“Ledakan apa itu, R?” L berbalik badan melihat ke arah asap yang membumbung tinggi.
“Aku juga tidak tahu, L. Mungkin ada kesalahan teknis sehingga membuat ledakan yang besar. R menutupi matanya yang sedikit silau terkena cahaya matahari.
Dengan keadaan bingung, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan pencarian mengenai diri mereka. Namun, L semakin lama, semakin penasaran dengan sumber ledakan yang baru saja terjadi.
“Aku ingin melihat sumber ledakan itu, R. Mungkin saja, ada informasi yang ikut meledak di sana. Apa kau yakin tidak ingin melihatnya juga?” L berusaha menggoda R.
R mengalah dan mengikuti permintaan dari L untuk pergi ke arah sumber ledakan. Jarak antara sumber ledakan itu dengan tempat R berdiri sekarang memanglah jauh. Namun, rasa penasaran mereka tidak tertahankan lagi.
Mereka mulai berlari menyusuri kota yang telah ramai dipenuhi masyarakat dengan keadaan panik melihat asap hitam di langit. Anak-anak kecil juga terlihat begitu gemetar ketakutan saat suara ledakan menggema di seluruh penjuru negeri.
Setelah beberapa waktu, mereka berdua akhirnya sampai ke sumber ledakan tersebut. Tampak api telah menjalar ke mana-mana, puing-puing pabrik telah berserakan di tanah. Terlihat pula pemadam kebakaran sedang memadamkan api yang akan menjalar ke tempat lain.
Mata L melotot melihat situasi ini. “Apa maksudnya semua ini? Pabrik itu hancur menjadi abu dengan api yang menyala-nyala membakar semua puing-puing bangunan. Siapa yang melakukan ini?”
“Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini semua, tetapi aku penasaran dengan motif yang menjadi tujuan penghancuran pabrik itu. Namun, penyebab meledaknya pabrik ini juga bisa di sebabkan oleh hal-hal lain.” R tampak memperhatikan api yang terus berkobar
Beberapa saat mereka memperhatikan pabrik yang telah hancur tersebut. Warga di sekitar tepat kejadian itu juga terlihat memperhatikan pemadam kebakaran, memadamkan jago merah yang menyala-nyala.
Tidak lama kemudian sebuah ledakan besar kembali terdengar. Asap hitam kembali memenuhi langit biru berawan. Seketika seluruh warga mendongak, mencoba melihat ke arah suara ledakan tersebut.
“L! Apa kau ingin melihatnya juga? Aku penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di sini. Barangkali kita menemukan sesuatu yang menarik.” R melirik ke arah L.
L menatap ke arah asap hitam di langit. “Aku juga penasaran. Kali ini apa yang meledak hingga menyebabkan suara yang sangat keras itu.”
Mereka berdua mulai melangkahkan kaki menuju ke sumber ledakan selanjutnya. Tentu saja dengan rasa penasaran yang telah bergejolak memenuhi hati mereka berdua. Sinar matahari yang terik pun tidak mereka pedulikan.
Setelah sampai di sumber suara, mereka berdua terlihat sangat terkejut karena lagi-lagi sebuah pabrik hangus terbakar. Sama seperti sebelumnya, pabrik ini terlihat porak poranda dan hancur berkeping-keping.
“Apa maksudnya ini, kenapa sebuah pabrik lagi-lagi terbakar seperti ini? Apa yang terjadi sekarang? Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menghancurkan pabrik-pabrik ini?” tanya L.
“Apa jangan-jangan, dia yang melakukan semua ini? Kita harus meminta penjelasannya, L.” R terlihat menerka-nerka pelaku dari semua masalah ini.
“Apa maksudmu? Dia? Kamu bercanda, kan? Tidak mungkin dia akan melakukan hal senekat ini.” L terlihat tidak percaya.
Beberapa saat kemudian, suara ledakan kembali terjadi. Suara yang begitu keras membuat warga kembali resah. R dan L yang mendengarnya kembali di buat terkejut. Dalam satu hari, telah terjadi lebih dari satu kali ledakan.
“Terjadi lagi? Kenapa ini?” L memasang ekspresi khawatir.
Lagi-lagi, sebuah ledakan besar membuat sebuah pabrik terbakar. R dan L sudah mulai lelah memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan poiboy. Berbeda dengan warga yang tampak ketakutan melihat kejadian tersebut.
“Cepat, L. Gunakan kekuatan milikku untuk menuju ke lokasi ledakan.” R menggunakan kekuatannya untuk mempercepat langkah mereka berdua.
Sesaat kemudian mereka sampai di pabrik yang tengah terbakar. Mereka memandangi api yang sangat besar melalap bangunan tersebut. Disituasi yang sama, mereka melihat Sensdor berjalan menjauhi pabrik itu.
“R, apa kamu lihat itu? Sensdor menjauh dari tempat ini. Apakah kita akan mengikutinya?” tanya L kepada R.
Dengan cepat R menghentikan langkah L. “Kita tidak perlu mencampuri masalah pribadinya. Kita juga tidak berhak ikut campur masalah dari negara ini. Seharusnya kita fokus saja pada tujuan awal.”
Langkah L berhenti ketika mendengar kalimat dari R. “Kau benar, seharusnya kita tidak mencampuri urusan orang lain. Jadi, apa yang akan kita lakukan?”
R mulai melangkah menjauh dari kebakaran pabrik, diikuti L dengan langkah pelannya. Mereka sudah tidak peduli lagi pada apa yang terjadi di negara ini. Mereka mulai mencari tujuan awal mereka yaitu petunjuk tentang dunia.
Kedua orang itu mulai berputar-putar kembali di tengah kota yang panik dengan adanya kebakaran pabrik. Beberapa saat kemudian kota mulai tenang, suara ledakan juga tidak terdengar lagi. R mengajak L untuk beristirahat di kursi panjang yang tidak jauh dari mereka.
L menaruh payung miliknya. “Kenapa kita tidak mendapatkan satu pun jawaban. Ini sangat sulit, jika saja kita memiliki petunjuk. Apalagi kita harus menghirup udara kotor dari kota ini, dadaku mulai terasa sesak, aku tidak terbayang nasib warga di sini yang menghirup udara kotor setiap hari.”
“Dada sesak, katamu? Kau bahkan tidak terlihat memiliki dada, hanya datar saja seperti papan,” jawab R dengan ekspresi datar.
“Da—dada datar?” L mengambil payung miliknya dan menghantamkan payung itu ke tubuh R. “Berbicara seperti itu kepada wanita sangat tidak sopan!”
Dengan cepat R menangkis payung L. “Kita seharusnya tidak membuang-buang waktu hanya untuk ini, lebih baik kita mencari petunjuk yang ada di negara ini.”
“Bukankah kau yang memulainya! Dasar, selalu egois seperti biasa.” L mulai berdiri.
Tidak lama kemudian, suara langkah kaki seekor kuda mencuri perhatian R dan L. Terlihat seorang prajurit dari kerajaan Poiboy yang mulai turun dari tunggangannya. Warga yang melihat hal itu mulai berkumpul dan prajurit mulai berteriak memberi pengumuman.
“Menurutmu apa yang akan dia katakan, R? Apakah ada hubungannya dengan pabrik itu?” L tetap memperhatikan prajurit itu.
“Bukankah sudah jelas, Pabrik yang terbakar karena ledakan, Sensdor yang meninggalkan lokasi kejadian dan sekarang pengumuman dari kerajaan. Motifnya juga telah kita ketahui sebelumnya, jika dia sudah mengambil tindakan maka dia juga harus siap menerima konsekuensinya. Namun, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan raja padanya.” R tetap duduk di bangku panjang dengan santai.
“Jadi kamu sudah menyadarinya sedari awal? Kenapa kamu tidak menghentikannya?” L melirik ke arah R.
“Apa kau pikir bila kita menghentikannya maka dia tidak mengambil tindakan? Bisa saja dia mengambil jalan lain yang lebih berbahaya demi tujuannya. Sekarang kita dengarkan dulu prajurit itu.” R membalas tatapan L dan membuat wanita itu mengerti.
Mereka berdua memperhatikan baik-baik pengumuman yang dikatakan oleh prajurit tersebut. Begitu juga dengan warga yang berkumpul, mereka mendengarkan dengan saksama agar tidak terjadi kesalahan informasi.
“Pelaku teror yang mengakibatkan terbakarnya pabrik sudah di tangkap. Dia adalah Tuan Sensdor.” Sontak hal itu membuat warga terkejut.
Warga yang mendengar pengumuman itu mulai gaduh dan bertanya-tanya mengenai alasan Sensdor melakukan pengeboman pabrik. Sebagian besar warga tidak percaya, lalu sebagian lainnya merasa kecewa dengan tindakan mantan raja mereka itu.
“Dimohon untuk tenang! Informasi penting selanjutnya akan saya sampaikan, jadi dimohon untuk tenang. Tuan Gabriel telah memberikan hukuman untuk Tuan Sensdor, yaitu ... hukuman m*ti.” Prajurit itu melanjutkan pengumumannya dan membuat seluruh orang yang mendengarnya tercengang.
R yang awalnya duduk langsung berdiri ketika mendengar kalimat dari prajurit itu. “Sensdor ... akan dihukum m*ti?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments