L A 7 - Kesempatan Kedua
Sesampainya di markas Guild Shardpterans, Leo merasakan hawa membunuh dari dalam. Menyadari bahwa kemungkinan besar dia dijebak, Leo hanya berdiri didepan pintu markas Guild Shardpterans sampai seorang pria membuka pintu dan menghampirinya.
“Apa yang kau lakukan pada tengah malam seperti ini bocah?” tanya pria tersebut yang tidak lain adalah Evan, tangan kanan Laxus sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Guild Shardpterans.
“Aku kemari karena Paman Laxus.” Leo pun menjelaskan kepada Evan mengenai ujian masuk yang dimaksud Laxus.
Seketika ekspresi Evan berubah seperti orang yang tidak suka pada kehadiran Leo. Bahkan hal ini membuat Leo risih karena tatapan Evan lebih kearah kecemburuan.
“Baiklah, sebaiknya kau masuk kedalam. Karena Ketua Laxus memberikanmu perlakuan khusus, maka aku juga sama. Kalahkan satu penyihir dan ambil tempatnya di Guild Shardpterans. Cukup mudah bukan?” jelas Evan singkat, padat dan jelas.
Namun maksud Evan yang sebenarnya adalah pertarungan hidup mati yang jelas akan dimenangkan anggotanya. Evan sendiri tidak mengetahui seberapa kuat Leo dengan kemampuan mata Shinigami. Jelas Evan salah memilih orang walaupun Leo masih berumur lima belas tahun, tetapi dikehidupan sebelumnya Leo sudah terbiasa dengan semua ini.
“Baiklah.” Leo penuh percaya diri masuk kedalam markas Guild Shardpterans.
Lalu Evan menjentikkan jarinya seketika puluhan orang keluar menunjukkan dirinya di hadapan Leo. Mereka semua menatap dingin Leo dan beberapa dari mereka bahkan mengeluarkan aura pembunuh.
“Aku ingin salah satu dari kalian bersedia menjadi lawan bocah ini. Aturannya mudah, jika bocah ini mengalahkan kalian, maka dia akan mengambil tempat kalian disini, begitu sebaliknya,” ucap Evan.
Tak lama seorang pria yang memakai kacamata maju dan tersenyum meremehkan Leo.
“Kalau begitu aku yang akan menjadi lawanmu!” Pria itu tidak menutupi nafsu membunuhnya bahkan Evan tersenyum licik mengetahui itu.
Leo yang merasa tidak diuntungkan dan sejak awal dijebak hanya bersikap tenang bahkan saat Evan memimpin jalannya pertandingan dan memulainya.
‘Menggunakan kemampuan fisik Xeon sepertinya cukup.’ Leo membatin saat melihat lawannya melepaskan aura sihir dalam jumlah besar.
Aura sihir itu berubah menjadi petir dan menyatu dengan tangannya. Setelahnya pria itu melompat kearah Leo dengan pukulan terkuatnya.
“Tinju Dewa Petir!”
Semua penyihir termasuk Evan bersorak namun Leo dengan tenang menangkisnya menggunakan tangan kanan hingga suara patah tulang menggema keras.
KREK!!!
“Mati kau bocah-” Pria itu berteriak lantang sebelum dia menyadari tangan kanannya bengkok, “Eh?”
“Argh! Tanganku!” Seketika pria itu panik dan menatap Leo tajam.
“Tinju Dewa Petir? Kau...” Leo menatap lawannya yang terduduk di tanah, “Bercanda juga ada batasnya. Apa kata dunia jika tinju seorang Dewa ditahan dengan mudah oleh seorang manusia?”
Perkataan Leo membuat pria itu berdiri dan kembali menyerang. Namun sebelum menyentuh tubuh Leo, pria tersebut terkapar di tanah saat Leo menendang kepalanya.
“Wakil Ketua, apa aku lolos?” Lalu Leo menatap Evan yang tercengang.
“Eh? Lolos? Ini tidak mungkin?” Evan masih tidak percaya.
“Maaf saja bocah! Kau tidak akan lolos karena kau akan mati disini!” Evan melepaskan aura sihir dan menatap Leo dingin.
“Ketua Laxus harusnya puas dengan diriku dan tidak butuh partner yang lain! Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu!” Evan menciptakan sejumlah pedang yang berterbangan diudara dari aura sihir yang dia manipulasi.
“Hah? Apa kau gila? Jadi paman itu...” Leo memperhatikan bagaimana Evan memanipulasi aura sihirnya, “Walau aku masih muda, tetapi aku normal. Maaf saja, sebelum paman sialan itu menyentuhku, dia akan kubunuh.”
“Mulutmu itu akan kurobek bocah!” teriak Evan.
“Cih! Dasar gila!” umpat Leo.
Tak lama puluhan pedang yang berterbangan itu mengejar Leo. Bukan hanya pedang namun semua anggota Guild Shardpterans mengincar dirinya.
“Kalian semua pecundang. Mengeroyok seorang bocah, apa kalian tidak mempunyai harga diri?” Leo tersenyum mengejek.
Kemudian mengeluarkan aura sihir Phoenix sebelum setengah tubuhnya terbakar dengan dua sayap api yang tercipta di punggungnya.
“Phoenix... Tidak... Apa kau berasal dari Kerajaan Phoenix?” Evan berkeringat dingin melihat perubahan wujud Leo.
“Tidak, aku bukan berasal dari Kerajaan Phoenix melainkan Kerajaan Avalon.” Leo menjawab.
“Avalon katamu?” Evan menjadi waspada saat melihat Leo menghancurkan pedangnya dan membunuh anggotanya.
“Itu tidak penting karena kau akan mati, pria aneh!” Leo melepaskan aura sihirnya lebih besar sebelum menciptakan sepuluh pedang dari aura sihir dan memotong para penyihir yang menyerangnya.
Mengetahui setiap teknik sihir yang mereka punya Leo dapat menyalin dan menggunakannya, akhirnya Evan tersadar tentang cerita kuno mata Shinigami.
“Jangan bilang itu adalah mata Shinigami...” Evan tidak dapat bergerak saat melihat seluruh anggotanya mati.
Leo menatap Evan dan tidak akan mengambil nyawa pria tersebut dengan mudah karena dia mengetahui Evan memiliki banyak informasi yang ingin dia ketahui.
“Ryuuen...”
Leo mengeluarkan wujud Dewa Kematian Ryuuen dihadapan Evan dan menatap dingin pria tersebut.
“Monster!” Evan panik dan tak lama kedua tangannya dipegang Dewa Kematian Ryuuen.
“Katakan padaku semua yang kau ketahui tentang Akademi Carta, Kerajaan Sylv dan informasi tentang Ratu Sylv!” Leo mengancam dan mengeluarkan aura yang sangat pekat.
Evan berniat menggigit lidahnya namun ia tidak bisa melakukannya.
“Berniat bunuh diri? Kau tidak bisa melakukannya. Sekarang kau berada dibawah kendaliku. Aku akan menyiksamu secara perlahan,” ujar Leo.
“Aku... Aku... mencintai Ketua Laxus!” ungkap Evan.
“Hah? Aku tidak menanyakan itu bodoh! Siapa yang tertarik dengan hubungan antar pria! Dasar gila!” sahut Leo lalu menciptakan pedang dan menusuk perut Evan.
“Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan. Semakin cepat kau mengatakannya,, maka semakin cepat aku membunuhmu!”
Tak lama Evan dengan penuh ketakutan memberitahu semua informasi yang Leo inginkan kepada Leo termasuk masalah internal keluarga bangsawan dan Kerajaan Floral. Selang beberapa menit sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Evan memberitahu kepada Leo lokasi penyimpanan harta Guild Shardpterans dan dokumen penting.
Leo segera mengambil dokumen yang menurutnya penting hingga ia tidak sengaja menemukan peta serta daftar target pembunuhan Raja Marcus Floral. Leo pun mengambilnya dan dengan menggunakan teknik sihir milik Dewa Kematian Ryuuen, Leo menyimpannya kedalam ruang penyimpanan tak terbatas yang bernama Skill Pemangsa.
Penyimpanan harta kekayaan Guild Shardpterans juga tak luput dari jarahan Leo. Setelah itu Leo sengaja membakar markas Guild Shardpterans untuk membuat kegaduhan sebelum kembali ke kediaman Laxus.
Namun sebelum sampai di kediaman, Leo mendengar percakapan penduduk kota yang mengatakan ada eksekusi publik di pusat kota. Leo pun segera menuju kesana dan dia menemukan Eugene yang sudah tidak bernyawa.
Pemandangan kematian Eugene mengingatkan Leo pada kehidupannya yang lama dimana dia tidak bisa melindungi Mugen walaupun berhasil membunuh seluruh anggota geng Sayap Iblis.
Leo tanpa sadar tertawa histeris dan berkata, “Kadang ada kesempatan kedua untuk melakukan hal yang sama.”
Tanpa mempedulikan sekitarnya yang menatap dirinya, Leo larut dalam perasaannya sebelum suara Laxus menyadarkan dirinya.
“Leo... Apa yang kau lakukan disini? Apa kau berhasil melewati ujian itu?!”
Leo berhenti tertawa dan langsung menatap kearah sumber suara. Disana dia menemukan Laxus bersama Amaro dan Carlos yang dijaga oleh dua orang.
“Keparat aku akan membunuhmu!” Seketika api menyebar ditubuh Leo sebelum para penduduk berlari ketakutan karena melihat Leo.
“Lihat! Ada kebakaran dari arah Guild Shardpterans!” Salah satu penduduk berteriak menunjuk bangunan yang terbakar dan langit yang memerah.
Laxus pun menyadari ada yang tidak beres disini sehingga dia menatap Leo dengan waspada.
“Sepertinya kau bocah bukan sembarangan bocah.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
DewaSistem05
ceritanya lucu top
2023-05-25
1