Silakan Dibaca.
Di sisi lain, padang rumput yang luas. Terdapat berbagai batu dengan wujud manusia. Kemudian, ujung dari setiap sisi padang ialah gunung yang menjulang tinggi.
Di tempat seperti itu, terdapat tiga sosok orang yang tengah memandang sekelilingnya dengan penuh waspada yang tinggi. Ketiga orang itu ialah Ryuto, Megu dan Rias.
“Tuan muda, sepertinya kita benar-benar memasuki area yang berbahaya.”
“Ya, fluktuasi mengerikan tadi berasal dari portal ini. Ada kemungkinan portal berubah tingkatan.”
“Tuan muda, tenangkan diri Anda. Kami akan melindungi sampai akhir.”
Ryuto memandang ke arah Megu dan Rias. Kedua pelayan pribadinya benar-benar menganggap dirinya ketakutan. Ryuto sendiri menggelengkan kepalanya dan berkata dengan ringan.
“Aturan awal ialah jaga diri kalian sendiri, kemudian barulah jaga rekanmu. Bagaimana kamu akan melindungi yang lain, jika kamu sendiri terluka.”
Megu dan Rias tertegun dengan pernyataan tuan mudanya tersebut, mereka berdua tersenyum dan mengangguk bersama.
Ryuto memandang batu yang berbentuk wajah manusia, entah mengapa inti dari tempat ini ialah batu tersebut. Namun, Ryuto sama sekali tidak mengetahui apa yang harus dirinya lakukan.
[+ Misi berbahaya.]
[- Misi :Taklukan Portal Merah.]
[- Hadiah : Buah Alam.]
[- Gagal : Mati.]
Ryuto tertegun dengan misinya tersebut. Ia tidak menyangka bahwa portal yang dirinya masuki ialah portal merah. Portal ini jelas portal tingkat tinggi dan sangat berbahaya.
“Tuan muda, mari kita pergi ke pegunungan di sana. Kemungkinan wilayah gunung itu lokasi awal perjalanan.” Rias berkata dengan nada lembut. Namun, Ryuto menggelengkan kepalanya.
“Sepertinya kita terjebak di portal merah. Ingat kristal portal yang di mana dapat menarik kita keluar. Kristal itu tidak aktif sampai sekarang, menandakan bahwa kita berada di portal merah.”
Megu dan Rias tertegun, mereka melupakan kedua kristal tersebut. Pantas semenjak tadi, tuan mudanya begitu sangat waspada. Ternyata portal yang mereka masuki bukanlah portal kuning, ungu maupun hitam. Melainkan portal merah.
“Kalian berdua tidak perlu takut, hanya saja. Luasnya dunia portal merah ini, seluas apa?”
“Luas dari portal merah ini, ialah seluas Dunia. Bisa dibilang kita terdampar di dunia lain.”
Megu mengatakan dengan nada tenang, meski begitu jelas di dalam hatinya gugup dan penuh rasa cemas. Bagaimana tidak, jika mereka tidak bisa keluar sama saja mati di tempat.
Rias sendiri juga sama, ini baru pertama kalinya ia bekerja dan ia menghadapi krisis yang mengancam nyawa masing-masing.
Ryuto sendiri relatif tenang, ia tidak terlalu gugup maupun takut. Perjalanan waktu maupun dunia, sudah ia lakukan sebelumnya.
“Kalian berdua, ayo kita pergi menuju ke batu bentuk manusia itu. Juga jangan takut, mengapa kalian takut akan portal?” Ryuto tidak menyangka bahwa kedua pelayan pribadinya akan takut dengan tempat baru.
“Tuan, bagaimana kalau kita tidak dapat kembali? Ini adalah portal merah. Portal yang paling luas dan tersulit. Jarang yang ada menyelesaikan portal ini.”
Ryuto memandang ke arah Megu yang berkata dengan nada tinggi. Ia hanya menatapnya, kemudian matanya menyipit, membuat Megu sadar dengan apa yang barusan terjadi.
“Maaf Tuan, Saya kelepasan!” Megu berkata dengan penuh rasa bersalah. Ia menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf.
Ryuto menggelengkan kepalanya dan berbalik pergi menuju ke batu berbentuk manusia tersebut. Megu yang tahu dengan tindakan Ryuto, segera paham bahwa tuan mudanya marah.
Rias melihat drama itu, tetapi ia melihat bahwa Megu kemungkinan salah paham. Rias sebagai teman baru Megu, memberitahu temannya itu.
“Ayo kita pergi, tuan sudah berjalan pergi terlebih dahulu. Bagaimana kalau ia terjadi apa-apa, bukankah sama saja kita mengingkari sumpah dengan Nyonya?”
Megu tersadar, itu benar ia sudah bersumpah kepada Nyonya besar bahwa ia akan melindungi dan selalu berada di dekat Tuan Muda Ryuto.
“Maaf Rias, telah menunjukkan sisi lemahku!” Megu berkata sambil mengusap air mata yang akan jatuh membasahi pipi.
Rias menggelengkan kepalanya, ia kemudian menjawab dengan nada lembut. “Tidak masalah, menunjukkan sisi lemah, bukan berarti kamu lemah terus-menerus.”
“Nyonya besar sudah bilang, bukan. Seorang manusia itu akan menjadi kuat jika mereka menyadari kelemahannya apalagi mengungkapkannya.”
Megu tersenyum, beruntung ada Rias di sebelahnya. Sosok perempuan seperti Rias memang sudah cocok untuk menjadi seorang istri bagi seseorang.
“Baiklah, ayo kita pergi menuju ke tempat Tuan Muda berada. Kita tidak bisa kehilangan dirinya begitu saja.” Rias berkata dengan tenang, tatapannya terus terkunci ke arah Ryuto yang berjalan sendiri menuju ke batu berbentuk manusia.
Megu mengangguk dan kedua perempuan itu mulai melangkah menuju ke tempat Ryuto berada.
Di sisi lain, Ryuto terus melangkah. Ia benar-benar tidak mengetahui bahwa pelayan pribadinya sudah ketinggalan jauh. Ryuto sendiri sangat fokus dalam memandang batu manusia tersebut.
Entah mengapa ia merasa pernah bertemu dengan batu tersebut. Namun, ia tidak tahu di mana dirinya pernah bertemu.
Ryuto semakin mendekat dan ia memegang permukaan batu manusia itu. Keras dan kasar, itu ciri-ciri yang dapat ia simpulkan.
Namun, berikutnya ketika ia memutari batu tersebut, terdapat huruf yang terukir kecil.
“C? Mengapa ada huruf C di sini?” tanya Ryuto dengan penuh rasa penasaran. Kemudian ia mulai melihat ke arah batu sebelahnya dan ada huruf lain yaitu A.
Ryuto mengerutkan keningnya seketika, kemudian ia melihat posisi batu-batu itu. Enam baris ke samping, empat baris ke belakang.
Ryuto segera mencari kertas untuk menulis huruf-huruf tersebut. Namun, ia sama sekali tidak menemukan kertas. Alhasil, ketika ia mendengar suara lirih Megu, matanya bersinar dan dengan cepat mendekat ke arah perempuan itu.
“Tuan, maa-“
“Megu!!” teriak Ryuto dengan senang. Hal ini jelas membuat Rias dan Megu memiringkan kepalanya, terutama Megu yang bingung serta memerah karena dipegang bahunya.
“Ada apa, Tuan Muda?”
“Apakah kamu membawa kertas?” tanya Ryuto, membuat Megu bingung, mengapa tuan mudanya meminta kertas.
Namun, Megu tidak ingin terlalu banyak pertanyaan, ia segera mengeluarkan satu lembar kertas kosong. Dengan cepat, Ryuto mengambilnya dan berkata dengan senang.
“Bagus Megu, kamu memang yang terbaik.”
Megu linglung sesaat mendengar pujian dari Tuan Mudanya, ia memerah dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Rias terkekeh melihat hal itu, ia kemudian memandang ke arah tuan mudanya dengan penuh penasaran. Rias berjalan melangkah menuju ke tempat tuan mudanya itu berada.
“Apa yang sedang kamu lakukan, Tuan Muda?” tanya Rias, ketika melihat adanya huruf C dan A. Ia tidak tahu huruf apa tersebut.
“Memecahkan kode dari tempat ini berada,” jawab Ryuto dengan jelas. Ia kemudian mulai menelusuri setiap batu, lalu mencatat huruf yang ada di tempat tersebut.
Ryuto sangat cepat dalam melakukan hal itu, kemudian ia mulai kembali ke tempat Megu dan Rias berada sambil membawa kertas yang sudah dirinya isi.
Ryuto mulai mencari kata yang mungkin menghubungkan sesuatu. Ia terus memutar otaknya, bahkan para pelayan pribadinya sendiri juga bingung dengan huruf yang ditulis oleh tuan mudanya itu.
Ryuto seketika melirik ke arah alam, entah mengapa batu berbentuk manusia ini juga aneh. Mengapa mereka memiliki bintik di tubuh, juga ada yang memiliki struktur wajah yang gemuknya berlebihan.
Namun, saat melihat ke langit. Ryuto melebarkan matanya dan menatap kembali ke arah kertas tersebut. Mulai mencari satu persatu huruf, sampai akhirnya ia menemukan jawaban dari teka-teki tersebut.
Ryuto menyeringai ketika melihat rangkaian kata yang ia telah susun, ia tersenyum puas karena sudah menyelesaikan hal tersebut.
“Akhirnya ketemu.”
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Sei
ehem
2023-01-11
2
Sei
ehemmm
2023-01-11
0
Lari Ada Wibu
hmm dah di setting sama sistemkah tu portal
2022-11-27
0