Tujuan Baru

“Siapa kau? Aku tidak memiliki urusan denganmu.” R memperingati perempuan itu tanpa berbalik badan.

Wanita itu perlahan mulai mendekat. Langkah kakinya yang terdengar berat membuat R mulai merasa tidak nyaman. R langsung berdiri dan berbalik badan. Ia melihat seorang wanita dengan payung hijau sedang menghampirinya.

“Sudah aku katakan aku tidak ada urusan denganmu. Kenapa kau sangat keras kepala? Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” R mulai marah.

“Sebelumnya aku melihat temanmu sedang berlari mencari seseorang, di saat itulah dia menabrak seorang bangsawan yang sedang mabuk. Tanpa basa-basi temanmu ditembak ....”

“Sudah aku katakan, apa tujuanmu kemari?” R memotong kata-kata wanita itu dengan perasaan yang sangat marah.

“Izinkan aku menjelaskannya terlebih dahulu.” Wanita itu membungkuk.

R yang melihat ketulusan wanita itu mulai luluh dan berusaha meredam emosinya yang meluap-luap. R mempersilahkan orang asing yang ada di depannya untuk menjelaskan apa yang telah terjadi sebelumnya.

“Saya ulangi, temanmu di tembak dan ia meninggal. Hal yang membuatku penasaran adalah, kenapa tiba-tiba kalian menghilang? Apa yang terjadi setelah temanmu ditembak, apakah itu ulahmu?” Wanita itu bertanya dan sedikit mendesak R.

R sedikit terkejut, ia tidak menyangka wanita itu bisa menyadari keanehan yang terjadi pada dirinya. Bahkan, R sendiri tidak mengetahui apa pun mengenai kenapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Setelah R merasa tenang, ia mengajak wanita tersebut masuk ke dalam rumah dan membicarakan hal tersebut secara pribadi. Wanita itu juga dengan senang hati menerima tawaran R.

Dengan santai wanita itu duduk dan menaruh payung miliknya yang sudah terlipat. Tatapan matanya tampak serius memandangi R. Sesaat kemudian wanita dengan rambut sepanjang bahu mulai memperkenalkan dirinya sendiri.

“Namaku adalah L. Aku berada di negara ini karena sedang mencari informasi mengenai diriku sendiri. Sejujurnya, aku tidak banyak mengetahui tentang siapa diriku. Ketika aku melihat dunia ini, ingatanku kosong.” L tampak menunduk.

R tersentak mendengar penjelasan L yang sangat mirip dengannya. Mereka sama-sama terbangun tanpa ada ingatan tentang diri mereka sendiri. Sesaat kemudian, R menceritakan tentang dirinya kepada L dengan nasib yang sama persis.

R juga menjelaskan bahwa ia memiliki tanda bintang pada tubuhnya. Secara kebetulan, L juga memiliki tanda bintang yang sama pada dadanya. Perbedaan bintang R dan L yakni jumlah bintang R adalah lima buah, sedangkan L hanya memiliki empat buah.

“Apa maksud dari semua ini?” R bertanya-tanya.

“Maafkan aku, tetapi aku sendiri juga tidak mengetahui jawabannya. Jika memang bintang ini memiliki sebuah rahasia, maka orang yang aku temui di sebuah negara juga sama seperti kita. Dia memiliki satu bintang di matanya, tetapi aku tidak mengetahui siapa dia,” tutur L.

“Lalu, apa kamu bisa menjelaskan mengenai hal aneh yang terjadi padaku di saat aku berada di kastil itu? Aku merasa, dunia ini berhenti total.” R kembali penasaran.

“Dari pengalamanku, saat aku memiliki tekad kuat untuk keluar dari negara tempat aku terbangun, di saat itulah sebuah pusaran air mulai tercipta, membuatku bisa berjalan menembus laut. Mulai saat itu, hingga sekarang aku bisa menciptakan dan mengendalikan air.” L menjelaskan kepada R mengenai pengalamannya.

R tampak sangat terkejut mendengar jawaban L atas pertanyaannya. Bagaimana mungkin seorang manusia mampu mengendalikan air. R menganggap L berbohong padanya dan ia tidak percaya dengan apa yang L katakan.

Namun, L sudah menduganya, setiap orang tidak akan percaya bila mendengar kebenaran seperti itu. Dengan percaya diri, L berdiri dan ingin memperagakan kemampuannya di depan R dengan tujuan membuat R percaya padanya.

“Jika dugaanku benar, kamu juga memiliki kekuatan khusus sama sepertiku. Sekarang, aku ingin memperagakan kemampuanku dan setelahnya kamu bisa memperbaiki sisanya. Jika aku benar, maka tidak akan terjadi apa-apa, tetapi jika aku salah, maka aku akan meminta maaf.” L menjelaskan.

“Apa maksudmu? Aku tidak memahaminya.” R ikut berdiri.

Suasana hening mengelilingi mereka. L sedang berkonsentrasi memusatkan kekuatannya pada tangan yang terangkat ke atas. Sebuah bola air mulai tercipta, perlahan mulai membesar setiap detiknya. Sesaat kemudian, air dari tangan L menyembur keatas dengan kekuatan yang sangat besar sehingga merusak atap rumah Shin.

Mata R seakan tidak berkedip melihat hal yang tidak bisa di percaya. “Apa yang kamu lakukan? Kamu merusak rumah ini!”

Air yang menyembur ke atas berubah menjadi layaknya hujan. “Bagaimana menurutmu? Apa kamu sudah mempercayaiku sekarang?”

“L! Apa maksudnya ini, kenapa kamu menghancurkan atap rumah ini!” R tampak sangat marah.

L menenangkan R. “Tenang dulu, jika dugaanku benar, maka kamu juga memiliki kemampuan spesial. Dari penjelasanmu sebelumnya, mungkin saja kamu memiliki kekuatan waktu.”

Suasana kembali hening untuk beberapa waktu. Air yang dibuat L masih terlihat menetes dari udara. Hawa dingin yang menyelimuti mereka membuat R seperti mematung untuk sesaat.

R tidak yakin sedikit tidak yakin akan kata-kata L. Namun, L tetap memaksa R untuk mencoba mengembalikan waktu atap rumah tersebut di masa sebelum hancur. R berpikir untuk tidak ada salahnya mencoba, ia memulai menyentuh puing-puing yang tergeletak di tanah lalu berusaha fokus mengembalikan keadaan atap itu.

R menghembuskan nafas. “Kembalilah ke bentuk semula!”

Secara mengejutkan, puing-puing atap rumah itu kembali keadaan semula. Semua seperti tidak terjadi apa pun pada atap rumah tersebut. R tampak tidak percaya dengan apa yang terjadi, sebaliknya, L tampak tersenyum karena dugaannya benar.

“Dugaanku ternyata benar. Kamu memiliki kekuatan waktu, R. Dengan begini kamu bisa menghidupkan kembali ....”

R memukul meja, memotong kalimat L yang belum selesai. “Shin sudah bahagia bersama keluarganya. Ia juga membenci dunia ini, aku tidak ingin ia kembali ke neraka ini. Jika aku mengembalikannya, sama saja aku menyiksanya.”

L tersenyum. “Hah ... padahal ini kesempatan bagus, ternyata kamu baik hati juga, tetapi aku mengagumi keputusanmu. Bagaimana jika kita berteman? Aku yakin kita bisa bekerja sama.”

R menerima tawaran L. Mereka bekerja sama untuk mencari informasi mengenai siapa mereka, kenapa mereka diciptakan dan apa tujuan pencipta mereka. L menanyakan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya kepada R.

“Sebelum aku mengatakan tujuanku. L maukah kamu menjelaskan keadaan dunia luar padaku? Aku sudah muak berada di negara ini, negara yang di pimpin oleh sampah seperti khasta raja hanyalah tempat sampah yang menanti waktu untuk dibuang. RSC hanya menanti kehancuran.” Emosi R terlihat memuncak.

L menjelaskan bahwa negara luar tidak jauh berbeda dengan RSC. Mereka memiliki masalah yang mirip-mirip, yaitu pemimpin mereka sama sekali tidak memedulikan keadaan orang yang berada di bawah mereka.

“Jadi, setelah mendengar penjelasanku. Apa tujuanmu selanjutnya? Apa pun yang akan kau lakukan, aku akan menemanimu. Aku juga sudah muak melihat dunia ini berisikan sampah seperti yang kau katakan.” L bertanya kepada R dengan tetapan yang tajam.

R menanggapi tatapan L. “Aku sudah memutuskannya. Besok akan menjadi awal mula baru!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!