Silakan Dibaca.
Beberapa menit sebelumnya, Ryuto yang masih memikirkan makanan singa, seketika ia tersenyum. Entah mengapa, ia mendapatkan wawasan tentang apa yang harus diberikan kepada singa tersebut.
Ryuto segera pergi keluar dari kamarnya, ia berjalan turun ke bawah. Banyak pelayan yang melihat tuan mereka dengan aneh.
Namun, Ryuto mengabaikannya karena dirinya lebih fokus mengubah tubuhnya yang buruk dan tenaga yang lemah itu. Ia tidak peduli dengan pandangan para pelayan tersebut, sampai akhirnya seorang pria tua dengan jenggot putih melingkar menghentikannya.
“Tuan muda, Anda ingin pergi ke mana?”
Ryuto memandang ke arah pria tua tersebut, tubuhnya berotot dengan pakaian putih dan jas hitam.
Ryuto memilah ingatannya kembali dan tahu bahwa ia adalah kepala pelayan yang sangat setia dengan keluarga Akugawa, Sebastian Smith.
“Kakek Sebas, aku ingin keluar. Membuang sampahku!”
Sebastian terkejut dengan panggilan tuannya. Ia ingat bahwa tuan muda yang satu ini akan memanggil dengan kasar, berbeda dengan tuan muda lainnya.
Namun, Sebastian ialah orang profesional. Jadi, rasa terkejutnya tidak ia perlihatkan di luar. Ia hanya terkejut dalam hati, sambil memandang ke arah kantung sampah yang dibawa oleh tuannya.
Sebastian sedikit menyusutkan matanya, kacamata yang ia pakai menutupi matanya yang berubah. Ia melihat isi kantung tersebut dan dalam sekejap melebarkan matanya.
“Aku pergi terlebih dahulu, Kakek Sebas.” Ryuto segera berjalan keluar, di bawah tatapan terkejut Sebastian tersebut.
Kepala pelayan itu tidak bisa tenang ketika melihat isi dari kantung sampah yang di bawa tuan mudanya. Pikirannya masih berhenti sampai akhirnya suara seorang pelayan membangunkannya.
“Kepala Sebas!” tegas pelayan, membuat Sebastian terbangun. Ia segera menatap ke arah pelayan tersebut dan bertanya dengan jelas.
“Apakah kamu mengetahui, di mana Tuan sekarang berada?”
“Eh... Anda di panggil oleh Tuan, ia menunggu di tempat Tuan Muda bera-“
Sebastian segera melesat menuju ke arah kamar tuan mudanya, ia ingin segera menemui tuan rumah atau bisa dibilang ayah dari Ryuto sendiri.
Tiba di depan pintu kamar Ryuto, Sebastian mulai mengetuk dengan pelan. Kemudian, ia mendengar suara dari dalam.
“Masuk!”
“Permisi, Tuan!”
Sebastian masuk ke dalam kamar, ia memandang ke seluruh ruangan. Kamar harum, kosong dan rapi. Hal ini membuat Sebastian mengerutkan keningnya.
“Sebastian, apakah kamu mengetahui di mana Ryuto berada?”
Sebastian segera memandang ke arah Tuannya, ia sedikit terkejut ketika melihat bahwa Nyonya Rumah dan Pelayan Megu berada di ruangan yang sama.
“Tuan muda, tadi pergi keluar sambil membawa kantung plastik besar.”
Ayah Ryuto menyusutkan matanya, ia entah mengapa sedikit terkejut dengan jawaban dari Sebastian. Juga, ia melihat bahwa Sebastian ingin membicarakan sesuatu terhadapnya.
“Sebastian, apakah ada sesuatu yang mengganjal di pikiranmu?”
“Itu benar, Tuan.”
“Apakah terkait dengan putraku yang bertingkah aneh?”
“Benar, Tuan. Ia membawa sekantung plastik besar. Aku melihat isi dari kantung tersebut, semuanya ialah DVD maupun koleksi dewasa.”
Ayah dan Ibu Ryuto terkejut dengan informasi tersebut. Mereka saling memandang dan tahu bahwa putranya kini bertingkah aneh. Entah mengapa hal ini mereka khawatir.
“Apakah kamu melihat dia menimbulkan masalah?”
“Tidak, Tuan. Aku melihat matanya yang penuh akan tekad untuk suatu hal. Ia sendiri tidak memandang para pelayan dengan keinginan seperti biasanya.”
“Tekad?” Ayah dan Ibu Ryuto saling memandang, kemudian keduanya berpikir sebentar, lalu melebarkan matanya. Dugaan mereka menjadi lebih liar.
“Sebas, bantu aku menemukan dia. Aku takut, ia akan melakukan sesuatu di luar!”
“Baik, Tuan!”
Sebastian segera melesat keluar, ia harus menghentikan tuan mudanya untuk melakukan sesuatu yang salah. Sebastian sendiri tahu pemikiran tuannya jadi ia juga khawatir akan hal itu.
“Semoga ia tidak menimbulkan masalah.” Ibu Ryuto memegang kedua tangannya, berdoa agar putranya tidak menimbulkan masalah.
Megu sendiri tetap berdiam, ia tidak tahu harus berkata dan bertindak apa. Jadi, hanya diam ialah jawaban yang tepat.
Di luar, Ryuto berjalan ke arah tempat pembuangan sampah sambil membawa kantung lain di tangan kanannya. Ia tersenyum senang, tanpa mengetahui bahwa rumahnya kini tengah heboh karena kehilangan dirinya.
Ryuto tak butuh waktu lama untuk dirinya tiba di pembuangan sampah. Meski tubuhnya tidak pernah keluar dari rumah, ia tahu jalan menuju ke tempat pembuangan sampah.
Tepat saat Ryuto tiba di sana, ia mendengar suara geraman rendah di dekat tempat pembuangan sampah tersebut. Ia perlahan mendekat, lalu menaruh sampahnya di samping tong sampah.
Ryuto memandang ke arah samping tempat pembuangan sampah. Ia melihat sosok makhluk berkaki empat dengan bulu berwarna merah.
Sosok makhluk itu tengah memandangnya dengan waspada. Tubuh makhluk tersebut penuh akan luka.
Ryuto yang melihat makhluk tersebut, segera tahu bahwa ia adalah Singa yang dirinya cari.
Namun, hal pertama yang diungkapkan di pikirannya hanya satu ketika bertemu dengan singa tersebut.
‘Kecil!’
Itu benar, ukuran Singa itu pendek dan mirip seperti kucing liar. Hal inilah yang membuat Ryuto sedikit linglung. Namun, geraman Singa tersebut semakin menjadi kuat.
Grrr.
Ryuto segera menggelengkan kepalanya, ia duduk di tanah bersila di tempat. Kantung makanan yang ia bawah, dirinya buka.
Terlihat makanan yang berlapis dengan berbagai coklat dan puncaknya terdapat stroberi. Itu benar, apa yang dikeluarkan Ryuto ialah Cake atau Kue.
Singa yang melihat kue tersebut melebarkan matanya, ia memandang ke arah Ryuto dengan waspada. Sampai pada akhirnya, Ryuto menggerakkan kuenya kepada Singa tersebut.
“Makanlah, kamu pasti kelaparan bukan?”
Singa tidak yakin dengan manusia di depannya, ia mengendus ringan kue tersebut. Lalu tahu bahwa tidak ada racun maupun sesuatu yang buruk dimasukkan ke dalam makanan tersebut.
Ryuto memahami naluri singa itu, ia hanya berdiri diam sambil tangan bersedekap menunggu singa tersebut menyelesaikan makannya.
Tanpa ia sadari, sosok pelayan tengah mengawasi dirinya dari atap gedung belakang gang tempat sampah tersebut. Kacamata yang ia kenakan terangkat sedikit, mata merah pelayan itu mulai terlihat.
“Singa itu... Bagaimana Tuan Muda bisa berhubungan dengannya?”
Pelayan itu tak lain ialah Sebastian. Jelas ia terkejut melihat Tuannya tengah memberikan makanan kepada Singa yang aneh.
Singa berbulu merah, jelas itu bukan singa. Melainkan seseorang yang berubah menjadi hewan. Hal inilah yang membuat dirinya menyadari bahwa tuannya kini mungkin dalam bahaya.
Namun, ketika melihat lagi. Singa terlihat tidak bergerak untuk menyerang selepas makan. Ia menundukkan kepalanya tanda menghormati tuan mudanya.
Sebastian sendiri masih mengawasi hal itu, sampai akhirnya dirinya melihat tuan mudanya pergi dan sosok singa berubah menjadi seorang perempuan berambut merah.
Sebastian jelas mengenal perempuan tersebut, perempuan yang paling di cari para ilmuwan. Penjahat terkejam yang pernah ia temui dulu.
“Mengapa Tuan muda memiliki kontak dengannya...” Sebastian menggigit ibu jarinya, ia segera berkata dengan pelan. “Aku harus melaporkan tentang kontak ini. Jika tidak, ia akan menghancurkan seluruh keluarga Akugawa.”
Sebastian menghilang dalam sekejap.
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
cerita yang bagus.. good idea
2024-05-26
0
Raysonic Lans™
cerita yang bagus.. good idea
2024-05-26
0
Fahruraji Fahruraji
menarik
2023-04-04
2