolonglah Papa mengerti keadaan kami, kami tidak bisa bersama. Kami hanya terus bertengkar, berdebat tidak ada habisnya," Arash menjelaskan setengah putus asa. Bagaimana bisa sang ayah malah menolak perpisahan mereka.

"Itu karena kalian belum saling mengenal. Kalian belum tahu pribadi masing-masing. Kamu harus lebih banyak mengalah pada Helena. Ingat....kau yang bersalah dalam ini,"

"Pa, kenapa semua kesalahan ditimpahkan kepada Arash? Memangnya Helena tidak bersalah. Dia juga salah Pa, masuk kantor orang tanpa permisi. Jadi jangan salahkan orang lain kalau menganggapnya pencuri. Wajar dong kalau Arash memberinya sedikit pelajaran,"

"Dengan niat untuk melecehkannya? Di situlah kesalahan terbesarmu Arash. Kau membuat Helena terlihat rendah di mata orang. Kau membuat orang berpikiran kalau Helena wanita murahan padahal tidak. Dan yang paling penting kau melukai harga dirinya,"

"Kau tahu itu sangat melukai harga diriku."

Sepenggal kalimat dari Helena kembali terlintas di pikiran Arash. Pria itu seketika menundukkan kepalanya. Tidak lagi berani memandang wajah William.

"Kau tahu kan Arash, Helena adalah tipe wanita yang sangat menjunjung tinggi harga diri dan kehormatannya. Meskipun tampilan luarnya begitu liar, tapi percayalah dia wanita yang baik. Mampu menjaga dirinya sendiri," lagi ucapan William seperti ribuan jarum yang menusuk hati Arash. Pria itu akhirnya sadar, kalau dirinyalah yang bersalah dalam hal ini.

"Tapi Helena bersikeras ingin berpisah,"

"Keputusan ada di tanganmu. Dalam rumah tanggamu kaulah pemimpinnya. Kaulah supirnya. Semua terserah padamu. Helena memang ingin berpisah tapi jika kau menolak. Dia bisa apa. Bahkan kalau dia sampai menggugat ke pengadilan. Mereka tidak akan mengabulkan gugatan cerainya selama kau mengatakan tidak ingin berpisah," tambah William.

Arash terdiam.

"Jalani saja dulu. Papa pikir ada alasan kenapa pernikahan ini sampai terjadi. Atau kalau kau memaksa ingin tetap berpisah....Papa tidak akan segan-segan membuang Cia jauh dari hidupmu,"

Mata Arash membulat seketika. Bagaimana bisa sang Papa menjadikan Cia sebagai alat untuk mengancamnya.

"Pa...apa ini tidak keterlaluan. Bagaimana bisa Papa mengancamku dengan menggunakan Cia," protes Arash.

"Hal yang paling kau membuatmu lemah saat ini adalah dia, jadi Papa akan menekanmu melalui dia," William menjawab enteng.

"Papa keterlaluan!" Maki Arash marah. Pria itu berlalu dari ruang kerja Willian.

"Jangan pernah berpikir untuk berpisah dari Helena. Camkan itu!" William berteriak. Bersamaan dengan pintu ruangannya yang di tutup keras oleh Arash.

"Bisanya main ancam saja!" gerutu Arash. Bisa dibayangkan betapa pusingnya kepala Arash. Helena sudah pasti akan marah besar padanya. Belum lagi Cia yang semakin mendesak, minta untuk segera ia nikahi.

"Siapa saja, tolong bunuh saja aku sekalian!" Teriak Arash dalam hati.

***

Episodes
1 Awal Mula
2 Kejutan Dari Cia
3 Kecurigaan Helena
4 Bertengkar Lagi
5 Sampai Kapan
6 Ceraikan Aku!
7 Ancaman William
8 Keputusan Arash
9 Runaway Helena
10 Malam Pertama Yang Tertunda
11 Penuh Masalah!
12 Sisi Lain Helena
13 Helena Sakit
14 Kamu Ke Mana Helena?
15 Helena Atau Brigitta?
16 Bukan Urusan Kalian!
17 Kesalahan Tanpa Akhir
18 Anak Itu Milikku!
19 Situasi Super Menegangkan
20 Terbongkar Juga
21 Tekad Evan
22 Kencan Low Budget
23 Misi Tidak Terencana
24 Drama Bantal
25 Kedatangan Evan
26 Sudah Terlambat
27 Kau Masuk Yang Mana?
28 Kencan Low Budget Jilid Dua
29 One Step Closer
30 Penawaran Rian
31 Terjadi Kembali
32 Membahagiakan Lo Rasanya
33 Anugerah Atau Bencana
34 I Love You, Helena
35 Obsesi Cia
36 SIM (Surat Izin Menikah)
37 Moodbooster Terampuh
38 Rahasia Arash
39 Bertemu Brigitta
40 Tes DNA
41 Helena Amara Liu
42 Perdebatan Unfaedah
43 Mission Imposible Ala Arash Tan
44 Drama Cia
45 Istri Baperan
46 Serangan Dadakan
47 Kesalahan Besar
48 Terima Kasih
49 Keputusan Arash
50 Dilema
51 Peringatan Hugo
52 Frustrasi
53 Terlalu Baik
54 Pria Mawar Merah
55 Terungkap
56 Pelukan
57 Curiga
58 Pusing
59 Kompak
60 Ketahuan
61 Lupa Umur
62 Tunggu Aku
63 Kesimpulan
64 Kebobolan
65 Terima Kasih
66 Berita Mengejutkan
67 Berhak Tahu
68 Tidak Pantas
69 Menjaganya Bersama
70 PROMO NOVEL ON GOING
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Mula
2
Kejutan Dari Cia
3
Kecurigaan Helena
4
Bertengkar Lagi
5
Sampai Kapan
6
Ceraikan Aku!
7
Ancaman William
8
Keputusan Arash
9
Runaway Helena
10
Malam Pertama Yang Tertunda
11
Penuh Masalah!
12
Sisi Lain Helena
13
Helena Sakit
14
Kamu Ke Mana Helena?
15
Helena Atau Brigitta?
16
Bukan Urusan Kalian!
17
Kesalahan Tanpa Akhir
18
Anak Itu Milikku!
19
Situasi Super Menegangkan
20
Terbongkar Juga
21
Tekad Evan
22
Kencan Low Budget
23
Misi Tidak Terencana
24
Drama Bantal
25
Kedatangan Evan
26
Sudah Terlambat
27
Kau Masuk Yang Mana?
28
Kencan Low Budget Jilid Dua
29
One Step Closer
30
Penawaran Rian
31
Terjadi Kembali
32
Membahagiakan Lo Rasanya
33
Anugerah Atau Bencana
34
I Love You, Helena
35
Obsesi Cia
36
SIM (Surat Izin Menikah)
37
Moodbooster Terampuh
38
Rahasia Arash
39
Bertemu Brigitta
40
Tes DNA
41
Helena Amara Liu
42
Perdebatan Unfaedah
43
Mission Imposible Ala Arash Tan
44
Drama Cia
45
Istri Baperan
46
Serangan Dadakan
47
Kesalahan Besar
48
Terima Kasih
49
Keputusan Arash
50
Dilema
51
Peringatan Hugo
52
Frustrasi
53
Terlalu Baik
54
Pria Mawar Merah
55
Terungkap
56
Pelukan
57
Curiga
58
Pusing
59
Kompak
60
Ketahuan
61
Lupa Umur
62
Tunggu Aku
63
Kesimpulan
64
Kebobolan
65
Terima Kasih
66
Berita Mengejutkan
67
Berhak Tahu
68
Tidak Pantas
69
Menjaganya Bersama
70
PROMO NOVEL ON GOING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!