Silakan Dibaca.
Memasuki Mansion, Ryuto dan kedua orang tuanya melangkah menuju ke ruang perpustakaan keluarga. Hal ini membuat Ryuto memiliki tanda tanya di benaknya.
Namun, di saat orang tuanya mengubah beberapa lokasi buku tertentu. Dua rak buku di perpustakaan seketika bergerak ke kanan dan kiri, membentuk jalan menuju ke ruangan yang gelap.
“Mari masuk!” Yuro memerintahkan kepada Kyoka dan Ryuto masuk ke dalam ruangan gelap tersebut.
Ryuto sendiri terkejut dalam hatinya. Ia tidak menyangka keluarganya sendiri begitu banyak memiliki rahasia, hal ini jelas membuat ia penuh akan rasa ingin bertanya kepada kedua orang tuanya.
Namun, Ryuto tahu bahwa belum waktunya untuk bertanya. Ia perlu mengetahui energi aneh yang memasuki tubuhnya tersebut.
Yuro seketika menjentikkan jarinya dan obor yang berada di ruangan menyalakan api dalam sekejap.
“Jadi, mari kita duduk terlebih dahulu, Ryuto. Aku akan menjelaskan keseluruhan tentang kekuatan yang kamu dapatkan, tetapi bisakah kamu menjawab satu pertanyaan dariku?”
Ryuto entah mengapa merasa tidak nyaman ketika mendengar ucapan dari ayahnya tersebut. Ia bertanya-tanya apakah dirinya ketahuan. Namun, ia segera menggelengkan kepala dalam hatinya.
Jelas bahwa perpindahan jiwa tidak akan ada yang mengetahuinya, karena sistem telah menghancurkan seluruh bukti yang ada.
“Apakah kamu memiliki hubungan dengan Singa merah yang pagi ini kamu temui?”
“Hah?? Maksudmu Singa merah yang berada di dekat tong sampah itu?”
“Ya, Singa itu.”
Ryuto menggelengkan kepalanya tanda bahwa dirinya tidak berhubungan sama sekali dengan singa merah yang dimaksud ayahnya tersebut.
“Sama sekali tidak, aku bahkan baru pertama kali bertemu dengan singa itu. Juga, mengapa singa merah tersebut yang menjadi pertanyaanmu semenjak awal?”
Yuro menghela nafas panjang, apa yang dikatakan putranya benar. Ia semenjak awal bertanya itu terus, jelas ia paham bahwa putranya tidak senang pengulangan pertanyaan yang sama.
“Yah, singa merah itu hanyalah transformasi dari seseorang.”
“Transformasi?”
“Ya, kekuatan yang kamu dapatkan itu ialah Mata Mistis. Di mana setiap penghuni dunia tingkat kedua miliki.”
Ryuto mulai tertarik dengan pembicaraan tersebut, ia menjadi serius dan fokus tinggi untuk mendengarkan perkataan orang tuanya tersebut.
Yuro dan Kyoka sedikit terkejut melihat Ryuto yang begitu fokus mendengarkan. Mereka tidak menyangka bahwa putranya benar-benar berubah dan sepenuhnya sembuh dari kelainan yang ia derita.
“Mata mistis, kita mulai dari ini terlebih dahulu.” Yuro memejamkan mata, kemudian membukanya kembali. Namun, kali ini salah satu matanya berubah menjadi merah dengan lambang api di tengah-tengah mata.
“Mata mistis yang kumiliki ialah jenis terkuat, mata api. Di mana aku bisa mengendalikan api sesuka hatiku.”
Yuro memejamkan mata kembali dan menghilangkan mata mistisnya tersebut. Kemudian memandang ke arah putranya itu.
Ryuto mengangguk memahami, kemudian Yuro tersenyum dan mulai menjelaskan kembali terkait mata mistis tersebut.
“Mata mistis sendiri memiliki dua perbedaan, satu bentuk kekuatan memanggil atau pengendali. Sementara bentuk lainnya ialah kekuatan transformasi seperti yang kamu dapatkan sebelumnya.”
“Perbedaan mata pengendali dan transformasi terletak di posisi mata mistis. Seperti milikku, mata mistis terletak di mata kiri, sehingga aku memiliki mata kendali. Sementara itu, mata mistismu terletak di mata kanan, artinya kamu memiliki mata transformasi.”
Ryuto mengangguk, jelas memahami penjelasan ayahnya tersebut. Kemudian, ia memiringkan kepalanya dan bertanya dengan jelas.
“Lalu, apa yang menjadi ketentuan bahwa milikku ialah kekuatan terlemah?”
“Hal ini karena,” Yuro menghentikan ucapannya. Kemudian, ia memegang tangan Ryuto. Hal ini jelas membuat, Ryuto bingung. Namun, ketika ia melihat tanda satu di lengannya, ia tidak bisa tidak terkejut.
“Tanda satu ini,” kata Yuro dengan tenang, sementara Ryuto sendiri terkejut. Ia tidak pernah memberikan tato kepada tubuhnya, bahkan ia juga memilah ingatan tubuh yang ia tempati sama sekali tidak menemukan bahwa pemilik sebelumnya memiliki tato.
“Tanda itu ialah yang menandakan kamu lemah. Jika seseorang terbangun umumnya mereka akan mendapatkan level lima. Namun kamu mendapatkan level satu, yang artinya mata mistismu lemah.”
Ryuto seketika memahami. Entah mengapa dirinya merasa dunia tempatnya berada benar-benar tidak sederhana.
‘Apakah memang begitu, kekuatanku ditentukan oleh angka yang berada di tanda ini?’ batin Ryuto bertanya-tanya dalam hatinya.
Kyoka yang melihat putranya terdiam tidak dapat menahan lagi. Ia tahu bahwa putranya tersebut sedih, sehingga ia segera bangkit dan memeluk putranya itu.
“Meski kekuatanmu lemah, kami akan selalu menemanimu, Nak. Jadi jangan terlalu dipikirkan.” Kyoka menenangkan mentak putranya sambil mengelus rambut putranya itu.
“Bu, lepaskan diriku terlebih dahulu. Aku tidak bisa nafas karena dadamu yang begitu besar.”
Kyoka segera sadar dan melepaskan pelukannya tersebut. Ia memandang ke arah putranya dengan ekspresi khawatir dan wajahnya memerah.
Yuro sendiri menepuk pundak istrinya tersebut, kemudian Kyoka memandang ke arahnya dan Yuro menggelengkan kepalanya.
“Tenangkan dirimu, Kyoka. Ryuto masih ingin bernafas.” Yuro berkata dengan nada tenang, membuat Kyoka sedikit menjauh dari putranya itu.
Ryuto yang terbebas dari beban ibunya, seketika nafasnya patah-patah. Ia hampir mati karena ibunya tersebut. Namun, entah mengapa Ryuto beruntung karena mencium dada besar tersebut.
“Jadi, Nak. Jangan khawatir untuk ke depannya, kamu akan kami lindungi. Bagaimanapun juga kita keluarga.”
“Aku berterima kasih kepadamu, Ayah. Namun, putramu ini bukanlah orang lemah. Percayalah bahwa aku akan menjadi terkuat nantinya.”
Yuro terkejut dengan pernyataan Ryuto tersebut. Kemudian, ia melihat bayangan seorang lelaki dengan rambut hitam datar, pakaian hitam tanpa dikancing.
Yuro tahu siapa bayangan lelaki tersebut, ia tidak menyangka akan melihat dirinya kembali ketika memandang kepercayaan putranya itu.
‘Mengapa leluhur itu, sama dengan tekad yang dimiliki putraku ini? Apakah suatu hari nanti akan ada kejadian yang terjadi di masa lalu?’
Yuro terus berpikir sampai pikirannya hilang, ketika Kyoka menepuk pundaknya berkali-kali.
“Sayang, sayang...”
“A-ada apa?”
“Mengapa kamu melamun? Ryuto sudah pergi dari ruangan ini, giliran kita untuk pergi.”
Yuro tidak merespons, ia terduduk diam di tempat sambil memikirkan sesuatu. Kyoka yang melihat suaminya bertingkah aneh, tidak bisa untuk tidak penasaran.
Kyoka segera duduk di sebelahnya dan mulai bertanya, “Ada masalah apa, sayang? Ceritalah, agar kita dapat menyelesaikannya bersama-sama.”
“Nah, Kyoka... Apakah kamu masih ingat perang leluhur di masa lampau itu?”
Kyoka mengerutkan keningnya, jelas ia tahu tentang perang tersebut. Dirinya paling terpukul akan perang itu, karena salah satu leluhur yang paling ia kagumi terbunuh karena dijebak oleh orang-orang tercela.
Apalagi kutukan istri leluhurnya tersebut, yang membuat Kyoka sedih. Juga, nama Ryuto sendiri ia ambil untuk mengenang leluhurnya tersebut.
“Ya, aku mengingatnya. Terutama leluhur Ryuto, ia yang melindungi seluruh Klan Kurokami, lalu agar kami hidup dengan tenang. Leluhur meminta kita untuk membuat nama keluarga sendiri.”
“Namun, apa hubungannya dengan sekarang, Sayang?”
Yuro memandang ke arah atap yang gelap, matanya berkilat menunjukkan jejak cahaya aneh.
“Ketika Ryuto mengungkapkan tekadnya untuk menjadi kuat. Aku melihat jejak leluhur Ryuto di dalam tubuhnya.”
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Nani Andriani
seharuanya kata2 MU yg dibtuju kn kpda ayahnya di hilang kan di ganti dengan kta2"ayah"biar terkesan sopan kpd yg lbih tua
2023-08-01
0
nadib
terus berkarya dan sehat selalu
2023-04-18
1
Seung
yah sayang nya itu memang dia 😌😉
2023-01-26
2