Kadang .... Sesuatu kebahagian harus ada harga yang dibayar!
Dan saat ini aku melakukan hal itu. Aku membayar pernikahanku dengan janji mau bekerja di perusahaan milik ayahku yang sejak dulu tak ingin aku lakukan.
Semua aku lakukan demi cintaku padanya ~Endro Herminanto~
BAB INI DAN BAB-BAB SELANJUTNYA MASIH DI FLASH BACK 18 TAHUN LALU YAA
SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
Tentu saja nenek dari pihak ibuku berang dan memaksa agar ibu kembali ke rumahnya. Namun cinta ayah dan ibu sangat kuat. Mereka berangkat ke Jakarta memeriksakan diri di dokter kandungan yang sangat terkenal dan peralatannya canggih di jaman itu. Canggih untuk kurun waktu 37 tahun lalu sebelum aku ada!
Dari situ terdeteksi mengapa ibu sulit hamil. Itu semua karena ayahku memiliki bibit yang sangat lemah sehingga sangat sulit membuahi ibuku. Bibit ayag tak punya daya hidup yang besar. Kemungkinan untuk bisa membuahi sangat kecil.
Ayah langsung mengirim copy keterangan dokter pada kedua orang tua dan mertuanya. Agar semua taahu yang bermasalah adalah dirinya. Bukan Kamila sang istri tercinta.
Kedua orang tua Nanan cukup lama mengikuti program penyembuhan untuk Yoyok. Tiga bulan sejak di Jakarta mereka kembali ke Kebumen saat dinyatakan ada kemungkinan bibit ayah sudah mulai bisa membuahi ibuku.
***
“Aku tak mau. Kamu sudah berdosa karena zina, lalu sekarang kamu mau menjadi pembunuh?” jawab Nanan cepat menjawab permintaan Laras untuk mencari tempat aborsi.
“Tapi aku sudah tak berguna, Ibas tak mengakui ini anaknya dan kemarin aku sudah diusir ayahku,” tangis Laras pecah tak bisa tertahan lagi.
“Sekarang kita ke rumahmu. Ambil semua surat-surat, ijazah, dan buku-buku sekolahmu. Kamu tinggal di rumah kost paman Pras saja. Urusan lain nanti aku pikirkan. Nanti aku jemput dengan mobil untuk membawa barang-barangmu. Sebelum pulang kamu beli kardus dan lakban agar tidak bingung ketika sampai di rumahmu nanti,” cepat Nanan mengambil keputusan untuk masa depan Laras.
Perempuan yang sejak mereka masuk SMA sudah memikat hatinya. Sayang Laras hanya menganggapnya sahabat, alasannya karena usia Nanan lebih muda satu tahun darinya.
Prasojo Wibisono suami Nungky Gumilar mempunyai rumah kost yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Disinilah sekarang Laras menetap. Di kamar kost putri milik paman Endro atau Nanan.
“Aku mau pulang ke Kebumen, aku akan minta ayah dan ibu menikahkan kita. Jadi jangan pernah sekali pun kamu berpikiran pendek lagi untuk menggugurkan kandunganmu itu,” Nanan memberitahu langkah selanjutnya yang akan dia tempuh.
***
“Yah, Bu, Nanan mau ngomong serius,” ucap Nanan saat mereka baru saja selesai makan malam. Kamila dan Yoyok tak menjawab, hanya menatap mata elang milik anak mereka. Hidup mereka hanya tercurah untuk Nanan seorang. Karena kedua orang tuanya tak menjawab tapi memperhatikan dirinya, maka Nanan melanjutkan kata-katanya.
“Aku ingin menikahi Laras karena dia sedang hamil.”
“Mengapa kamu bertindak bodoh Le, kamu mencoreng nama Ayah dan menyalahi perintah agama,” Yoyok kecewa, tapi dia tak akan mungkin meminta Nanan membunuh bayinya. Dia ingat perjuangannya 19 tahun lalu untuk memiliki bayi.
Sementara Kamila hanya diam memandang wajah innocent anaknya dengan tatapan kecewa karena didikannya berbuah buruk.
“Itu bukan anakku. Laras hamil oleh orang lain yang tak mau bertanggung jawab. Dan dia diusir dari rumahnya. Kemarin aku memindahkan Laras ke kost paman Pras dan aku membayar sewanya, karena aku belum cerita pada paman dan bibi. Aku mencintai Laras sejak masa orientasi siswa Yah,” Nanan mengungkapkan fakta tentang Laras.
Lalu Nanan juga cerita Laras sudah putus asa dan ingin menggugurkan kandungannya.
“Jangan pernah aborsi, itu pembunuhan!” Kamila sedih, banyak perempuan sulit hamil bahkan tak bisa hamil. Namun disisi lain banyak perempuan yang membuang bayi tak berdosa miliknya.
“Dengarkan Ayah. Kamu belum 17 tahun! KTP saja kamu belum punya, tak mungkin kamu bisa menikahi Laras! Kalau kamu mau menolongnya, tak perlu kamu nikahi. Ayah akan membayar semua biaya hidupnya hingga dia melahirkan. Semua! Makan, sekolah, kamar kost, biaya dokter hingga persalinan nanti,” Yoyok memberi solusi untuk Nanan .
“Itu bukan solusi yang Nanan inginkan. Nanan hanya ingin menikahinya!” balas Nanan dengan meyakinkan.
“Kalau dia jadi istrimu, kamu wajib menafkahinya Le, kamu harus bertanggung jawab lahir batin. Ibu akan memberimu ijin menikahi Laras tapi kami memutus semua dana yang biasa kami berikan padamu!” ancam Kamila lembut.
“Oke, Nanan terima. Nanan akan cari uang untuk kebutuhan hidup Nanan dan Laras.” Dengan percaya diri Nanan menyanggupi tantangan sang ibunda tercinta.
Yoyok dan Kamila bergeming. Mereka kagum terhadap tekad anaknya memperjuangkan cintanya pada perempuan bodoh bernama Laras. Perempuan yang rela memberikan kegadisannya sebagai hadiah ulang tahun kekasihnya.
“Kalau begitu Ayah kasih kamu izin menikahi Laras dengan 3 ketentuan.” Yoyok akhirnya melunak. Dia tak ingin kehilangan anaknya karena pertentangan ini.
“Yang pertama saat bayi itu lahir biar dia diadopsi oleh paman Pras karena kamu belum ada KTP untuk nikah resmi dan mengurus akta kelahiran anak kalian nantinya. Soal pengasuhan bisa tetap kalian yang melakukannya. Adopsi hanya untuk legalitas bayi itu, bukan untuk menguasainya.”
“Ke dua kalian harus tetap sekolah, karena ujian akhir tinggal satu bulan lagi. Sehabis lulus, kalian bisa langsung berangkat kuliah di Ausie atau Singapore. Sekalian untuk menutup kehamilan Laras dimata umum.”
“Ke tiga ini syarat utama! Kamu wajib tanda tangan pernyataan akan memimpin usaha ayah selesai kuliah nanti!” dengan lembut dan perlahan agar jelas terdengar Yoyok memberi ketentuan izin yang akan dia berikan pada Endro Herminanto.
Selama ini Nanan selalu menolak untuk menangani bisnis keluarganya itu.
Kamila tentu tahu, tujuan suaminya hanya ingin mengikat Nanan pada usahanya saja. Karena dia mau pun Yoyok tak pernah menolak keinginan putra tunggal mereka.
Kamila juga tak yakin bila mereka menolak keinginannya, Nanan tak membelot dan mencari jalan lain. Buktinya tadi saat diberitahu Nanan harus menafkahi istri saja anak itu tak ragu. Bila keinginan Nanan ditolak tentu Kamila bisa membayangkan anaknya akan pergi menjauh dari dirinya. Itu sangat tak dia inginkan.
Nanan tersudut, dia paling enggan memegang usaha yang saat ini dipimpin ayahnya. Sejak SMP dia sudah mengatakan tak akan pernah terjun diusaha ayah atau di yayasan ibunya.
Tapi sekarang bila dia tak mau menerima itu, izin untuk menikahi Laras tak akan mungkin dia dapatkan. Siapa yang berani menikahkan laki-laki belum dewasa seperti dirinya? Hanya ayahnya yang punya power untuk melakukan hal itu.
“Deal, Nanan terima syarat yang Ayah berikan.” Dengan mantab Nanan memutuskan menerima syarat ayahnya.
“Bu, siapkan semuanya. Besok habis subuh kita berangkat ke Kutoarjo. Telepon Nungky kita akan datang,” dengan cepat Yoyok memerintah istrinya segera bergerak.
‘Kamu tenang saja. Besok ayah dan ibuku akan datang ke Kutoarjo. Kita akan menikah secepatnya,’ Nanan langsung mengirim SMS pada Laras agar perempuan itu agak tenang. Tak ada jawaban yang Ajie terima, padahal dia melihat pesannya sudah dibaca.
***
\================================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments