Masih di tempat yang sama, seseorang yang baru saja selesai makan siang di Mall tersebut, tak sengaja melihat gadis yang belakangan mencuri perhatiannya. Reyhan yang kebetulan berada di sana, dengan santainya menguping pembicaraan mereka yang jelas terdengar saat Kyra dan Sandra berdebat di muka umum.
Senyum terbit di bibirnya melihat bagaimana Kyra sangat sulit untuk di tindas. Senyum yang terbit di bibirnya membuat sekretaris Reyhan yang berada di sampingnya mengerutkan dahinya bingung merasa heran dengan atasnya yang sudah lama tidak tersenyum itu tiba-tiba tersenyum hanya karena menyaksikan perdebatan gadis remaja.
Astaga, jangan katakan setelah gagal move on, sekarang bos juga menjadi pria yang usil yang ingin tau urusan orang lain. Apakah sepenting itu menguping perdebatan gadis remaja? Batin sekretaris Reyhan.
***
"Ky, jadi Sandra masih saja suka mengganggumu?" tanya Silva saat mereka sudah di perjalanan menuju tempat Bu Wardah.
"Wanita itu kurang kerjaan, dia selalu saja menggangguku, baik secara langsung ataupun di medsos. Kalian lihat sendiri dia seperti hetters setiap kali melihat unggahanku di medsos," jawab Kyra, tetapi tatapanya fokus menatap jalanan.
"Dia iri padamu karena kamu lebih di atas segalanya dari dia," sahut Andini sembari mengunyah cemilan yang ada di tanganya.
"Oh iya, Ky. Tadi yang di sebut si dayang-dayang OKB tadi benar ya saldo rekeningmu ratusan juta?" tanya Silva yang sedari tadi begitu ingin bertanya.
"Aku juga penasaran, boleh lihat, Ky!" pinta Andini menimpali.
Mendengar pertanyaan kedua sahabatnya, Kyra tersenyum. Mungkin sangat wajar jika kedua sahabatnya terkejut dengan apa yang mereka dengar karena kedua sahabat Kyra berasal dari keluarga yang bisa di bilang sederhana tetapi tetap berkecukupan, dan uang belanja keduanya pastinya tidak akan sampai sepuluh persen uang bulananya.
Kyra mengambil ponselnya dari dalam tas dengan sebelah tangannya, lalu menekan pin M-banking di handphone-nya, kemudian memberikan phonselnya pada kedua sahabatnya yang dengan cepat menyambutnya dan sesaat kemudian terdengar teriakan dari keduanya.
"Ya ampun, beneran ratusan juta, Ky. Luar biasa," ucap Andini menatap menganga pada ponsel Kyra yang tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya.
"Ky, berapa mami dan papimu sebulan memberimu uang bulanan?" tanya Silva pada Kyra terlihat begitu antusias.
"Apa aku harus menjawabnya?" ucap Kyra balik bertanya, dengan senyum terukir di bibirnya.
"Harus!" jawab keduanya secara bersamaan membuat Kyra tertawa.
"Coba tebak!" pinta Kyra.
"Itu tabungamu selama berapa bulan?" tanya Andini sebelum menebak.
"Aku lupa, karena keluar masuk," jawab Kyra santai.
"Dua puluh lima juta?" tebak Silva yang di jawab gelengan kepala oleh Kyra.
"Lima puluh juta?" ucap Andini coba menebak yang kembali di jawab gelengan kepala oleh Kyra.
"Lebih atau kurang?" tanya Andini sebelum kembali menebak.
"Lebih," jawab Kyra santai membuat kedua sahabatnya kembali membelalakkan mata mereka menatap Kyra yang hanya tersenyum menanggapinya.
"Tujuh puluh juta?" tebak Silva lagi yang lagi-lagi di jawab gelengan kepala oleh Kyra.
"Sudah Ky, kami tidak ingin menebak. Jawab saja, berapa?" ucap Andini menyerah.
"Papi seratus juta dan mami juga seratus juta, itupun di luar kebutuhanku jika aku butuh kendaraan, uang jalan atau apa pun. Dua ratus juta dari mereka khusus untuk uang bulananku, makan dan nge-mall," jawab Kyra membuat mulut kedua sahabatnya ternganga lebar.
"Ky, dua ratus juta setiap bulannya, kamu ke manakan uangnya? Kenapa di rekeningmu hanya ada empat ratus juta?" tanya Silva beberapa saat kemudian.
"Ke panti, belanja, sedekah, dan investasi," jawab Kyra santai yang terus saja membuat kedua sahabatnya terkejut.
"Wah wah wah... kamu kaya diusia muda, Ky. Aku bangga menjadi sahabatmu, hahahaha...," ucap Andini membuat Kyra dan Silva tertawa mendengarnya.
"Aku punya uang, kalian punya keluarga. Kalian pilih mana jika berada di posisiku?" tanya Kyra berhasil membuat suasana menjadi hening saat kedua sahabatnya terdiam tak dapat menjawab pertanyaan Kyra.
"Tidur sendiri, makan sendiri, ke sekolah sendiri, ulang tahun sendiri, bulan ramadhan sendiri, bahkan merayakan idul fitri sendiri. Kalian mau sepertiku?" tanya Kyra tersenyum senduh menatap jalanan yang ia lewati.
Baik Silva ataupun Andini merasa sedih mendengar ucapan Kyra, yang Kyra katakan benar adanya, beberapa tahun belakang Kyra selalu melakukan apa-apa sendiri, dan merekalah beserta bu Wardah yang selalu menemani Kyra di hari-hari penting tersebut.
"Kalian jauh lebih beruntung dariku. Kalian punya keluarga yang selalu ada bersama kalian, makan dan tidur teratur, dan kasih sayang kalian dapatkan. Mungkin orang akan berpikir uang adalah segalanya tapi semua salah, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, uang tidak selalu bisa membuat kita bahagia meskipun tak di pungkiri juga apapun membutuhkan uang," ucap Kyra lagi menyeka sudut matanya yang berair.
"Ky, ada kami. Kita akan menjalani kehidupan yang bahagia bersama-sama," ucap Silva menepuk pelan pundak Kyra.
"Silva benar, kita akan selalu bersama. Orang tuaku juga orang tuamu, keluargaku adalah keluargamu, banyak orang-orang yang menyayangimu, contohnya saja bu Wardah. Kami semua menyayangimu, Ky," ucap Andini yang juga menguatkan Kyra yang sangat jarang terlihat lemah tersebut.
"Aku bersyukur memiliki kalian, terima kasih karena selalu ada bersamaku," ucap Kyra begitu tulus mengatakannya.
"Kami juga bersyukur mempunyai teman sepertimu," jawab keduanya bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Hanya di sunia Halu..
2023-06-20
0
Tining Revi
kirain orang yang banyak uang pasti bahagia. ternyata tetep keluarga yang menjadi muara kabahagiaan seseorang.
2022-12-05
0
❤️Rizka Aulia ❤️
sedih dengar curhatnya kyra 😢
2022-10-30
1