Silakan Dibaca.
Di dalam portal merah, Ryuto dan kedua pelayannya tengah memanggang daging beruang merah. Ia membolak-balikkan daging tersebut agar cepat matang.
Sementara Megu dan Rias, mempersiapkan piring yang mereka bawa sebelumnya. Entah mengapa mereka berdua selalu membawa beberapa piring ke dalam cincin penyimpanan.
Ryuto terkejut, melihat bahwa ada cincin penyimpanan di dunia kedua. Namun, menurut penjelasan Megu dan Rias. Ryuto mengangguk paham, ia mengerti bahwa dunia sudah mengalami kemajuan hal teknologi.
Di saat ketiganya sedang asyik memanggang dan menunggu matang. Ponsel Ryuto berdering, hal ini membuat dirinya terkejut.
“Mengapa ponselku bisa di panggil?”
“Seharusnya tidak bisa, Tuan Muda. Namun, jika itu nomor yang Anda kenal, berarti dunia luar dapat menghubungi kita.”
“Tidak, nomor ini tidak dikenal, juga sebuah nomor yang tidak pernah ada.”
“Tuan muda, coba angkat saja.” Megu berkata dengan tatapan menyusut, entah mengapa perasaannya mengatakan bahwa seseorang yang memanggil itu, akan sangat penting nantinya.
“Oke...” Ryuto menekan terima dan ia langsung bertanya, “Halo, dengan siapa ini?”
Hening, tidak ada suara dibalik panggilan tersebut. Hanya saja Ryuto mendengar suara isak tangis dari seorang perempuan.
Ryuto mengerutkan keningnya dan berikutnya, ia mendengar suara yang sangat dirinya kenal.
“Ryuto...” lirih suara perempuan tersebut, Ryuto jelas terkejut dan ia berseru dengan heboh.
“Ibu!!” Teriakan Ryuto terdengar oleh Megu dan Rias, kedua pelayan itu melebarkan matanya, jelas mereka tidak menyangka bahwa dunia luar dapat menghubungi dunia portal.
“Ryuto, apakah kamu baik-baik saja di dalam? apakah Megu dan Rias baik-baik saja? Apakah... Apakah kamu-“
“Ibu berhenti dulu, kamu terlalu banyak pertanyaan. Juga, jangan terlalu khawatir. Aku baik-baik saja dan juga aku sudah dewasa.”
“Bagi ibu, kamu tetaplah anak kecil!” tegas Kyoka, ia benar-benar mengkhawatirkan putranya. Hal ini karena, ia hanya memiliki satu putra saja sekarang.
Ryuto menghela nafas tak berdaya, kemudian ia mulai bertanya, “Apakah kamu sudah makan, bu?”
Kyoka tersentak, ia kemudian berbohong kepada Ryuto. “Aku sudah makan, Nak.”
“Kamu berbohong, Bu. Aku bertanya-tanya, apakah ini benar-benar ibuku? Jika benar, pasti ia akan jujur.” Ryuto berkata dengan nada datar.
Kyoka tersentak, ia kemudian tersenyum kecut dan berkata, “Belum, semenjak kamu pergi. Aku belum makan sama sekali.”
Ryuto menghela nafas, benar apa kebanyakan orang. Perempuan yang paling mengkhawatirkan ialah seorang ibu.
‘Jika terus begini, akan membahayakan dirinya.’ Ryuto berpikir dan berkata, “Bu, makanlah. Juga tentang diriku, jangan khawatir. Jika, Ibu mengkhawatirkan diriku selalu, bagaimana aku bisa berkembang nantinya.”
Kyoka sedikit terkejut dengan jawaban dari putranya. Ia berpikir-pikir mengapa putranya seperti terobsesi akan kekuatan, apakah ada sesuatu yang dirinya kejar.
“Nak, apakah kamu mempunyai sesuatu yang ingin dilakukan? Semenjak perubahanmu, aku hanya melihat kamu lebih memilih memperkuat dirimu. Apakah kamu memiliki musuh?”
Ryuto terkejut dengan pernyataan itu, memang benar apa kata ibunya. Semenjak ia berubah menjadi tubuh babi, ia selalu mengejar kekuatan dan kesempurnaan tubuh.
Adapun mengapa ia harus menjadi lebih kuat? Itu jelas, untuk menyelamatkan para istrinya. Namun, Ryuto tidak bisa mengatakan hal itu untuk saat ini.
“Bu, suatu hari aku akan memberitahu tentang itu. Aku memerlukan kekuatan untuk melindungi apa yang kumiliki dan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.”
Mendengar pernyataan putranya itu, Kyoka melebarkan matanya. Kalimat putranya sangat dalam dan penuh akan makna. Kyoka seketika menjadi serius, ia memang sudah memiliki tebakan, tetapi Kyoka tidak ingin sembarangan menebak sebelum banyak bukti.
“Ya, kalau kamu memang terobsesi dengan kekuatan, ibu akan mendukungmu. Ingat, keluarga kita akan selalu mendukungmu. Namun, ibu minta satu syarat, yaitu kembalilah pulang.”
Ryuto tertegun, ia kemudian tersenyum penuh arti. “Tentu saja aku akan keluar. Portal merah tidak bisa menghalangiku.”
Kyoka tersenyum senang. Putranya percaya diri, artinya bahwa ia bisa menyelesaikan masalah yang menghadapinya tersebut.
“Kalau begitu, kita akhiri panggilan. Untuk hadiah, mungkin aku akan berikan nanti, ketika kamu kembali.” Kyoka berkata dengan nada menggoda.
Ryuto menahan nafas, ia benar-benar tidak tahu mengapa ibunya tersebut sangatlah agresif. Namun, Ryuto segera menggelengkan kepalanya. Pikirannya selalu menjadi pilihan. Melakukan atau tidak, dua ini sangat susah ia pilih.
“Ya, kunantikan hadiahmu, Bu.” Ryuto berkata dengan gugup, sehingga mengundang tawa dari ibunya tersebut.
Ryuto menghela nafas, pesona wanita memang tidak ada batas. Apalagi wanita yang tetap memiliki tampilan sama dengan waktu mudanya.
“Oh, sebelum itu. Bisakah berikan kepada Megu dan Rias, kami ingin berbicara.” Kyoka berkata dengan nada serius, kemudian Ryuto memberikan ponsel itu kepada Megu dan Rias.
Kedua itu tidak melakukan panggilan di satu tempat dengan Ryuto, mereka melakukan panggilan seratus meter dari Ryuto, sehingga tuan mudanya itu tidak mengetahuinya.
Ryuto tidak peduli, ia hanya membalikkan daging panggangnya berkali-kali, kemudian memberikan beberapa bumbu tambahan, sehingga daging cepat matang.
Selesai melakukan semuanya, tak butuh waktu lama untuk daging siap saji. Ryuto sendiri memandang ke arah Megu dan Rias yang sudah kembali dari panggilan bersama dengan ibunya.
“Apakah sudah?” tanya Ryuto, kedua pelayannya mengangguk dan menyerahkan ponsel tersebut. Ryuto segera menyimpannya ke dalam penyimpanan khusus.
Ryuto segera memberikan daging kepada kedua perempuan itu. Namun, Ryuto melihat bahwa keduanya semenjak tadi tersenyum sendiri dan ketika keduanya ditatap, mereka menunduk.
‘Apa yang sedang terjadi dengan mereka berdua? Apakah ini akibat ibu? Pasti aneh-aneh, melihat wajah mereka memerah. Pasti ibu ingin keduanya menjadi istriku.’
Ryuto segera menghela nafas, ia tidak terlalu peduli jika menambah perempuan. Dua juta sendiri masih kurang baginya dulu. Entah mengapa ia benar-benar perlu mengumpulkan banyak perempuan seperti sebelumnya.
‘Pikirkan nanti, ingatan Kurokami sepertinya juga disegel beberapa. Aku merasakan belenggu segel ingatan itu. Seharusnya seseorang yang berada di Dunia puncak yang memiliki.’
Ryuto menatap ke atas langit, ia segera menggelengkan kepalanya dan mulai memakan makanan yang sudah siap santap tersebut.
***
Di luar portal merah, para ahli pakar lain sudah mulai membentuk tim untuk menyelidiki setiap portal merah yang ada. Mereka bekerja keras karena penemuan baru, masihlah hangat.
Di ruangan keluarga Akugawa, hanya terdapat dua orang saja. Mereka tidak memakai sehelai kain apa pun, mereka tengah melakukan hubungan badan.
“Kyoka, kamu sepertinya menjadi lebih nakal?” tanya sosok laki-laki yang tak lain ialah Yuro.
“Sayang, jangan menggodaku. Aku ingin memberikan putraku sesuatu yang baik. Ahh,” kata Kyoka dengan nafas yang memburu.
Yuro sendiri tersenyum mendengar kalimat itu, apa yang diinginkan Kyoka jelas ia tahu. Kemudian, Yuro mengangkat Kyoka, yang membuat wanita itu terkejut.
“Mengapa kamu berhent- Kyaa!” Kyoka tersentak, ia tidak mengira Suaminya akan membalikkan tubuhnya dan entah mengapa ia menjadi takut.
“Karena kamu ingin memberikan itu, maka mari kita sedikit bermain kasar.” Yuro memegang tali khusus. Kyoka jelas tahu tali apa itu, ia akhirnya paham dan telah membuat Yuro serius.
“Tunggu, Sayang.., Ahhh!” Kyoka tersentak ia memutar matanya ke belakang dan tubuhnya melengkung. Cairan aneh keluar dari tubuhnya.
Yuro menyeringai, kemudian menarik tali sehingga cairan tubuh itu semakin deras, membuat Kyoka menggeliat di ranjang.
“Mari kita mulai, ronde kedua!”
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Danang Dije
woghhh....
2023-01-19
3
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
apa ini
2023-01-03
1
Lari Ada Wibu
....
2022-11-27
2