Buatku memang teramat sulit menghapus sosok Laras dari hatiku. Dia tak terganti dengan siapa pun ~Endro Herminanto~
DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
“Makasih bangeeeet ya Ndah. Aku bingung menghadapi keinginannya. Dia masih labil sehingga wajar mengidolakan sosok yang menyayanginya. Dia anak paman Pras, kebetulan dia aku asuh sejak kecil sehingga memanggilku Daddy,” Endro menyampaikan terima kasih, tapi juga tetap menutupi siapa sosok Vella sesungguhnya.
***
Vella sampai di rumah dengan hatinya masih kesal karena melihat hubungan ayahnya dengan perempuan bernama Endah tadi. Dia sadar Endah perempuan manis. Tak banyak dandan. Sederhana penampilannya, walau semua barang yang dia bawa atau gunakan dari merk terkenal.
“Mbok, nanti malam ada empat atau lima temanku yang akan menginap disini. Aku sudah lapor Daddy dan dia mengizinkan. Tolong masak untuk kami. Juga bikinkan juice dan cemilan ya. Dan tolong siapkan kasur tambahan. Karena aku yakin teman-temanku tak mau tidur pisah kamar. Jadi lebih baik kami pakai kasur tambahan yang digelar di lantai saja,” walau anak tunggal dan biasa dimanja, Vella diajar tata krama. Dia tetap sopan meminta asisten rumah tangga dengan kata tolong juga dengan nada sopan, bukan memerintah semaunya.
“Njih Den, nanti saya minta kang Kusnan menyiapkan kasurnya. Dan saya siapkan masakannya,” asisten rumah tangga yang bekerja di sana sejak Vella berusia lima tahun langsung menyanggupi permintaan majikannya itu.
‘Aku dengar, kamu akan menginap untuk belajar guna persiapan ujian?’ chat Arie masuk ke ponsel Vella sore ini.
‘Benar genks ku akan menginap, tapi aku enggak Kak,’ jawab Vella jujur. Dia bingung darimana Arie mendapat info tentang genks nya yang akan belajar bareng?
‘Apa orang tuamu tidak mengijinkan? Bukankah belajar bersama itu baik?’ Arie tak menyangka Vella malah akan belajar terpisah dari teman-teman genksnya.
‘Bukan soal itu,’ balas Vella lagi.
‘Lalu?’ Arie penasaran mengapa Vella tidak menginap.
‘Karena teman-teman menginap di rumahku. Aku enggak mungkin ‘kan bilang menginap di rumah sendiri?’ Vella mengirim chat balasan disertai emotikon tertawa.
‘Kakak kira kamu serius tak bisa belajar bareng genkmu itu,’ Arie menjawab dengan disertai emotikon wajah kesal.
Lalu Vella hanya menjawab dengan stiker tertawa.
***
“Eh lihat kak Arie lagi ngumpul ama teman kampusnya. Aduuuuuuuh ganteng-ganteng banget,” seorang teman Vella yang sedang membuka sosmed dan melihat postingan Arie dengan tulisan ‘selamat belajar kelompok ya cantik. Kakak juga lagi belajar bareng’.
“Eh … yang diucapin ‘selamat belajar kelompok’ siapa ya? Apa pacarnya?” tanya teman yang lain. Mereka penasaran dengan sosok tersembunyi dibalik nama Arie itu. Semua teman Vella memang baru ‘mengenal’ Arie saat pemuda itu datang ke sekolah. Tapi mereka tak sempat berkenalan secara langsung karena tidak tergabung sebagai panitia pesta perpisahan seperti Vella.
“Woiiii … kita ngumpul buat belajar, bukan buat ngerumpi. Kalau Daddyku tahu kita ngerumpi, habislah aku. Bisa-bisa ini kumpul kita yang terakhir. Tadi siang Daddy sudah ngancam enggak boleh ngobrol!” Vella mengingatkan tujuan mereka berkumpul di rumahnya. Selain karena pesan Endro tadi siang, dia juga malas kalau mereka bahas tentang Arie. Ada sedikit rasa tak suka ketika teman-temannya membahas sosok itu. Apa itu rasa cemburu?
Vella tahu caption Arie ditujukan untuk siapa. Tapi dia tak mungkin mengatakannya pada teman-temannya. Belum ada kepastian dari kak Arie. Dan dia juga belum tahu bila Arie memastikan, mampukah dia menerima cinta lelaki itu? Sementara didalam hatinya hanya ada nama Endro Herminanto Mulyo.
‘Eh … dia bilang cantik? Apa benar buatku?’ akhirnya Vella jadi kepikiran dengan postingan Arie.
Akhirnya mereka semua kembali belajar seperti tujuan awal kumpul. Empat hari mereka menginap di rumah Vella sebelum UAN. Dan Endro benar-benar memantau siapa saja keempat teman putrinya dengan menghubungi orang tua mereka. Dia tak mau yang menginap di rumahnya pergi tanpa izin orang tua.
Hari ini tibalah hari pertama UAN. Semua sudah siap maju perang. Mereka merasa bekal belajar bersama cukup matang untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UAN.
“Jangan lupa, kartu ujian kalian cek lagi,” Endro memperingatkan lima anak gadis yang pagi ini sarapan bersamanya. Dia bertindak seakan bapak kost. Seorang putri saja sudah berisik. Ini ditambah empat mulut temannya. Bisa dibayangkan betapa riuhnya rumah Endro dengan suara lima gadis itu.
“Sudah koq, itu yang pertama kami cek,” jawab seorang teman Vella.
“Baguslah. Berdoa dan kerjakan semaksimal mungkin. Pasti kalian akan dapat hasil terbaik,” Endro pun mengakhiri nasihatnya pagi ini. Dia harus berangkat cepat karena akan bertemu dengan pimpinan pengembang yang ingin memesan genteng darinya.
‘Jangan lupa berdoa. Kakak tau kamu mampu mendapat hasil terbaik. Selamat ujian,’ Vella membaca pesan dari Arie. Attensi yang manis. Dia tersenyum lalu memasukkan ponselnya kedalam tas miliknya.
Hari-hari sepi mulai dirasakan pelajar kelas dua belas. Mereka sedang berkutat dengan selembar kertas soal yang akan jadi penentu masa depan mereka. Bahkan suara jarum jatuh akan terdengar sangat kencang saat ini.
Semua serius. Semua ingin hasil terbaik. Sekolah Vella adalah sekolah favorite. Tak ada anak malas karena semua bersaing mendapat nilai bagus. Tak ada yang membuat contekan. Mereka benar-benar jujur dan belajar dengan sungguh-sungguh.
Tiga hari selesai sudah UAN yang harus Vella dan semua temannya ikuti. Hari-hari yang sangat menegangkan telah berlalu. Mereka akan masuk lagi hari Senin depan untuk menghadapi Ujian sekolah. Yaitu semua mata pelajaran yang tidak diujikan secara Nasional.
“Lumayan. Kita libur lagi empat hari,” Vella menarik napas panjang.
“Hari Sabtu dan hari Minggu bagaimana bila kita belajar bareng lagi di rumahmu?” tanya teman Vella. Sejak hari Senin pagi keluar dari rumahnya memang semua temannya langsung pulang ke rumah masing-masing.
“Aku setuju. Hari Kamis dan hari Jumat kita libur. Hari Sabtu pagi kita harus sudah ngumpul lagi. Gimana?” jawab rekan lainnya.
“Aku sih oke aja. Nanti aku bilang lagi ke Daddy dan simbok dirumah,” Vella tak keberatan. Dia senang ada teman dirumah.
“Deal ya. Kita ngumpul hari Sabtu jam sembilan pagi dan jam sepuluh kita start belajar!”
***
Arie bingung. Baru kali ini dia tertarik pada seorang gadis. Dia sadar, wajahnya tampan. Diatas rata-rata. Kekayaannya tak perlu diragukan lagi. Ibunya seorang anggota dewan dan bapaknya seorang abdi negara dengan pangkat tinggi.
Sejak baru menikah sang ibu sudah menabung dan membeli tanah lalu sedikit demi sedikit membangun rumah petak untuk disewakan.
Dan semakin banyak tabungannya sang ibu banyak membangun rumah kost didekat kampus. Dari kost sederhana hingga kost lux. Jadi kalau soal pendapatan rutin keluarganya tak berkekurangan.
Ayahnya pun pejabat di kantonya. Kedua orang tuanya super sibuk. Tapi perhatian pada anak adalah nomor satu. Uang memang penting, tapi kebahagiaan anak-anak yang utama. Demikian prinsip kedua orang tua Arie.
\=============================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments