Sean yang tengah fokus dengan pekerjaannya dibuat kesal saat seseorang tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam ruanganya. Sean baru saja akan mengeluarkan kata-kata kasar, tetapi setelah melihat jika yang datang adalah sahabatnya, kekesalan Sean menghilang meskipun dia tetap saja menyindir orang tersebut.
"Apa, Tuan Reyhan sudah kehilangan sopan santunnya?" sindir Sean sembari bangkit dari duduknya, menghampiri Reyhan yang sudah lebih dulu duduk di sofa yang ada di sana.
"Ada apa? Kenapa dengan wajahmu?" tanya Sean saat Reyhan tidak menanggapinya.
"Wanita ular itu kembali datang berniat menghasutku," ucap Reyhan memberitahu Sean.
"Apa kamu terhasut olehnya?" tanya Sean.
"Tentu saja tidak," jawab Reyhan yang jelas tidak ingin dianggap bodoh oleh sahabatnya.
"Lalu?" Sean menatap bingung pada Reyhan.
"Temani aku makan, aku lapar!" ajak Reyhan lebih dulu bangkit membuat Sean hanya bisa mendengus menatapnya, tetapi tetap menerima ajakan Reyhan.
Keduanya pergi ke salah satu restoran yang berada tak jauh dari kantor Sean, tiba di sana keduanya langsung mengambil tempat, dan kembali berbincang.
"Bagaimana menurutmu jika ada seorang gadis yang terlihat seperti gadis dewasa, tetapi berteman dengan gadis-gadis remaja?" tanya Reyhan.
Sean yang mendengar itu menatap Reyhan dengan seringai di bibirnya. Reyhan seakan dapat menebak siapa yang tengah dibicarakan oleh Reyhan. "Gadis yang pernah kita lihat di restoran waktu itu?" tebak Sean membuat Reyhan terdiam.
Sean tertawa pelan setelah tebakannya benar.
"Hanya lekuk tubuhnya yang terlihat seperti gadis dewasa, aku akui bagian tertentu dari tubuhnya lebih unggul dari usianya. Dia gadis yang cantik dan akan semakin cantik nantinya," ucap Sean.
"Siapa yang kamu bicarakan?" tanya Reyhan berpura-pura tidak tahu.
"Kyra Dwayne. Usianya baru tujuh belas tahun, Rey."
Reyhan terperangah mendengar ucapan Sean. "Benarkah?" tanyanya.
"Ya, dia baru genap tujuh belas tahun beberapa bulan lalu," jawab Sean.
"Jadi benar dia yang ingin kamu bicarakan? Apa kamu tertarik padanya?"
"Tidak." Reyhan dengan cepan membantah.
"Tunggu dulu. Dwayne, bukankah itu...."
"Ya, dia putri satu-satunya dari tuan Dwayne," jawab Sean menyalip ucapan Reyhan.
"Jadi dia putri yang dirahasiakan itu?" tanya Reyhan lagi yang diangguki oleh Sean.
"Kenapa?" tanya Reyhan lagi semakin merasa penasaran.
"Seperti yang semua orang tahu skandal dari kedua orang tuanya lah yang membuat gadis itu merahasiakan siapa dirinya. Tuan Dwayne dan mantan istrinya juga merahasiakan identitas putrinya demi keamanan Kyra. Karena mereka sadar jika di luar sana tidak semua orang menyukai mereka," jawab Sean yang seketika dapat dimengerti oleh Reyhan.
Reyhan terdiam, tak lagi berbicara saat sesuatu sudah berhasil mengalihkan pandangan dan pikirannya. Sosok yang selama ini masih sangat dicintai oleh Reyhan berada di tempat yang sama dan terlihat sangat bahagia bersama pasangannya.
Sean yang melihat itu semua ikut menatap ke arah yang dipandang oleh Reyhan.
"Lihatlah! Dia terlihat sangat bahagia bersama suaminya. Sekarang saatnya untukmu melupakan dia, Rey. Ikhlaskan dia dan buka hatimu untuk wanita lain. Hidup ini tidak berjalan di tempat apalagi mundur ke belakang, Rey. Hidup bergerak maju ke depan, pikirkan masa depanmu. Tata kembali hidupmu untuk menjadi lebih baik dan menciptakan kebahagiaan yang lain tentunya bersama wanita lain," ucap Sean mengambil kesempatan itu untuk menyadarkan sahabatnya.
Maafkan aku, Rey. Aku tahu ucapanku akan membuatmu sedih. Namun, inilah kenyataannya. Semua yang berlalu biarkan berlalu. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Batin Sean.
***
Setelah selesai bertemu dengan Sean–sahabatnya, sekarang Reyhan terlihat sudah berada di dalam mobilnya. Tujuannya adalah kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya. Pertemuannya dengan Sean semakin memantapkan niat Reyhan untuk bisa move on dari Maria, mantan kekasihnya. Terlebih saat di restoran tempat di mana mereka makan siang, Reyhan sempat melihat Maria bersama suaminya yang terlihat begitu bahagia dan sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Ana.
Disaat mobil itu terus melaju membelah lalu lintas yang tampak renggang siang itu, matanya tanpa sengaja melihat sebuah motor yang berada di pinggir jalan tanpa terlihat pemiliknya. Motor yang sama dengan yang ia lihat saat dalam perjalanan menuju kantor Sean. Dengan cepat, Reyhan meminta pada sopirnya untuk menghentikan mobilnya tak jauh dari motor tersebut. Tanpa membuang waktu, Reyhan keluar dari mobil. Mencoba menatap sekitar untuk mencari keberadaan pemilik motor yang ia sangat yakin adalah gadis yang ia bicarakan pada Sean, sahabatnya.
"Kenapa dia berhenti di jalanan sepi seperti ini?" gumam Reyhan sembari mulai melangkah menyusuri sekitar tempat tersebut.
Semakin jauh langkah kakinya melangkah, ia mulai mendengar suara tangis serta teriakan seseorang, dengan langkah yang semakin cepat Reyhan mengikuti asal suara tersebut.
"Aku membenci kalian, aku benci terlahir dari orang tua seperti kalian!" suara teriakan gadis itu terdengar semakin kencang.
Perkataan dari gadis itu seketika langsung mengingatkan Reyhan dengan cerita Sean bahwa kedua orang tua gadis yang bernama Kyra Dwayne itu memang tidak harmonis akibat skandal yang mereka lakukan. Skandal di mana keduanya sama-sama saling mengkhianati pernikahan mereka dan skandal itu sampai menghebohkan dunia bisnis kala itu.
"Oh, dia mencari tempat sepi ternyata untuk menangis dan memaki orang tuanya. Apa begitu bencinya ia pada kedua orang tuanya?" gumam Reyhan terus memperhatikan gadis bernama Kyra tersebut.
"Kenapa kalian tidak bisa memberikanku kebahagiaan seperti teman-temanku? Kenapa kalian malah bersikap memalukan seperti itu? Sedari aku kecil kalian selalu sibuk dengan pekerjaan dan tidak pernah ada waktu untukku. Kalian tidak pernah memberikan aku kasih sayang sebagaimana yang sering para orang tua berikan pada anak mereka. Kalian hanya tau dengan uang serta kesenangan kalian sendiri tanpa memikirkan perasaanku," ucap Kyra mengungkapkan segala isi hatinya.
"Aku tidak pernah marah dan protes dengan semua sikap acuh kalian, tapi kenapa kalian malah semakin menyakitiku dengan sikap kalian yang memalukan? Aku benci kalian, sangat membenci kalian!" sambung Kyra meluapkan semua kekesalan berupa makian yang terus saja ia ucapkan disela isak tangisnya.
Setelah puas berteriak memaki kedua orang tuanya, ia jatuh terduduk bersandar disebuah pohon besar. Menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya, menangis dan terus saja menangis membuat Reyhan yang melihat dan mendengar merasa iba.
Reyhan yang sebelumnya juga diselimuti kesedihan mengingat asmaranya yang berakhir tragis, seolah melupakan masalah yang tengah ia hadapi saat melihat bagaimana gadis yang sebelumnya ia lihat ceria itu sedang menangis sesegukkan.
"Kasihan gadis itu? Dia pasti sangat tertekan dengan pemberitaan kedua orang tua akibat skandal itu? Aku sangat mengerti perasaannya, dia pasti merasa malu dan merasa dikhianati oleh kedua orang tuanya," gumam Reyhan merasa simpati dengan apa yang sedang dihadapi oleh Kyra.
Tiba-tiba Reyhan mulai merasa aneh dengan perasaannya yang bisa sebegitunya peduli terhadap seseorang yang tak dikenalnya.
"Lah, kenapa juga aku harus peduli padanya?" gumam Reyhan lagi sambil memutar tubuhnya untuk pergi.
Akan tetapi, baru tiga langkah kakinya menjauh, Reyhan kembali memutar tubuhnya menghampiri gadis yang masih saja menangis tersebut. Tanpa ia sadari, ia mempunyai rasa peduli yang besar pada gadis remaja yang berhasil menggetarkan hatinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Noh kan Maria udah bahagia,,
2023-06-20
0
Bunda dinna
Bang duda mulai jadi penguntit
2022-10-26
0