Aku belum siap membuka rahasia pahit hidupku tentang kepergiannya yang membawa separuh jiwaku. Suatu saat aku akan memberitahu semua orang. Bila hatiku siap.~Endro Herminanto~
DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
Dalam senyap Vella mencari info tentang Arie. Baik dari rekan sesama alumni mau pun dari pihak lain yang bisa dipercaya, selain dari media sosialnya tentu.
Dari banyak komen di medsos milik pria famous itu, sejak jadi KETOS Arie adalah most wanted jomlo. Dan sampai saat ini teman-temannya selalu mengkaitkan Arie dengan status itu.
Vella tentu penasaran mengapa pria seganteng dan se famous Arie setia dengan predikat jomlo. Apa dia penyuka …?
***
Selama ini Endro tak pernah sekali pun ingin menggantikan sosok Laras dengan perempuan lain dalam hatinya. Tak pernah ada perempuan yang bisa membuatnya jatuh cinta.Tapi saat ini dia akan sengaja mendekati Endah untuk membuat Vella menjauh darinya saja. Dia juga akan mengatakan pada Endah jangan menganggap pendekatannya disalah artikan dia menyukai sahabat Laras itu.
“Endro, kamu kenapa sih enggak cari pendamping aja?” tanya Endah siang ini di kantor Endro.
“Aku terlalu mencintai Dika, tapi dia malah memilih Ibas. Sejak saat itu aku belum pernah bisa merasa tersentuh oleh perempuan mana pun Ndah,” secara jujur Endro menyampaikan rasa cintanya pada Laras. Tapi dia tak mengungkapkan tentang kehamilan Laras hingga maut menjemputnya.
“Iya sih, memang kita tak bisa mengatur hati kita untuk jatuh cinta pada siapa, kapan dan di mana. Aku juga ada beberapa yang sudah melamarku sejak mas Bagus meninggal. Tapi hati ini belum bisa menerima pria lain untuk menggantikan sosok mas Bagus, almarhum suamiku,” Endah setuju dengan Endro mengenai cinta.
“Kalau aku minta tolong padamu bisa enggak Ndah?” Endro memberanikan diri meminta bantuan Endah.
“Tentang apa? Kalau materi, sepertinya kamu lebih mampu dari aku ‘kan Ndro,” balas Endah bingung.
“Keponakan kecilku menyukai diriku. Aku ingin menghindarinya. Dia masih 17 tahun minggu lalu. Tapi dia minta aku menikahinya. Aku ingin dihadapannya kita menjadi sepasang kekasih. Hanya didepannya. Karena aku tak butuh untuk di hadapan orang lain,” Endro menjabarkankan keinginannya. Dia tak ingin Endah salah paham.
“Ok, kalau pas aku di Jakarta aku akan membantumu. Tapi maaf ya Ndro, hanya sekedar di depan keponakanmu saja. Aku tak ingin banyak orang mengira aku mau membuka hati untukmu. Karena sekeping hatiku sudah dibawa pergi mas Bagus kedalam keabadiaan,” jawab Endah tegas.
Endah benar-benar tak ingin membuka hati untuk lelaki lain. Endah dan Endro sama-sama mencintai sosok yang belum tergantikan.
“Terima kasih ya Ndah. Aku tahu mengapa Dika dulu sangat menyayangimu. Kamu memang sangat welas asih membantu sesama,” Endro memuji sikap Endah yang mau membantunya.
“Koq kita belum menemukan jejak Dika ya Ndro?” Endah masih heran karena pencahariannya belum membuahkan hasil.
“Aku juga belum pernah tahu dia ke mana Ndah,” kilah Endro.
‘Suatu saat, aku janji akan membuka rahasia Laras untukmu Ndah,’ janji Endro dalam batinnya.
“Daddy … ups maaf,” Vella yang sudah diperingatkan sekretaris Endro kalau ayahnya sedang ada tamu tak menggubris dan langsung nyelonong masuk ke ruangan Endro.
“Mengapa masuk tak mengetuk pintu? Mengapa tak memberi salam? Apa selama ini Daddy mengajarkanmu seperti itu?” Endro menegur Vella. Sedang Endah memperhatikan sosok Vella dengan terpaku.
‘Bagaimana mungkin dia sangat mirip dengan Dika? Hanya beda di ikal rambut saja? Apa hubungan gadis ini dengan Dika? Mengapa dia memanggil Endro dengan panggilan daddy?’ berjuta tanya bergulir di benak Endah.
“Maaf Dadd, Assalamu’alaykum,” Vella menghampiri Endro dan memberi salim. Dia juga mengulurkan tangan pada tamu ayahnya dengan sopan.
“Ndah, ini yang tadi aku ceritakan,” bisik Endro pada Endah.
“Mas, siapa gadis ini? Sangat cantik mirip temanku saat di SMA dulu,” Endah mengerti apa maksud bisikan Endro tadi. Dia langsung menyebut Endro dengan sebutan Mas.
“Kamu ingat om Pras dan tante Nungky? Ini Vella, putri bungsu mereka,” jawab Endro. Endah tentu tahu paman dan bibinya karena Laras pernah mengajak main ke rumah pamannya itu saat Laras belum hamil.
“Vella tante,” jawab gadis manis itu.
“Kamu cantik sekali cah ayu,” Endah menarik tangan Vella sehingga bisa mengecup pipi gadis kecil itu.
“Mirip Andika ya Mas,” Endah berkata pada Endro.
“Masa sih? Aku malah lupa,” jawab Endro seakan tidak terlalu mengingat Laras. “Kamu ada apa ke sini?” tanya Endro pada Vella.
“Sejak tadi aku sudah ngabari Daddy, tapi chat ku enggak dibaca. Ya sudah aku datang aja,” jawab Vella dengan manjanya.
“Kan bisa telepon. Sejak tadi Daddy ngobrol dengan tante Endah jadi tidak buka ponsel,” jawab Endro sambil membuka ponselnya. Ingin tahu pesan yang dikirim Mora. Rupanya gadis itu minta izin untuk membawa tiga atau empat temannya menginap di rumah guna belajar bersama menjelang UAN ( ujian akhir nasional ).
“Silakan aja, tapi ingat, beneran belajar dan harus diantar orang tuanya saat datang ke rumah. Daddy tidak mau sembarang orang menginap dan tahu-tahunya kalian tidak belajar!” Endro mengizinkan Vella membawa beberapa temannya menginap di rumahnya.
“Yank, kita jadi makan siang di mana?” Endro melontar pertanyaan pada Endah.
“Aku malas keluar Mas, gimana kalau kita pesan online aja dan makan bertiga dengan Vella di sini?” Endah memberi jawaban dengan santai.
‘Yank? Jadi perempuan ini kekasih daddy? Makan bertiga? Lalu aku harus melihat sikap saling sayang mereka selama makan? Big No!’ batin Vella.
“Tidak tante, saya mau langsung pulang saja. Saya mau mempersiapkan kamar untuk teman-teman belajar di rumah selama empat hari. Saya pamit saja,” Vella menolak makan bersama dengan Endro dan Endah.
“Wah sayang ya, padahal tante jarang lho bisa ke Jakarta,” balas Endah dengan nada menyesal.
“Nanti pas kamu pulang dari Singapore, kamu sempatkan waktu makan dengan aku dan Vella ya sayank, jangan langsung pulang ke Bali,” Endro sengaja melempar wacana.
“Iya sayank, nanti aku kabari kamu saat pulang dari Singapore,” balas Endah dengan kemayunya. Hari ini memang jadwal Endah berangkat ke Singapore. Pukul 14.00 nanti dia akan meluncur ke bandara, tentu saja tak mungkin mereka nge date buat makan siang.
‘Sayang … sayang, uuuuh menyebalkan!’ protes Vella dalam hatinya. Dia segera berdiri untuk pamit pada sepasang kekasih di depannya.
“Aku pamit dulu Tante, Dadd. Assalamu’alaykum,” dengan sopan Vella salim pada Endah dan Ajie. Walau kesal, tak diperlihatkannya wajah tak suka. Dia masih tetap berwajah manis dan sopan.
“Wa’alaykum salam,” jawab Endah dan Endro hampir bersamaan.
“Dia mirip banget Dika, hanya beda di rambut saja Ndro,” cetus Endah. Siapa pun akan mengatakan hal itu. Bahkan Nungky dan Kamila juga berpendapat seperti itu.
\====================================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments