Konsentrasi penuh dalam bidang apa pun itu sangat penting. Coba kalau anda jadi saya dengan 10 konsumen memesan dengan racikan yang berbeda. Apa enggak mumet? Jangan remehkan pekerjaan kami ~abang bakso keliling~
DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
Endro hanya geleng-geleng mendengar suara berisik teman-teman putrinya. Hari Sabtu siang ini dia libur, tapi akan ada rekanan lawas yang ingin bertandang kerumahnya. Jadi dia memang stanby dirumah.
“Pak, tamune sampun rawuh,” satpam memberi tahu simbok soal tamu yang menunggu diluar. [ tamune sampun rawuh = tamunya sudah datang ].
“Kon mlebu dan siapkan wedang karo pacitane,” jawab Endro dengan dialeg Kebumennya karena simbok asli dari Kebulusan, sebuah desa di Kebumen. [ Kon mlebu dan siapkan wedang karo pacitane = suruh masuk dan siapkan minum serta kuenya ]
“Jangan terlalu berisik ya, saya ada tamu,” Endro hendak keluar ke ruang tamu untuk menemui rekanannya. Dia melewati ruang tengah dimana putrinya dan teman genk belajarnya sedang menunggu tukang bakso yang sudah mereka panggil.
“Iya Om,” hampir bersamaan teman Vella menjawab permintaan Endro.
“Mbak, itu tukang bakso sudah datang,” simbok memberitahu para nona.
“Ini Mbok, kasihkan aja pesanan kami. Trus simbok dan paklek pada pesan aja semaunya. Nanti aku yang bayar,” Vella menyerahkan selembar kertas pesanannya. Paklek yang dimaksud Vella adalah seorang pegawai dirumah itu dan juga si satpam.
“Eh sebelum habis, ayok tulis pesanan tambahan, kalau pada mau nambah,” Vella tahu semuanya tak cukup hanya satu porsi. Tapi biasanya pesanan mangkok kedua tak sama dengan pesanan awal mereka sehingga tak bisa menggunakan kertas pertama tadi.
“Eh bener, jadi kita enggak kelamaan nunggu. Nanti pesanan mangkok kedua kita kasih saat kita mulai makan ya,” sahut temannya.
***
“Sepertinya anda salah orang Pak Saragih. Saya hanya menjual beberapa jenis bahan bangunan. Bukan pembangunan atau renovasi rumah atau gedung,” Endro bingung atas permintaan rekanan lawasnya ini.
“Saya tidak salah orang. Saya sangat percaya pada kemampuan dan kejujuran anda. Itu sebabnya saya ingin mempercayakan pekerjaan ini pada anda Pak Endro,” jawab si tamu dengan percaya diri.
“Kalau begitu nanti saya oper pengerjaannya keteman saya. Saya tanya dulu dia sanggup tidak. Kalau dia sanggup anda silakan bicara langsung dengan dia,” Endro ingat salah satu alumni SMA yang datang ke pertemuan bulan lalu ada yang bergerak di bidang pembangunan rumah.
“Wah jangan hanya berdua Pak. Saya ingin kita bicara bertiga. Saya tidak mau hanya dengan dia karena dia belum tentu dia bisa saya percaya,” pak Saragih rupanya tak mau tertipu.
Sedang Endro juga belum tahu karakter teman SMA nya dalam bisnis. Karena pertemanan saat SMA tentu tak menjamin mereka bisa dipercaya. Endro juga tak mau memberi jaminan si teman ini akan berlaku jujur dalam usaha.
Akhirnya Endro pun menghubungi temannya itu didepan pak Saragih. Mereka janjian akan bertemu saat makan siang hari Senin di kantor Endro.
***
Ujian sekolah hari pertama akan dimulai, Vella and her genks sudah bersiap sejak salat subuh tadi. Saat ini mereka sedang sarapan. Endro sejak semalam tak pulang karena menginap dirumah Bagas. Bagas sejak hari Minggu pagi pergi ke Semarang menemani ketiga anak kakak sulungnya. Rita istri tercinta Seto masuk rumah sakit karena akan melahirkan anak keempat.
Bima anak Bagas rewel karena demam, itu sebabnya Nungki minta bantuan Endro menemaninya.
“Kamu berangkat kerja jam berapa mas Nan?” tanya Nungki yang baru selesai menyiapkan Bayu berangkat sekolah. Putra sulungnya sudah kelas dua SD dan berusia tujuh tahun.
“Aku agak siangan Mbak. Ada meeting pas makan siang. Yang penting jam sebelas aku sudah dikantor. Kalau tak ada meeting tentu kemarin aku berangkat bareng Bagas,” jawab Endro sambil menyuap bihun goreng sarapannya.
Sesuai urutan status orang tua, Endro dipanggil MAS oleh Bagas dan Seto. Tapi kadang Endro taak enak hati karena usianya jauh lebih muda, dia kadang memanggil Bagas dan Seto dengan sebutan mas, dan istri mereka dengan sebutan mbak.
“Bima gimana?” tanya Endro lagi.
“Baru tidur jam tiga. Maka habis Bayu berangkat sekolah aku mau tidur dulu. Jadi kalau kamu mau berangkat kerja, berangkat aja ya,” Nungki memberitahu niatnya untuk tidur. Dia belum tidur sama sekali. Karena sehabis Bima tidur, sudah dekat waktu salat subuh. Lalu dia harus mengurus Bayu yang mau berangkat sekolah. Kalau dia tidur bisa kebablasan.
Itu beratnya ibu rumah tangga. Yang suka meremehkan dan merasa lebih tinggi derajatnya karena jadi seorang pegawai. Tentu tidak pernah tahu perjuangan emak-emak berdaster!
“Siyaaaaap Mbak,” jawab Endro. Dia tahu Bagas berangkat dengan pesawat kemarin pagi saat Bima belum demam. Dan dalam kebiasaan keluarga mereka, siapa pun yang melahirkan, adik atau kakak akan menemani.
Diawali saat Laras melahirkan. Bagas dan Seto yang saat itu belum menikah juga datang ke Singapore memberi support pada Endro. Tentu selain Pras, Nungky, Kamila dan Yoyok.
Saat Rita melahirkan semua anak sebelumnya, Bagas dan Endro juga memberi support. Dan saat Nungki melahirkan kedua jagoannya, Endro serta Seto juga datang untuk mensupport Bagas.
Kali ini bukan Endro tak mau datang. Dia akan berangkat nanti sore sesudah meeting dengan pak Saragih dan teman SMA nya. Dia sudah memesan tiket untuk penerbangan ke Semarang. Dan dia juga sudah membawa baju ganti di ranselnya. Malas dia bawa koper bila hanya membawa dua pasang baju saja.
***
Endro datang ke rumah sakit saat Rita baru selesai dioperasi. Setelah menunggu dua puluh jam tak ada kemajuan, akhirnya dokter menyarankan Rita dioperasi karena kondisinya sudah tak baik bila harus terus menunggu.
Awalnya Rita bersikeras tak mau dioperasi. Tapi Seto memaksa karena tak tega melihat kondisi istri tercintanya yang sangat lemah. Dimulailah drama oleh Rita. Dia mau dioperasi dengan catatan langsung di ***tubektomi***agar dia tak lagi menjadi mesin penghasil bayi bagi suaminya. Tapi ibunya Rita melarang.
“Yang harus disteril itu suamimu. Bukan kamu. Kalau kamu sudah disteril dan ternyata bayimu laki lagi. Seto bisa saja akan mencari mesin tetas lain yang bisa menghasilkan anak perempuan! Kamu akan rugi,” demikian mertua Seto memberi arahan pada putrinya.
Akhirnya didepan kedua orang tuanya dan didepan ibu mertuanya -ayah Rita sudah meninggal sejak Rita SMA- Seto berjanji akan bersedia disteril setelah Rita sehat dan bisa ditinggal. Asal sekarang Rita bersedia dioperasi.
“Jadi apa pun jenis kelamin anakmu ini, kamu harus pegang janjimu Le. Kamu wajib operasi!” Nungky tak ingin anaknya membebani sang menantu lagi.
“Anaknya apa?” tanya Endro penasaran.
“Belum dapat khabar. Baru aja lampu penanda operasi padam,” sahut Seto lemas. Dia sudah tiga puluh jam tidak istirahat sejak Rita merasakan mulas pada hari Sabtu tengah malam.
\===================================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
titissusilo
yanktie q yo emak2 ber daster loh mski 8 anakku kaki 4😁😁😁😁,klu normal tidur MLM jam 9 sampai mau adzan subuh,lah klu q tiap2 jam mlah Tangi,wong anak kaki 4 te ki ono2 wae polahe🤦🤦🤦
2022-10-26
1