Meskipun berusaha mengabaikan, tetapi rasa peduli membawa Reyhan menghampiri gadis yang tengah menangis itu.
"Tidak baik seorang gadis berada ditempat sepi seperti ini sendirian," ucap Reyhan berdiri di samping Kyra yang membuat gadis itu sontak saja mengangkat kepalanya menatap seseorang yang mengajaknya bicara.
Kyra terdiam sesaat menatap wajah Reyhan, sebelum akhirnya membuka suara. "Pergilah Om! Aku tidak butuh dikasihani."
Sambutan yang tak bersahabat itu seketika membuat jantung Reyhan serasa mau keluar dari tubuhnya. Terlebih saat mendengar sebutan Kyra yang menyebutnya 'Om'.
"Om? Kapan aku menikah dengan tantemu?" tanya Reyhan merasa kesal menatap Kyra yang seenaknya memanggilnya dengan sebutan yang tidak ia sukai.
"Apa menyebutmu Om harus dengan Anda menikahi tanteku?" tanya Kyra balik bertanya saat ia berhasil mengingat jika Reyhan adalah pria yang bertabrakan dengannya waktu itu di toilet restoran.
Reyhan datang diwaktu yang tidak tepat, dia memancing emosi Kyra yang memang butuh pelampiasan dari segara amarahnya terhadap kedua orang tuanya.
"Aku sama sekali tidak mengizinkanmu menyebutku dengan panggilan seperti itu," ucap Reyhan melayangkan protesnya.
"Baiklah, Pak. Aku minta maaf," ucap Kyra lagi memilih beranjak dari sana meninggalkan Reyhan yang semakin syok mendengar jika ia dipanggil bapak.
"Aku bukan bapakmu! Kapan aku menikahi ibumu?" pekik Reyhan yang malah semakin memancing emosi Kyra.
Kyra kembali memutar langkahnya mendekati Reyhan yang masih berdiri tegap dengan wajah kesal menatapnya. Posisi kedua sangat dekat, dengan mata yang saling memberikan tatapan tajam.
Hembusan napas Reyhan terasa di wajah Kyra. Dengan tinggi badannya yang diatas rata-rata tinggi wanita Indonesia, tentu saja membuat wajah mereka semakin terlihat dekat saat mereka berhadapan seperti sekarang.
"Apa maumu? Apa kamu tidak sadar jika kamu sudah tua? Apa aku harus memanggilmu, Adik? Tanpa perlu kamu memberitahu, aku juga sudah tau jika usiamu pasti jauh di atasku. Jadi, tidak ada salahnya aku menyebutmu om ataupun bapak karena itu cocok untukmu dan itu sebagai tanda aku menghormatimu. Namun, sepertinya orang sepertimu tidak pantas dan tidak mengerti apa itu arti menghormati." Kyra terus memaki Reyhan dengan semua ucapan yang keluar dari mulutnya yang pedas.
"Kenapa malah kamu yang marah?" tanya Reyhan menatap Kyra, menutupi rasa gugupnya saat Kyra berada dalam posisi sangat dekat dengannya.
Untuk pertama kali setelah sekian lama, Kyra adalah satu-satunya wanita yang berada dengan jarak sedekat ini. Menatap mata yang cantik dengan bulu mata yang lentik, hidung mancung serta bibir ranum yang terus memakinya itu bukannya membuat Reyhan kesal, tetapi dia justru berulang kali menelan salivanya. Membayangkan apa rasanya jika ia dapat menyentuh bibir yang sedang memakinya itu. Bibir yang terlihat begitu menggoda dari gadis remaja yang memiliki fisik wanita dewasa.
"Kenapa diam? Apa kamu baru menyadari jika semua yang aku kata…." Kalimat Kyra terhenti saat Reyhan dengan tiba-tiba sudah mengunci pergerakan bibirnya dengan menyambar bibir yang sedari tadi terlihat sangat menggoda itu.
Kyra pun seketika bungkam. Gadis itu terdiam sejenak mencerna apa yang sedang terjadi. Terlebih di saat bibir dan lidah pria yang ada dihadapannya dengan nakal menerobos masuk dan mengabsen isi mulutnya. Setelah beberapa detik hanya mematung, Kyra pun akhirnya tersadar dari kebodohannya yang membiarkan Reyhan menciumnya, apalagi saat tangan Reyhan yang semula menahan tengkuknya mulai turun mengusap punggungnya.
"Aw!" pekik Reyhan kesakitan saat bibirnya digigit oleh Kyra.
"Kurang ajar, kamu merebut ciuman pertamaku!" Maki Kyra menampar pipi sebelah kanan Reyhan dengan sekuat tenaganya hingga meninggalkan jejak kemerahan di sana.
"Dasar pria tua mesum!" ucapnya lagi mendorong tubuh Reyhan, lalu berlari pergi dari sana meninggalkan Reyhan yang malah tersenyum mendengar kalimat Kyra tentang ciuman pertamanya.
"Ucapannya begitu pedas, tapi bibirnya terasa begitu manis! Mungkinkah gadis itu yang bisa membuatku melupakan Maria," gumam Reyhan tersenyum menatap Kyra yang sudah berlari pergi meninggalkannya sambil mengusap sebelah pipinya yang sempat menjadi pelampiasan dari amarah Kyra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Lina Maulina Bintang Libra
bagus deh LBH baik cr yg g ada ikatan pernikahan
2022-12-21
0
Zukinaya Elfaalfatih
bacanya sambil deg degan
2022-10-29
1
Uswatun
semoga
2022-10-27
0