Obrolan antara Dinda dan Reyhan terus saja berlangsung, meskipun keduanya sama-sama merasa canggung, tetapi keduanya juga sama-sama berusaha untuk terlihat tenang. Keduanya saling menceritakan sedikit tentang hari-hari yang mereka lewati setelah berpisah. Awalnya kedua insan yang pernah menjadi sepasang suami istri itu merasa canggung, tapi semakin lama berbicara baik Reyhan atau pun Dinda, tak lagi merasa canggung, keduanya saat ini sudah terlihat seperti teman baik dan tanpa keduanya sadari jika ada sepasang suami istri yang melihat dan memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.
Sepasang suami istri itu mulai menghampiri Reyhan dan Dinda setelah perdebatan kecil dimana sang suami masih saja merasa cemburu setiap kali melihat sosok mantan kekasih istrinya, karena dia sangat tahu bagaimana istrinya dulu begitu mencintai pria itu, bahkan rela merubah keyakinannya hanya untuk bersama pria itu. Namun, takdir berkata lain saat justru dia yang akhirnya mendapat cinta suci dari wanita yang sangat dipujanya itu.
"Hai, Dinda, Reyhan. Tidak menyangka kita akan bertemu di sini," ucap seorang wanita cantik bersama suaminya yang dengan sangat posesif merangkul pinggangnya. Keduanya sudah berdiri tak jauh dari tempat duduk Dinda dan Reyhan berada.
Dinda yang mendengar suara seseorang menyapanya langsung menoleh dan tersenyum melihat seseorang yang telah menyapanya itu, berbeda dengan Reyhan. Reyhan yang sangat mengenal suara yang terdengar merdu itu kembali merasa sedih, dia benar-benar bingung kepada hatinya yang masih saja merasakan getaran-getaran serta debaran detak jantung yang berdetak kencang setiap kali itu berhubungan dengan Maria, mantan kekasihnya.
Reyhan mengembuskan nafas dalam, lalu mencoba untuk bersikap tenang memutar tubuhnya menghadap asal suara yang telah menyapanya, seseorang yang sebelumnya berusaha dia hindari.
"Maria, Faizan. Apa kabar?" tanya Reyhan balik menyapa keduanya dengan senyum yang berusaha dia perlihatkan.
Kenapa aku bertanya apa kabar? Jelas saja mereka baik-baik saja, bahkan sangat bahagia, tidak sepertiku. Lihat saja bagaimana posesifnya Faizan, dia bahkan sangat menempel pada Maria. Andai saja dulu aku bisa lebih berani memperjuangkan cinta kami, pasti saat ini akulah pria yang beruntung itu. Ucap Reyhan dalam hatinya.
"Hai, Rey. Kami baik. Bagaimana kabarmu?" ucap Faidzan balik bertanya dengan tersenyum tulus menatap Reyhan, meskipun tak dipungkiri rasa cemburu masih saja menyelimutinya.
Reyhan tersenyum menanggapi pertanyaan Faizan padanya. Tatapan Reyhan tertuju pada tangan Faizan yang merangkul dengan indahnya di pinggang Maria, hal yang tidak sanggup Reyhan lihat, tetapi telah di lihatnya.
"Maria, Tuan FR, duduklah! Kita sudah lama tidak bertemu," ucap Dinda membuat tatapan Reyhan langsung tertuju padanya seakan berharap Dinda tidak melakukan hal itu.
"Boleh, kan, Rey?" tanya Dinda pada Reyhan yang mau tidak mau terpaksa menganggukkinya.
"Duduklah!" Reyhan mempersilahkan sambil tersenyum.
Setelah semua orang kembali duduk dan pasangan yang baru bergabung sudah memesan minuman meraka, Dinda mulai membuka pembicaraan.
"Apakah sudah ada tanda-tanda aku akan punya keponakan?" tanya Dinda membuat tatapan Reyhan langsung tertuju pada Maria.
Maria yang masih menyadari jika Reyhan masih diselimuti oleh kesedihan itu tak ingin menanggapi lebih jauh percakapan tersebut. Maria hanya menjawab seadanya lalu langsung mengalihkan pembicaraan.
Suasana di sana benar-benar terasa canggung untuk mereka, karena jelas semua orang tahu jika Reyhan masih sangat mencintai Maria dan itu juga yang membuat Faidzan selalu saja merasa cemburu dan waspada setiap kali berhubungan dengan Reyhan.
"Doakan saja yang terbaik untuk kami. Oh Iya, aku sudah lama tidak melihatmu, apa kesibukanmu sekarang, Din?" Maria dengan cepat mengalihkan pembicaraan.
"Aku? Aku pengangguran." Dinda tertawa setelah mengatakannya. "Aku berencana akan mulai membantu di perusahaan milik keluargaku, setidaknya aku sedikit berguna untuk mereka," sambung Dinda.
Reyhan yang hanya diam menyimak pembicaraan Dinda dan Maria teralihkan saat getar ponsel di saku celananya mengejutkannya. Reyhan dengan cepat mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya. Wajah yang sedari tadi terlihat sedih meskipun berusaha memperlihatkan senyumnya itu saat ini benar-benar tersenyum tanpa paksaan. Senyum bahagia terbit di wajah Reyhan dan itu jelas disadari oleh Maria dan semua yang ada di depannya. Semua orang menatap bingung dan penasaran dengan orang yang menghubungi Reyhan yang telah membuat wajah Reyhan terlihat begitu cerah.
Siapa yang menghubunginya? Apa Reyhan sudah punya pacar? Batin Dinda.
"Sepertinya kamu mendapat pesan dari orang spesial. Apa dia kekasihmu?" tanya Faizan menyadarkan Reyhan yang menjadi saah tingkah di buatnya.
"Reyhan hanya tersenyum menanggapi ucapan Faizan. Dia terlihat mengetik sesuatu di ponselnya yang mereka semua tebak jika Reyhan tengah mengirimi pesan balasan pada orang yang telah membuatnya tersenyum itu.
"Sepertinya tebakanku benar," ucap Faizan tersenyum lega yang masih di tanggapi Reyhan dengan senyuman.
Maria yang melihat itu semua merasa senang, hampir lima tahun bersama, jelas Maria sangat mengerti semua hal tebtabg Reyhan. Maria jelas tahu apa yang saat ini terjadi pada Reyhan. Orang yang berhasil membuat Reyhan tersenyum pastinya adalah orang yang cukup dekat dengan Reyhan, memikirkan semua itu Maria merasa lebih tenang, karena dengan begitu Reyhan tidak akan hidup dengan bayang-bayang masa lalu mereka lagi.
Berbeda dengan Maria dan Faizan yang ikut merasa senang melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Reyhan, Dinda yang melihat itu semua juga menyadari jika mungkin saja ucapan Faizan benar dan itu sedikit membuat hatinya merasa nyeri. Karena, bagaimana pun Dinda berusaha melupakan Reyhan, perasaan itu masih tersimpan di hatinya untuk pria yang pernah menjadi suaminya itu, sekali pun Reyhan tidak pernah membalas perasaannya.
"Aku minta maaf pada kalian, aku tidak bermaksud meninggalkan pertemuan yang jarang terjadi ini. Namun, aku benar-benar harus pergi, karena seseorang tengah menungguku," ucap Reyhan menatap mereka semua dengan tatapan menyesal saat merasa sikapnya sedikit tidak sopan, karena harus pergi dari sana.
"Wah, baiklah. Sepertinya dia sangat penting, kami tidak mungkin menahanmu di sini jika dia sudah menunggumu. Pergilah! Tidak perlu meminta maaf, Rey," ucap Faizan membuat Reyhan kembali menarik sedikit sudut bibirnya.
"Terima kasih, Faizan. Aku permisi. Sampai jumpa lagi," ucap Reyhan lagi, sebelum melangkah pergi dari sana.
**Ada yang kangen pasangan FR nggak? Komen yok kak**!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Warsito Ewok
kangen ma pasangan fr ma maria
2022-10-28
0
Bunda dinna
Reyhan dapat pesan dari siapa? penasaran
2022-10-27
1