Sebuah bayangan raksasa berenang melewati wahana yang membawa R dan L berlayar. Bayangan itu terus berputar-putar mengitari mereka dan memunculkan gelembung air dari bawah laut.
Sesekali terdengar suara erangan makhluk laut menemani suasana mencekam di malam hari. Kedua orang itu bersiaga menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi pada diri mereka.
“L kamu harus tetap waspada, apa saja bisa terjadi.” R memperingati L.
“Aku dengar, Lautan memiliki makhluk yang dinamakan monster laut. Mereka biasa berkeliaran di sekitar laut dalam pada malam hari. Namun, aku sendiri juga belum pernah melihatnya,” jelas L.
Seketika seekor ular laut berukuran sangat besar muncul dari bawah laut. Terlihat taring tajam yang menjulang ke bawah. Ular laut itu melirik ke hadapan mereka dan menganggap mereka berdua adalah mangsa.
R mencabut pedang caliburnya. “Aku akan mengurus ini. L, kamu cukup menonton saja.”
L menyilakan tangannya dan bersandar pada dinding wahana itu. Ia memperhatikan R dengan wajah yang tidak cemas sama sekali. L tahu betul kemampuan R, seekor ular tidak akan bisa menghentikannya.
Tanpa aba-aba, R mempercepat gerakan tubuhnya menggunakan kemampuan waktu miliknya. Ia berlari dengan kecepatan tinggi sehingga ia terlihat berlari di atas air. Sejurus kemudian, R menebaskan caliburnya ke perut ular raksasa itu.
Jelas sekali ular dengan ukuran yang sangat besar itu mengerang kesakitan dan mengeluarkan dar*h yang membuat air laut berubah menjadi merah. Dengan cepat R berlari menaiki tubuh ular laut tersebut.
Setelah sampai di atas kepala monster tersebut, R melompat setinggi yang ia bisa. Lalu mulai mengayunkan pedangnya dan jatuh tepat di kepala monster laut dengan bentuk ular itu. Tidak terduga, kepala ular tersebut putus lalu terjatuh ke dalam laut.
R segera kembali ke wahana yang terus berjalan tanpa berhenti. Dar*h ular tersebut menyebar ke dalam lautan dan membuat air berwarna merah. Aroma amis menyengat hidung R dan L.
Sesaat setelah mereka berdua ingin masuk kembali ke dalam wahana, air kembali berguncang. Kini, guncangan air semakin besar dari sebelumnya. Aroma dar*h membuat monster laut lain berdatangan.
“L, sesuatu yang lebih buruk dari sebelumnya akan terjadi sebentar lagi.” R kembali melihat ke arah lautan lepas.
L mengikuti gerakan R untuk memperhatikan lautan. “Aku juga merasakannya. Mungkin saja mereka tertarik dengan aroma dar*h dari monster yang sebelumnya kamu habisi.”
Sekelompok monster laut terlihat mendekati wahana mereka. Secara bersamaan Monster laut itu muncul ke permukaan. Bentuk-bentuk mereka terlihat seperti hewan laut, tetapi dengan ukuran yang sangat besar.
“Mereka tidak ada habisnya, ya. Aku akan mengurus yang di sebelah kanan, kau urus sisanya, L.” R kembali mencabut pedangnya dan meningkatkan kecepatan geraknya.
Dengan keahliannya, R tampak menari-nari di bawah sinar rembulan sembari menebas semua monster laut dengan calibur miliknya. Tangan yang awalnya bersih, kini bersimbah dar*h segar.
L juga tidak ingin kalah. Ia menciptakan bola-bola air berukuran besar di langit yang bersinar karena terangnya cahaya bulan. Sesaat kemudian L mengentakkan tangannya memberi isyarat untuk menembak.
Benar saja, seketika itu pula bola-bola air yang melayang di udara itu menembakkan air berkecepatan tinggi. Pemandangan itu terlihat seperti hujan meteor yang memat*kan. Serangan L berhasil menembus kulit monster laut di depannya akibat dari tekanan air yang dahsyat.
Mereka akhirnya berhasil mengalahkan semua monster laut yang berkumpul di dekat mereka. Nafas lega pun di tampakkan L karena energi miliknya terkuras akibat dari serangan sebelumnya.
R juga terlihat lelah setelah bertempur melawan hewan-hewan laut yang merepotkan itu. Ia dan L memutuskan untuk masuk ke dalam wahana untuk segera beristirahat. Perasaan mereka juga sudah mulai tenang karena tidak ada lagi monster yang datang.
“Ternyata pedang ini sangat hebat. Benda ini bahkan bisa menghabisi semua Monster laut itu. Tidak salah aku mengambilnya.” R bersandar pada dinding wahana.
“Kamu menemukannya di kastil kerajaan, kan? Sudah pasti itu bukanlah senjata biasa. Dilihat dari bentuknya, mungkin saja ini adalah sebuah senjata yang diwariskan dari generasi ke generasi.” Sahut L.
“Mungkin kau benar, aku menemukannya dalam keadaan tertancap pada sebuah batu. Aku berusaha menariknya, tetapi tidak bisa tercabut dengan mudah. Jadi, aku menggunakan kekuatanku untuk bisa mengambilnya.” R kembali menjelaskan.
L mendekat ke arah pedang yang di pegang oleh R. “Jika aku perhatikan secara saksama, ini seperti dalam lukisan di menara jam yang terletak di RSC.”
“Apa menurutmu, akan ada misteri baru? Seperti, apa hubungan pedang ini dengan kehancuran dunia. Apakah ada petunjuk lain yang bisa kita temukan?* R bertanya pada L.
L berdiri dan memasuki ruang tidur pada wahana tersebut. “aku juga tidak banyak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “
Mereka berdua memutuskan untuk beristirahat menunggu hati esok yang akan membawa mereka kepada jawaban atau pun pertanyaan baru mengenai dunia ini dan mengenai diri mereka.
Cahaya fajar mulai menerangi lautan yang luas. L dan R tidak bisa melakukan apa pun selain menunggu wahana ini sampai ke tempat tujuan. Beruntung, mereka telah mempersiapkan perbekalan perjalanan sebelumnya.
Mereka bertahan dalam wahana tersebut dalam waktu beberapa hari. Mereka belum juga menemukan pulau tujuan mereka. Sejauh mata memandang hanyalah air yang ada di dekat mereka.
Setelah lama mereka mengapung tanpa arah yang jelas di lautan. Akhirnya tampak sebuah pulau yang sudah tidak jauh dari tempat mereka saat ini. Namun, di lautan tersebut terlihat begitu banyak sampah mengapung.
“Tempat ini terlihat menjijikkan sekali. Lihatlah banyak sampah-sampah plastik yang berserakan di lautan lepas. Apa maksudnya semua ini? Kenapa mereka bisa membuang sampah ke lautan.” L tampak marah.
“Tenangkan dirimu. Jangan sampai kita dicurigai oleh orang-orang yang ada di pulau tersebut.” R menimpali perkataan L.
Perlahan bau busuk dari sampah yang mengapung mulai membuat R dan L mual. Mereka terlihat tidak tahan pada aroma tidak sedap dari sampah itu. Namun di sisi lain, mereka harus menahannya karena pulau selanjutnya telah berada di depan mata.
“Aku penasaran, apa yang sebenarnya terjadi di sini. Aku belum pernah datang ke tempat yang memiliki banyak sampah seperti ini. Ini hal yang baru bagiku.” L memberitahu R tentang perjalanannya.
“Berarti dunia ini sangat luas, ya. Bahkan kamu belum menjelajahi seluruh dunia. Maaf, walaupun terlambat, tetapi aku ingin tahu tujuanmu yang sebenarnya, L.” R mempertanyakan beberapa hal kepada L.
“Tujuanku adalah bisa melihat seluruh dunia dan mencari tahu kebenaran mengenai diriku sendiri.” L tampak memandangi langit.
Akhirnya mereka sampai di tempat yang telah lama mereka nanti. Setelah wahana itu berhenti dengan sempurna, R dan L pun turun dan segera menyelidiki tempat itu. Mereka sangat terkejut saat baru pertama kali melihat negara itu.
“Apa yang telah terjadi di sini? Kenapa bisa jadi seperti ini?” L sangat kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments