Silakan Dibaca.
“Lautan!!” Ryuto berkata dengan penuh semangat. Megu dan Rias tertegun dan terpana dengan keindahan lautan tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa permukaan biru tersebut ialah lautan.
Di dunia tempat mereka berada, lautan itu ialah awan putih yang sangat luas. Inilah yang menjadi bayangan keduanya semenjak tadi.
“Apakah ini benar-benar lautan, Tuan Muda? Bukankah lautan itu berwarna putih bergelombang?” tanya Megu dengan penuh rasa penasaran. Ia belum pernah melihat lautan biru.
“Eh...” Ryuto memutar otaknya dan akhirnya tahu. Ia dengan ringan berkata, “Mereka adalah lautan, mirip dengan lautan putih. Namun, bentuknya berbeda dari tempat kita berada.”
Megu dan Rias mengangguk dengan bodoh. Ryuto yang melihat itu hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. “Lebih baik kita pergi ke sana, nanti kalian akan mengetahuinya sendiri.”
Ryuto kemudian, memulai beberapa persiapan untuk turun dari gunung. Megu dan Rias mengikutinya dengan cepat. Mereka tidak memerlukan waktu yang begitu lama untuk turun dari gunung.
Tepat saat di dasar gunung, hanyalah ada padang rumput seluas seratus meter dari pegunungan. Kemudian, ujung dari padang ialah pasir pantai.
Ryuto dan kedua pelayan pribadinya segera menuju ke arah pantai, mereka juga mengambil beberapa bahan yang digunakan untuk membuat makanan nantinya.
Hanya butuh beberapa menit, ketiganya tiba di pantai. Pandangan mereka menyapa pesisir pantai tersebut dan melihat dua tebing yang mengapit lengkungan tempat pantai berada.
Ryuto sendiri berseru dalam hatinya, bahwa lingkungan dan lokasi di pantai tersebut, memanglah cocok untuk digunakan sebagai tempat pariwisata.
Megu dan Rias memandang dengan mata yang melebar. Mereka terpesona akan keindahan pantai tersebut. Meski begitu, mereka segera sadar dan tersenyum dengan senang.
“Indah!” Megu mengagumi pantai tersebut, ia ingin mencoba naik ke tebing dan melakukan lompatan menuju ke lautan biru di depannya itu.
“Kamu benar, pantai memanglah tempat yang indah.” Ryuto jatuh cinta dengan keindahan pantai. Ia kemudian bertanya kepada keduanya. “Apakah tempat portal ini dapat kumiliki?”
Megu dan Rias jelas terkejut dengan perkataan tuan mudanya tersebut. Dalam hidupnya baru kali ini melihat tuan muda menginginkan sesuatu yang baru.
“Untuk memiliki tempat ini, Anda harus mendapatkan batu kristal portal, Tuan Muda.” Megu berkata dengan pelan, ia tidak ingin tuan mudanya mengambil kristal tersebut, karena lawan yang ia akan hadapi sangatlah kuat.
“Kemungkinan tidak sesederhana itu, bukan?” tanya Ryuto, ia melihat Megu yang sedikit enggan. Jelas ada sesuatu yang perempuan itu rahasiakan.
“Itu benar, Tuan Muda. Kristal portal tersebut di jaga oleh monster yang memiliki kekuatan mengerikan. Anda sendiri seharusnya memahami bahwa ini adalah portal merah yang berarti monster di sini ialah monster kelas S.”
Ryuto mengangguk, ia memahami betapa seriusnya masalah tersebut. Ia belum bisa mengatasi monster kelas S.
Ia hanya dapat mengatasi monster kelas C paling rendah dan B paling tinggi. Sementara A ke atas ia masih belum yakin, apakah bisa bertahan tanpa cedera apa pun.
Ryuto memandang ke arah dua pelayan pribadinya tersebut. Ia tersenyum, lalu pergi menuju ke arah tepi pantai. Ia ingin merasakan kembali air laut yang berasal dari dunia sebelumnya.
“Sebelumnya, kita memiliki kekuatan nafas dalam air, bukan?” tanya Ryuto, ia memandang ke arah Megu dan Rias, selepas tiba di tepi pantai.
Megu dan Rias tertegun, itu benar. Apa yang dikatakan tuan mudanya benar, mereka memiliki kemampuan manusia ikan.
Juga, keduanya ingat bahwa status mereka juga naik menjadi istri, karena hal tersebut.
Namun, memikirkan kembali adegan sebelumnya. Wajah keduanya memerah, mereka benar-benar tidak menyangka bahwa tuan mudanya dapat menghancurkan mereka sampai pingsan.
Ryuto menatap aneh kepada kedua pelayan pribadinya, ia bertanya dan jawab. Namun, berikutnya mereka memerah, jelas Ryuto sedikit bingung.
Ryuto menaikkan bahunya dan tidak memikirkannya kembali. Ia segera melompat dan terjun ke arah air laut.
Megu dan Rias tertegun, lalu keduanya berlari menuju ke arah laut dan ikut terjun ke bawah. Namun, satu hal yang mereka lupakan ialah, mereka tidak dapat berenang.
***
Biru lautan yang meluas, mengandung berbagai misteri. Ryuto yang terjun ke dalam lautan, terpana dengan apa yang dilihatnya kali ini.
Seluruh lautan di penuhi dengan berbagai ikan aneh. Semuanya besar dan panjang, bahkan ukuran terkecil sendiri sebesar hiu normal di aslinya.
Berbagai ikan sendiri tengah berenang bebas, seolah-olah mereka tidak takut akan mangsa yang akan menyerang.
Ryuto juga melihat adanya terumbu karang yang begitu besar, berbeda dengan dunia sebelumnya ia berada.
‘Benar-benar lautan yang luas, apakah ini keindahan dari lautan di portal merah.’ Ryuto berkata dalam hati, ketika ia tidak menemukan ujung dari dasar laut, serta ujung dari lautan di depan matanya.
“Ahhh, tolong aku!” teriak sebuah suara yang dikenal Ryuto, ia berbalik dan melihat Megu serta Rias tenggelam. Mereka berdua tidak bisa mengendalikan tubuhnya di lautan.
Ryuto sendiri tertawa melihat kedua pelayan pribadinya tidak bisa bergerak dalam lautan. Ia segera menggerakkan kaki dan tangannya dengan ringan, kemudian seluruh tubuhnya melesat menuju ke arah Megu dan Rias berada.
Ryuto takjub dengan kecepatan yang ia hasilkan, ia tidak menyangka bahwa sekali dayung sangatlah tinggi. Namun, saat berikutnya ia menjadi biasa karena mengingat dirinya yang cepat di lautan sebelumnya.
Tiba di dekat Megu dan Rias, Ryuto segera meraih keduanya dan mulai berkata, “Mulailah melemaskan tubuh terlebih dahulu.”
Megu dan Rias mengangguk, kemudian keduanya melemaskan seluruh tubuhnya. Ryuto segera melepaskan pelukan dan melihat kedua pelayannya tengah melayang di air.
“Kemudian, mulailah gerakan kaki dan tangan tanpa memberikan beban ke tubuh.”
Megu dan Rias segera menggerakkan tubuhnya. Mereka pelajar cepat, sehingga hanya dua kali percobaan, mereka segera beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kedua pelayan tersebut memandang ke arah tuan mudanya dan berkata sambil tersenyum. “Terima kasih, Tuan Muda!”
Ryuto mengangguk, kemudian ia memastikan bahwa mereka berdua benar-benar beradaptasi, sebelum berbalik melihat ke arah lautan dalam.
“Kita akan berenang ke dalam sana. Apakah kalian sudah bisa mengendalikannya?” tanya Ryuto, kedua pelayan pribadinya mengangguk tanda bahwa mereka sudah dapat mengendalikan kekuatan barunya.
Ryuto tersenyum dan mulai melaju menuju ke kedalaman lautan, diikuti oleh kedua pelayan pribadinya.
Namun, saat mereka akan semakin menuju ke area gelap. Sosok ikan besar mulai menghalangi perjalanan ketiga manusia itu. Ia memperlihatkan gigi putihnya yang runcing dan tajam.
Ryuto, Megu dan Rias berhenti dalam sekejap, ikan besar abu-abu itu menggoyangkan ekornya dan matanya semakin menyipit, diikuti niat membunuh yang kuat.
Ryuto tertegun melihat ikan tersebut, karena ikan di depannya itu merupakan predator yang memiliki indra penciuman bau darah yang sangat kuat.
“Hiu!”
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Sei
heloooo
2023-01-11
0
Eros Hariyadi
Like..😄👍
2022-12-18
0
Muhammad Adi Ramadhani Prabowo
lanjut thor
2022-11-15
0