Setelah Arief pulang dari rumah Aira ia langsung menuju ke tempat tugasnya di jurang senggani, sesama disana ia langsung mengerjakan tugasnya, sambil mengingatkan kejadian tadi, dia hanya tersenyum dan sedikit ada sesuatu saat bertemu dengan Aldi dirumah Aira.
Arief seperti tidak senang melihat Aldi mendekati Aira, sehingga etos kerja Arief sedikit tidak seperti biasanya, sehingga kerjanya sedikit berantakan.
" Mengapa kerja dengan mu, sepertinya ada masalah denganmu, " Tanya Lastri
" Tidak apa Mbak, tadi hanya sedikit ada salah paham saja yang akibatnya sampai sekarang belum bisa hilang, mungkin terlalu berharap kali," Ucap Arief
" Emangnya soal apa, kayaknya aku tau," Ucap Lastri
" Soal teman saja, dan tidak ada yang lain, " Jawab Arief
" Iya tapi, aku juga tau paling soal wanita, benar tau benar tu," Ucap Lastri
" Tidak, salah mbak Lastri ini soal teman saja mbak karena dia kelihatan songong ke aku ja, untuk soal wanita tidak ada kan aku belum siap untuk berumah tangga," Jawab Arief
" Jadi aku salah berpendapat nie, wkwk, " Ucap Lastri
" Tidak apa-apa mbak, tenang saja," Jawab Arief
" Perasaan mbak Lastri kok tau juga sih, ya udah lah aku sudah membantahnya mungkin dia akan lupa, Jangan-jangan Mbak lagi ada hati untuk aku, " Batin Arief
" Ya sudah, sebentar lagi kita jadwal makan siang, kita makan bareng ya," Ucap Lastri
" Sudah lah lupakan kan, " Batin Arief
" Hem iya iya mbak, mari," Jawab Arief
Arief pun bergegas untuk menghentikan pekerjaannya untuk menikmati makan siangnya bersama, sebelum mereka melaksanakan tugasnya lagi.
Lastri yang sudah berangkat dahulu ia tidak lupa memesankan makanan kesukaan Arief, dengan catatan tidak boleh tau siapa yang memberikan semua itu kepada Arief. Karena Lastri sangat suka terhadap Arief secara rahasia,
" Pasti Dia akan suka dengan ini semua, melihatnya bahagia aku turut bahagia dan aku berharap dia akan segera tau bahwa aku sangat mencintainya, " Batin Lastri
" Mas Arief mau makan ya, bentar ini mas makanan buat mas, sudah siap dab tinggal menyantapnya," Ucap Mbok jualan
" Lho mbok kok tau kesukaan Arief, kalau begitu berapa harganya pasti seperti biasa ya," Jawab Arief dengan kaget
" Iya tau lah, kan setiap hari masak mbok tidak hafal, sudah makan sana udah ada yang bayarin," Ucap Mbok jualan
" Tapi aku baru ini mah bilang apaa kesukaan Arief tetapi mbok kok sudah tau, kan jadi aneh," Ucap Arief
" Sudah sana makan keburu dingin,tak usah di pikir," Jawab Mbok jualan
" Ya sudah mbok, matur suwun, aku mau makan," Ucap Arief
Arief menikmati makan yang telah di sungguhkan oleh Lastri secara sembunyi, Lastri melihat dia menerima dan makan pemberiannya merasa dirinya bahagia dan senang, apalagi Lastri baru saja tau makanan kesukaannya dari dirinya yang tidak sadar berbicara tentang kesukaannya.
Lastri merasa ini jalan untuk mendekati dan mengetahui apa yang menjadi kesukaan Arief. Walaupun Arief belum tau bahwa Lastri menaruh hati padanya sejak lama.
Lastri sembari berkata. Kepada Arief
" Alhamdulillah kamu sangat suka ya dengan makanan itu," Tanya Lastri
" Iya aku sangat suka ini makanan kesukaan aku, tapi tadi aku tanya Mbok yang kasih makanan ini ia tidak memberitahukan siapa, ya sudah lah emang aku juga mau pesen ini," Jawab Arief
" Emang aku yang sudah siapkan buat kamu, semoga kamu suka dan kamu merasa menikmati, saya senang melihat itu, semoga aku akan tetap mencintaimu, " Batin Lastri
" Ya sudah lanjutkan makannya, semoga kenyang dan siap untuk memulai kerja lagi, sebentar lagi waktu istirahat habis jadi harus segera habis ya, jangan sampai gak habis eman," Ucap Lastri
" Iya, sama," Jawab Arief
Lastri melihatnya dengan menatap sembunyi-sembunyi dan merasa dihabiskan jiwa Lastri semakin senang bahkan Lastri akan membelikan lagi untuk selanjutnya.
Waktu makan hampir selesai mereka kembali ke tugas masing-masing. Lastri yang memegang tugasnya, dan Arief pergi ke tempat kerjanya untuk menyelesaikan administrasi jurang senggani untuk laporannya setiap harinya.
Tak heran dalam situasi itu Lastri menggunakan agar dekat dan bisa berinteraksi dekat dengan Arief dengan itu Lastri tidak menyia-yiakan kesempatan itu.
" Arief ini ada tugas, kamu tau ini pelaporannya gimana kemarin, coba kamu baca," Tanya Lastri
" Mana mbak saya lihat, bentar aku teliti terlebih dahulu," Jawab Arief sambil melihatnya
Arief seolah meneliti dan melihat, bahkan Arief memberitahu bahkan kemarin ada penundaan seorang yang mau menyewa acara di jurang senggani akhirnya Arief memberikan solusi kepada Mbak Lastri.
" Oh begini mbak kemarin, ada pengaduan bahkan ditunda untuk acara penyewaan disini, jadi mbak bisa Lampirka penundaan dan kapan akan digunakan saja itu tidak apa, pasti akan diterima karena semua sudah lunas tinggal menggunakan tempat ini," Ucap Arief
" Begitu ya ya sudah, aku segera buat lampiran dulu untuk dokumen satu ini, terus untuk yang ini soal penotalannya jumlah gimana," Jawab Lastri
" Ini tinggal Mbak masukan ke data kemarin, pakai app terbaru semua sudah bisa di ketahui hasilnya, mbak tinggal print dan kasih ke atasan," Ucap Arief
" Iya Terima kasih ya," Jawab Lastri
" Alhamdulillah menang banyak, aku bisa sedekat ini dengannya," Batin Lastri
Arief tidak merasa curiga karena rencana Lastri begitu tidak bisa di tebak karena ia melakukan dengan baik, dengan memberikan cara yang berbeda tanpa ada yang curiga tentang cara mendekati dirinya. Melainkan itu Arief tidak merasa canggung apa yang dilakukan oleh Lastri kepadanya.
Lastri meninggalkan dan memulai untuk mengerjakan, sebenarnya Lastri sudah mengetahui segala permasalahan dan acaranya, hanya saja emang waktu itu digunakan untuk bisa dekat dengan Arief.
" Maaf dengan cara ini aku bisa dekat dengan kamu, kapan lagi bisa dekat kamu," Batin Lastri
Lastri terus melancarkan apa yang menjadi keinginannya sehingga dirinya merasa terpuaskan dengan tingkahnya melainkan dengan Arief yang menerima apa adanya karena juga Arief tidak tau maksudnya Lastri dan apa yang di lakukan oleh Lastri kepadanya.
Sampai waktu pulang tiba Lastri memulai melancarkan rencananya lagi, apa yang di lakukan Lastri terhadap Arief.
Ternyata dirinya perpura-pura sakit perut agar di antar pulang ke rumahnya, dengan modal sandiwara yang cerdik Lastri bisa bersama Arief dalam satu hari penuh dan terus perhatian kepadanya.
" Waktunya pulang, kita segera pulang, jadwal piket akan datang yang lainnya," Ucap Arief
" Ayo aku mau pulang dulu," Jawab lainnya
" Hati-hati dijalan," Jawab Arief
" Mbak Lastri ayo pulang, waktu shif habis, " Ucap Arief
" Aku masih gak kuat, lagi sakit perut dan rasanya badanku tidak enak, kalau kamu mau pulanglah dulu," Jawab Lastri
" Ya sudah kalau gitu aku bantu antar ke rumah mbak ya, boleh," Jawab Arief
" Pucuk di cinta ulam pun tiba, ini yang tunggu, " Batin Lastri
" Ya sudah tidak apa, tapi maaf jadi merepotkan kamu nanti, " Jawab Lastri
" Tidak mbak tenang saja, ayo mbak buruan," Ucap Arief
" Iya, aku ambil tas aku dulu, ini aku juga hati-hati, " Jawab Lastri
" Gimana mbak bisa, Hati-hati, kalau sudah kita berangkat ya, mbak pegangan tidak apa karena mbak lagi sakit, " Ucap Arief
" Iya sudah mari, terima kasih," Jawab Lastri
" Asyik ternyata dekapannya hangat dan tubuhnya sangat indah," Batin Lastri
Akhrinya Lastri senang dan menikmati rencananya semua dan memanfaatkan semua yang telah Arief katakan, hingga di perjalanan menuju rumah Lastri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments