Semua teman-teman Kyra tengah di sibukkan dengan persiapan masuk kuliah mereka, tapi tidak dengan Kyra. Bukan karena tidak ingin, hanya saja Kyra merasa iba hati saat melihat semua teman-temannya melakukan itu semua mendapat campur tangan dari orang tua mereka, tidak seperti dirinya yang sudah satu bulan tidak bertemu dengan kedua orang tuanya. Bahkan di hari kelulusanya beberapa minggu yang lalu, kedua orang tuanya sama sekali tak hadir, yang menemaninya hanya Wardah dan Doni, pengasuhnya dulu, yang Kyra anggap sebagai keluarga.
Kyra sadar bahkan sejak kecil selalu Wardah dan Doni yang menjadi walinya, Kyra sadar kedua orang tuanya sangat sibuk. Namun kesedihan Kyra semakin terasa saat Papinya bahkan bisa menghadiri acara kelulusan putri tirinya dibandingkan Kyra yang jelas-jelas putri kandungnya.
Kyra tidak melihat itu semua secara langsung, tetapi Kyra dapat melihat itu semua dari postingan saudari tirinya tersebut yang selalu memamerkan setiap hal di halaman instagramnya.
Seperti saat ini dimana Kyra kembali bersedih saat melihat postingan saudari kembarnya yang memperlihatkan foto liburan keluarga mereka. Papinya sudah menawarkan Kyra untuk ikut, tapi Kyra menolaknya. Kyra selalu bertanya-tanya, kenapa saat dulu mereka masih menjadi keluarga yang utuh papinya tidak pernah punya waktu untuk liburan keluarga, berbeda dari sekarang yang hampir setiap dua atau tiga bulan sekali Kyra melihat postingan liburan keluarga saudari tirinya.
Kyra bukan gadis cengeng yang akan menangis meminta kedua orang tuanya pulang, ia tidak akan melakukan semua itu. Menurut Kyra, orang tuanya lah yang harusnya mendatanginya, menanyakan kabarnya dan menemaninya, bukan dia yang mengemis kasih sayang kedua orang tuanya yang jelas tidak akan menanggapinya.
Awal perceraian kedua orang tuanya, Kyra masih menjadi gadis yang selalu berusaha mencari perhatian kedua orang tuanya, meskipun selalu saja di tanggapi datar dari keduanya, tapi setelah mengetahui jika kedua orang tuanya sudah menikah lagi dengan pasangan skandal mereka masing-masing, Kyra menjadi sosok yang dingin. Kyra yang dulunya selalu ceria dan bersahabat kepada semua orang itu sekarang menutup dirinya dan bersikap dingin pada orang yang tidak di kenalnya, terkecuali Wardah dan lingkungan Wardah.
Kyra yang tengah melamun tersadar saat merasakan getar ponselnya.
"Papi sudah mengirimkan uang bulananmu, jaga kesehatan, Papi menyayangimu," Kyra tersenyum bersamaan dengan genangan air mata yang siap membasahi wajahnya jika sekali saja ia mengedipkan matanya. Senyum kesedihan yang terbit saat membaca pesan yang masuk dari Papinya.
Setiap bulanya hanya itu pesan yang di kirimkan oleh Papinya untuk Kyra, hanya sebuah kabar tentang uang dan pesan singkat yang mengatakan menyayanginya, tapi tidak ada pembuktian dari ucapan sayang tersebut.
Yang Kyra inginkan bukan hanya uang, Kyra butuh perhatian, Kyra butuh kasih sayang dan kehadiran kedua orang tuanya. Bukan hanya uang dan ucapan sayang lewat pesan yang ia dapatkan seperti sekarang.
Tidak, aku tidak boleh menangis, aku sudah cukup menangis. Jangan menangis, Ky. Batinnya menguatkan diri.
Sesaat kemudian, Kyra yang baru saja akan keluar dari kesedihannya kembali dibuat bersedih. Matanya kembali berair saat pesan yang kurang lebih sama, masuk padanya, hanya berbeda pengirimnya. Kali ini pesan masuk dari Maminya yang juga mengabarkan jika uang bulanan untuknya sudah di kirimkan ke rekeningnya.
"Sayang. Uang belanjamu sudah Mami kirim ke rekeningmu. Katakan jika ada yang kamu butuhkan. Mami menyayangimu, jaga diri baik-baik." Isi pesan dari Maminya.
"Aku butuh kalian, Mi. Aku butuh Papi dan Mami disini bersamaku," lirihnya.
Kyra akui jika dia membutuhkan uang untuk kelangsungan hidupnya, tapi Kyra juga sangat membutuhkan kehadiran serta perhatian dari kedua orang tuanya, sama halnya seperti anak lainya. Namun tidak, semua tidak Kyra dapatkan dari kedua orang tuanya, untuk itu Kyra akan menyenangkan dirinya sendiri dengan caranya sendiri.
Tanpa perlu mengecek saldo rekeningnya, Kyra sudah tau pasti jika uang yang ia miliki dalam rekeningnya tidak akan pernah habis sekalipun dia menggunakannya untuk berpoya-poya. Tanpa keluarga atau sahabatnya ketahui, uang yang Kyra dapatkan dia pergunakan dengan membeli lahan serta membangun kontrakan, terhitung sudah ada tujuh kontrakan yang ia punya, dan itu semua tak lepas dari bantuan Wardah dan Doni yang Kyra anggap sebagai orang tua angkatnya dan sebagai walinya.
Kyra yang ingin mengalihkan kesedihannya, menghubungi seseorang. "Hai Sil, kamu lagi apa?" tanya Kyra pada salah satu teman dekatnya.
"Aku lagi santai sama Ayah dan Bunda," jawab Silva di seberang sana membuat senyum sendu kembali terbit di wajah cantik Kyra. Hal sederhana seperti itulah yang Kyra inginkan, tapi sayangnya sudah hampir empat tahun Kyra tidak lagi merasakan hal tersebut.
"Ada apa Ky?" tanya Silva.
"Temani aku belanja! Sekalian cari hadiah untuk Alfin, anak bu Wardah," ajak Kyra.
"Ok, aku siap-siap dulu. Ketemu di mana?" tanya Silva setelah menyetujui ajakan Kyra.
"Kamu bersiaplah! Sekalian kabari Andini, siapa tau dia juga mau ikut. Satu jam lagi aku jemput kalian," ucap Kyra pada Silva yang bersorak gembira mendengarnya.
"Baiklah, aku tunggu," jawab Silva sebelum panggilan telepon berakhir.
"Selalu semangat jika diajak keluar," gumam Kyra.
Kyra yang baru saja akan meletakkan kembali ponselnya di atas meja, mengurungkan niatnya saat ponselnya kembali bergetar.
"Halo," ucapnya datar.
"Halo, Ky. Bagaimana dengan kuliahmu? Kamu sudah memutuskan akan ke mana?" tanya seseorang di seberang sana selalu saja memberikan perhatian pada Kyra, tapi selalu Kyra tanggapi biasa saja sebab ia menyadari ada yang janggal dari perhatian seseorang tersebut.
"Belum Kak," jawab Kyra seadanya.
"Kenapa belum? Kamu mau di dalam apa luar Negeri? Kakak bantu carikan yang bagus, ya?" tanya seorang pria di balik telepon itu lagi yang merupakan kakak tiri Kyra, bernama Bayu.
"Tidak perlu, Kak. Aku sudah menemukan beberapa pilihan, nanti aku akan mengurusnya sendiri. Terima kasih untuk tawarannya. Sudah dulu ya, kak. Aku mau keluar!" ucap Kyra menolak, lalu memutuskan sepihak panggilan tanpa menunggu jawaban dari Bayu.
Awal mengenal Bayu, Kyra sempat merasa nyaman bersamanya menganggapnya sebagai kakak tiri yang baik dari pihak Maminya, tetapi lama kelamaan Kyra menyadari jika ada yang janggal dari semua perhatian yang di berikan Bayu. Bayu bersikap baik padanya bukan hanya karena menganggapnya adik, tapi juga karena kemungkinan besar Bayu mempunyai rasa untuknya, dan itu sangat Kyra yakini, untuk itu Kyra mulai menjauhkan diri dari Bayu.
Setelah menerima panggilan dari Bayu, Kyra tiba-tiba teringat pada pria yang sudah mencuri ciuman pertamanya, tanpa sadar tangannya terangkat menyentuh bibirnya.
"Astaga, apa yang aku pikirkan? Kenapa juga mengingat pria mesum itu?" ucapnya sesaat kemudian saat kesadarannya sudah kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Bunda dinna
Kyra boleh kehilangan kasih sayang kedua orang tua.nya tapi dukungan dan perhatian orang2 sekitar juga jauh lbh baik
2022-10-26
0