Silakan Dibaca.
“Oke, karena kalian sudah selesai berpakaian. Waktunya untuk menjelajah!” Ryuto berkata dengan penuh semangat, apalagi melihat pakaian para perempuan tersebut.
Perjalanan menuju ke gunung tidaklah lama, mereka hanya berjalan menyusuri padang rumput. Selepas itu, berakhir di depan jalan masuk menuju ke hutan.
Hutan itu sangatlah luas, setiap kali ketiganya berjalan selalu terdengar raungan hewan yang begitu kuat. Namun, meski raungan itu menakutkan, mereka bertiga sama sekali tidak takut.
Ryuto memandang sekitar dengan penuh penasaran. Hutan membentang jauh, hanya pepohonan hijau yang rindang dan terdapat beberapa tanaman yang berbeda.
Ryuto ingin mengambilnya, taruh di penyimpanan untuk diteliti nanti. Ia terobsesi untuk mengetahui jenis dan manfaat dari tanaman-tanaman yang berada di sana.
Megu dan Rias jelas mengetahuinya, tetapi mereka tetap diam dan menunggu perintah tuan mudanya itu.
Perjalanan hutan perlahan-lahan semakin mencekam. Semula masih banyak cahaya, tetapi ketika sudah mencapai ke kedalaman hutan tertentu, cahaya akan mulai menghilang ditutup oleh berbagai dedaunan yang lebar dan luas.
Ryuto, Megu dan Rias meningkatkan sedikit kewaspadaan mereka. Meski tidak takut, tetapi tetap harus memiliki kewaspadaan tertentu. Mereka tidak ingin mati konyol akibat kelalaian saja.
“Menurutmu, bukankah hutan ini... Sedikit aneh?” tanya Ryuto, ia memandang sekitar hutan yang menurutnya aneh.
Pepohonan yang lurus mulai berkelok, tanah yang semula coklat juga hitam. Di kejauhan, terdapat pohon lurus tanpa adanya dedaunan.
Megu dan Rias mendadak tertegun, jelas apa yang dikatakan tuan mudanya itu benar. Mereka juga merasakan keanehan yang ia rasakan.
“Tuan muda, sepertinya kita memasuki area jebakan para monster.” Rias memandang sekelilingnya, mata menyipit ketika melihat bentuk dan warna yang berbeda.
“Domain para monster? Apakah mereka juga memiliki kesadaran teritorial sendiri?” tanya Ryuto, ia semakin penasaran ketika mendengar kalimat Rias.
“Monster sendiri juga memiliki wilayah, Tuan Muda. Terutama yang berada di level S.” Megu menjawab dengan nada yang tenang.
Rias mengangguk dengan perkataan Megu, jelas dirinya setuju akan pernyataan pelayan itu. Rias sendiri mulai memperhatikan sekelilingnya dan merasakan ada aura tertentu di hutan.
“Tuan muda, mohon berhenti terlebih dahulu! Aku merasakan fluktuasi gelombang aura di sekitar area itu,” kata Rias sambil memandang ke arah hutan sebelah kanannya.
Ryuto dan Megu berhenti, mereka menatap ke arah Rias. Kemudian, mengikuti pandangan matanya, Ryuto dan Megu akhirnya melihat sesuatu di balik hutan depannya itu.
“Ya, meski samar. Aku bisa merasakannya,” kata Ryuto, ia jelas terkejut dengan kepekaan Rias. Megu sendiri tidak memiliki hal seperti itu, artinya bahwa Megu tidak sekuat Rias.
Namun, selepas memikirkan itu. Ryuto menggelengkan kepalanya, ia tidak banyak berpikir karena kemungkinan prediksinya salah.
“Apakah kita perlu mendekat?” tanya Ryuto, ia sendiri penasaran. Namun, lebih baik meminta pendapat kepada kedua pelayan pribadinya itu.
Megu dan Rias saling memandang, baru kali ini mereka bingung apakah harus menyetujui atau tidak. Sebenarnya mereka juga penasaran, tetapi takut akan terjadinya sesuatu.
Ryuto memahami kekhawatiran kedua pelayan pribadinya itu. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Jika kalian ingin menjelajah, ayo kita pergi!”
“Tapi, Tuan Muda...”
“Tidak ada tapi, kalian sendiri terlalu memutuskan. Mengkhawatirkan sesuatu yang tidak pasti, akan buruk untuk kelompok. Bayangkan saja kamu adalah pemimpin kelompok, kemudian ada dua jalur dan kamu ragu pilih mana. Alhasil berdiam di tempat, sampai akhirnya sosok makhluk hidup datang menerkam kalian. Jelas ini kelalaian, tapi kesalahan utama terletak kepada kalian sendiri.”
Penjelasan Ryuto membuat Megu dan Rias sadar. Keputusan adalah hal patut diutarakan seorang pemimpin kelompok. Jika, bingung dengan keputusannya, adakan pemilihan bersama.
Ryuto yang melihat kedua pelayan pribadinya, hanya bisa tersenyum ringan. Kemudian, ia mulai melangkah menuju ke gelombang fluktuasi tersebut.
Megu dan Rias segera sadar dari linglungnya, mereka menatap ke arah tuan mudanya yang sudah berjalan di depan. Mereka segera beranjak pergi, menyusul tuan mudanya itu.
Tepat saat mereka bertiga tiba di dekat fluktuasi gelombang aura, mereka segera mengintip apa yang ada di balik pohon tersebut.
Terlihat, seekor beruang dengan bulu biru dan putih tengah tidur di atas batu hijau zamrud. Jelas batu itu sangat besar dan terus bercahaya.
Ryuto melebarkan matanya karena melihat batu hijau zamrud memancarkan aura gelombang terus-menerus. Ryuto melihat adanya harta di depannya, akan tetapi ketika melihat beruang putih biru, ia mengerutkan keningnya tidak tahu jenis hewan apa itu.
“Beruang Bluesky!” Megu dan Rias terkejut melihat beruang putih biru di atas batu hijau zamrud, mereka tanpa sadar mengucapkan nama dari beruang tersebut.
Ryuto yang mendengar nama beruang itu, segera memandang ke arah Megu dan Rias. “Apakah kalian mengetahui, beruang apa itu?”
“Tuan muda, beruang Bluesky ialah beruang yang hidup di atas langit. Mereka akan turun ke bawah ketika masa hibernasi.”
Ryuto tercengang mendengar pernyataan itu. Turun dari langit hanya untuk hibernasi, entah mengapa Ryuto merasa bahwa beruang itu benar-benar aneh.
“Namun, beruang turun tidak akan sendirian. Mereka akan membawa satu harta karun untuk berjaga-jaga, karena bagi mereka jika kita tidak memiliki niat bermusuhan, mereka tidak akan peduli dan menyerahkan hartanya.” Megu menjelaskan dengan jelas.
“Juga, Tuan Muda. Kemungkinan batu hijau zamrud itu termasuk hartanya.” Rias menambahkan dengan fakta di depan.
Ryuto yang mendengar keduanya, seketika mengangguk dalam-dalam. Jelas ini adalah harta, akan tetapi ia tidak mengenali harta tersebut.
Ketika Ryuto berpikir keras. Suara elektronik muncul di benaknya, yang membuat ia sadar dan tersenyum menyeringai.
[Tulang Permata Indah.]
[Batu yang memiliki bentuk persegi panjang dengan permukaan yang begitu halus. Dengan melihat batu itu, banyak orang akan tergiur. Namun, kandungan Energi Cale di dalam sangatlah tinggi.]
‘Cale? Apa itu?’ batin Ryuto jelas ia kebingungan karena belum pernah menemui nama energi tersebut.
[Energi Cale, ialah energi yang digunakan untuk meningkatkan Mata Mistis. Energi ini berbeda dari Energi Alam.]
‘Jadi, kekuatan ini dapat meningkat? Lalu, apa yang menjadikan kekuatan ini sebagai sampah yang dibicarakan banyak orang?’
[Kecepatan dalam meningkatkan Mata Mistis Domba bertanduk sangatlah lambat. Seperti ketika kita level satu, kemudian membunuh monster level tinggi, tetapi poin yang di dapat hanyalah satu.]
Ryuto seketika menyadarinya, kemudian ia bertanya kembali. ‘Lalu, apa kegunaan dari Energi Cale?’
[Energi Cale hanya berfungsi untuk menjaga kekuatan Mata Mistis tetap ada. Semakin tinggi Energi Cale, semakin lama Anda dapat memakainya. Namun, begitu juga sebaliknya. Semakin rendah Energi Cale, semakin pendek Anda dapat memakainya.]
‘Jadi, aku dapat berubah sepenuhnya tergantung kepada Energi Cale...’
[Tepat, Tuan Rumah.]
Ryuto seketika memahami, apa yang dimaksud Energi Cale tersebut. Ia mengangguk dengan senyum di wajahnya.
‘Lalu, bagaimana caranya untuk meningkatkan kekuatan dari Mata Mistis?'
[Itu semua tergantung terhadap evolusi Mata Mistis sendiri. Ada beberapa tahap untuk mencapai Mata Mistis tahap akhir.]
'Apakah informasi terkait Mata Mistis masih kurang?' tanya Ryuto dalam hatinya, ia jelas melihat bahwa informasi yang diberikan oleh sistem sama sekali kurang.
[Maaf, Tuan. Sistem hanya dapat memberikan informasi seperti itu.]
Ryuto menggelengkan kepalanya, ia berkata dalam hati. 'Sistem, kau telah banyak membantu, informasi itu saja sudah cukup untuk membuatku memahami sedikit tentang dunia ini.'
'Jadi, terima kasih atas selama ini, Sistem.'
[Tuan, sama-sama. Saya adalah pendamping Anda. Jadi, sudah kewajiban saya untuk membantu Anda.]
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Dιʀʟʏ Dғ
lama
2023-05-17
1
Lari Ada Wibu
....
2022-11-27
2
DEWA HAREM
ljut
2022-11-20
0