Dalam sebuah perselingkuhan, kita tak bisa bilang si lelaki salah, karena dia tidak menjalin hubungan sendirian, kalau perempuannya enggak mau, tak mungkin ada perselingkuhan kan?
Banyak perempuan muda yang memang ingin cari gampangnya, mengambil suami orang yang susah sukses. Dia tak tahu, sebelum sukses ada perempuan lain yang mendampinginya dari nol ~mamanya Andika Larasati~
masih di bab flash back 18 tahun lalu
SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
Ayah Laras pedagang baju dan sepatu yang cukup besar di Kutoarjo. Dia punya 3 toko. Istrinya selalu berada disisinya, takut bila suaminya berpaling karena sejak suaminya punya banyak uang maka banyak perempuan manis yang ingin mencuri kesempatan menjadi istri ke dua, ke tiga dan seterusnya dari laki-laki itu.
“Nan, setelah selesai ujian, sambil menunggu pengumuman kelulusan. Kamu harus segera ke Semarang untuk membuat pasportmu dan Laras. Jadi begitu lulus kalian langsung bisa tentukan mau kuliah di mana dan pastinya langsung berangkat.” Yoyok memberi masukan pada anak tunggalnya itu. Mereka sedang berbincang di teras dengan paman Pras dan sesepuh di daerah rumah Prasojo.
“Saran Mbah, kuatkan imanmu. Karena wanita hamil yang bukan hamil bibitmu sebaiknya jangan kau gauli,” nasehat seorang sesepuh yang hadir sore itu.
“Njih Mbah, akan Endro ingat hal itu,” jawab Nanan, dia hanya menyebut dirinya Nanan bila berada dalam keluarga inti saja. Tentu saja perihal kehamilan Laras bukan karena perbuatan Endro hanya diketahui kerabat dekat saja. Yang lain mengira Laras hamil oleh Endro, maka harus segera menikah.
***
Sehabis maghrib, Laras selesai didandani. Endro dan semua yang melihat Laras keluar dari kamar memandang takjub. Wajah Laras yang memang sangat cantik makin mempesona dipoles oleh MUA yang dipanggil Nungky.
‘Pantas anakku tak peduli anak siapa yang dikandung Laras, perempuan ini memang sangat cantik, semoga keputusan kami tak pernah membuat penyesalan. Semoga Laras bisa menjadi pasangan yang baik bagi Nanan,’ Kamila membatin melihat calon menantunya yang terlihat sangat sempurna.
‘Bukan wajahnya yang membuatku jatuh cinta, tapi hatiku memang tertarik dengan kepribadiannya yang sangat jujur. Semua gadis yang mendekatiku kebanyakan tertarik padaku karena statusku sebagai anak tunggal pengusaha sukses dan mantan lurah. Tapi Laras tak pernah memandang hal itu. Dia memang beda. Dan aku sangat mencintainya. Wajah ayunya adalah bonus untukku,’ batin Endro melihat calon istrinya yang telah siap dengan kebaya hijau lumut. Serasi dengan kemeja yang dia kenakan.
Ternyata baju koko ayah serta kebaya ibunya juga bernuansa hijau.
Nungky memandu Laras menuju kursi untuk calon pengantin. Di sana sudah duduk Endro yang berhadapan dengan pak penghulu dan seorang saksi dari KUA. Sedang saksi dari keluarga Laras adalah paman Pras. Saksi dari pihak Endro tentu saja Yoyok.
Nungky memasangkan selendang transparan putih di atas kepala Endro dan Laras, lalu dia duduk di sebelah Kamila yang duduk di belakang calon pengantin.
“Siap?” tanya penghulu pada kedua calon pengantin.
“Siap,” jawab Endro dan Laras bersamaan, bedanya suara Endro terdengar tegas dan suara Laras hanya desah lirih saja.
***
“Dikaaaaaaaaa!” teriak Baskoro memanggil kekasihnya yang dia lihat seperti pohon tercabut dari tanah. Mimpi yang sangat menakutkan membuat Baskoro terlonjak dan terbangun dari tidurnya.
“Kenapa Mas?” tanya adiknya yang menemani di ruang rawat. Arief Gunawan yang baru membuka pintu ruang rawat anak sulungnya kaget mendengar Baskoro berteriak menyebut nama seorang gadis.
‘*A*pa sakitnya berhubungan dengan gadis yang barusan dia sebut namanya?’ Apa hubungan mereka?’ Arief ingin menyelidiki siapa gadis yang terbawa mimpi anaknya.
“Makanlah. Ini Papa bawakan kalian makan. Takutnya Mamas tak suka bubur jatah rumah sakit, maka tadi Papa beli bubur ayam di depan. Dan buatmu ada sate ayam pakai nasi.” Arief menyerahkan bungkusan makanan yang dia beli di depan rumah sakit. Di keluarganya Baskoro memang dipanggil Mamas.
“Dika siapa Mas? Kamu kenal dia Yud?” Arief langsung bertanya pada kedua putranya. Yudwi adik Baskoro menatap kakak sulungnya untuk meminta persetujuan. Dia takut salah. Tentu dia tahu, karena mereka satu sekolah. Yudwi kelas 1 jadi tahu kalau Dika adalah kekasih kakaknya.
“Yudwi tidak perlu takut, katakan siapa Dika pada Papa!” Arief melihat kontak mata antara kedua anaknya, maka dia mendesak Yudwi.
“Dia teman Mamas, tapi tidak sekelas Pa. Mbak Dika di jurusan IPS,” jawab Yudwi. Dia tak ingin mendapat hukuman potong uang jajan dari papanya bila dia membela kakaknya. Toh dia tak menyebut status Dika bagi Baskoro.
“Kalau dia hanya teman, tak mungkin kamu sampai memimpikannya Bas, ada apa sehingga kamu terpikir dia sangat mendalam dan terbawa ke alam mimpimu?” Arief terus mencecar jagoannya.
Dia pernah muda, maka dia tahu anak seusia anak-anaknya sudah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Sayangnya pak Arief enggak tahu kalau anak sulungnya bukan hanya mulai tertarik pada lawan jenis, tapi sudah berhasil membuahi rahim lawan jenisnya!
Baskoro tak bisa menjawab pertanyaan itu. Dia hanya diam dan mengalihkan dengan memakan buburnya.
***
Di rumah tinggal Prasojo di jalan Senepo Tengah Kutoarjo.
“Sah?” tanya penghulu.
“SAH!”
“SAH!”
Resmi sudah Andika Larasati menjadi istri Endro Herminanto Mulyo. Acara dilanjut dengan pemasangan cincin dan cium kening serta nasehat perkawinan dari pak penghulu. Lalu sungkem kepada kedua orang tua.
Karena Laras tak ada orang tuanya maka sebagai wakilnya maka keluarga paman Prasojo Wibisono yang menggantikannya.
Hingga larut malam, pernikahan dadakan itu tak kunjung usai. Semua masih senang duduk bercengkerama bersama. Sejak tadi Kamila sudah membawa menantunya untuk masuk kamar. Kamila meminta Laras mandi lalu bersiap tidur. Dia tak ingin Laras terlalu lelah dan bisa sakit. Sedang Endro tentu tak bisa ikut beristirahat.
Saat Ajie masuk ke kamarnya yang baru, yang terletak di lantai bawah, dilihatnya istrinya sudah tertidur kelelahan. Dia kecup kening istrinya dengan lembut lalu dia segera melangkah ke kamar mandi untuk menghilangkan keringat yang membuatnya serasa lengket. Dia bawa handuk dan baju ganti.
Selesai mandi Endro langsung merebahkan badannya disisi Laras dan ikut menyusulnya ke alam mimpi. Tak ada malam pertama buat mereka. Karena Endro tak ingin melakukannya selama Laras sedang hamil dari bibit orang lain. Itu memang ada ketentuannya dalam agama, maka Endro tak mau melanggarnya.
Laras bangun dengan badan yang terasa kaku. Dia cukup lelah dengan resepsi dadakan pernikahannya semalam. Pernikahan tak terduga.
‘Pernikahan dadakan saja mereka bikin seperti itu, bagaimana bila aku nikah terencana dengan Mas Endro? Aku memang teramat bodoh tak bisa membedakan kerikil dan berlian,’ sesal Laras. Lalu dia bergegas membersihkan dirinya lalu keluar kamar. Dilihatnya suaminya masih terlelap.
Di dapur dilihatnya ibu mertuanya dan bibi suaminya sudah sibuk memanaskan aneka lauk yang masih ada. Mereka tak masak makanan baru untuk sarapan kali ini. Dalam keluarga Gumilar memang tak boleh membuang makanan. Sebisa mungkin semua makanan yang ada dihabiskan lebih dulu. Bisa hanya sekedar dipanaskan. Atau bisa juga diolah menjadi makanan lainnya. Itu sebabnya dua putri keluarga Gumilar pandai mengolah makanan.
***================================================================== ***
YANKTIE ( eyang putri ) mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini.
Jangan lupa kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments