Aku tahu rasa cinta dan kagumku pada daddy ini tak umum. Tapi dia bukan ayah kandungku. Salahkah bila kami menikah seperti keinginanku? ~Novella Moralleta~
DARI SEDAYU ~ JOGJAKARTA YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA
\~\~\~\~\~
“Daddy tahu aku tak pernah minta uang pada mama dan mas Bagas untuk apa pun. Enggak enak lah bila tiba-tiba aku sekarang minta uang pada mereka,” protes Vella keqi.
“Kalau mendesak pakai saja uangmu dulu. Kalau sempat nanti Daddy transfer. Takutnya malam ini Daddy lupa karena akan kumpul dengan teman-teman,” Endro segera memasuki mobilnya. Suara pintu mobil ditutup terdengar jelas oleh Vella.
“Daddy tutup ya,” lalu sambungan pembicaraan pun terputus setelah Endro memberi salam. Padahal, detik ini dia bisa saja mengirim uang untuk Vella menggunakan M-banking. Tak butuh pergi ke ATM. Tapi Endro memang bukaan ayah yang selalu memberikan semua yang diminta oleh putrinya itu.
***
“Wah boss besar datang tepat waktu nih,” sambutan Surya, teman Endro di SMA, sesama IPA tapi tidak satu kelas dengannya.
“Aku kira malah aku terlambat,” sahut Endro santai. Mereka akrab bercerita dan saling tukar info. Dari pertemuan itu Endro tahu kalau Endah seorang janda dengan dua anak berusia tujuh dan empat tahun. Suaminya meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit ketika hendak menjemput Endah pulang dari rumah sakit sehabis melahirkan anak ke dua mereka.
Endah sekarang meneruskan bisnis cafe suaminya di Badung, Bali. Hanya enam orang yang datang ke pertemuan santai ini. Karena mayoritas teman mereka masih domisili di kota Kutoarjo dan sekitarnya. Endah ke Jakarta hanya untuk pertemuan ini.
Tapi Endah memang sering ke Jakarta, karena beberapa stock cafe nya kadang harus dia beli secara langsung ke seller. Nanti dia yang kirim ke Badung. Sellernya tidak menerima order kiriman. Harus cash and carry. Begitu pun yang di Singapore. tiga atau empat bulan sekali Endah harus ke sana untuk membeli bahan baku cafenya.
“Ndah kabari bila sedang di Jakarta ya, kita bisa janjian ngobrol,” pinta Siwi, yang kali ini juga ikut hadir. Dia ibu rumah tangga. Sering kangen berkegiatan karena sering suaminya tugas ke luar daerah beberapa saat. Suaminya anggota ABRI. Siwi tak mau ikut pindah ketempat tugas sang suami dengan alasan kasihan anak-anak yang bolak balik pindah sekolah. Dia lebih memilih saling mengunjungi saja dengan sang suami agar anak-anak tak pindah-pindah sekolah.
“Siyaaaaaaaaaaaap,” jawab Endah. Walau dia sudah sukses tapi tak ada kesombongan dalam dirinya. Dia juga tak ingin mencari pengganti suami. Karena tak ingin bertemu pria yang hanya ingin numpang hidup. Dia merasa cukup nyaman dengan kehidupannya saat ini.
***
“Ndro, aku bisa order genteng serta keramikmu enggak untuk rumah kecil. Aku takut di tolak karena hanya pesan sedikit,” Endah menghubungi Endro yang sedang sarapan bersama Vella.
“Kowe ki ngomong opo tho cah ayu? Koyok ngomong karong wong liyo wae. Sitik gedhi yo podho wae ta’ layani owg!” jawab Endro dengan bahasa Jawa khas Kutoarjo. Dia berkata kamu tu bicara apa sih cantik? Seperti bicara dengan orang lain saja. Kecil atau besar akan saya layani koq, begitu arti perkataan Endro.
Kebumen dan Kutoarjo adalah kota yang berdekatan. Tapi bahasanya berbeda cukup jauh. Baik kosa kata mau pun dialegnya. Alunan khas Kutoarjo memang lebih lembut daripada Kebumen.
Vella yang mendengar daddynya menyebut lawan bicaranya dengan cah ayu jadi curiga.
“Yo wis, sesuk awan iso ketemu ra? Aku saiki agi nang Jakarta,” balas Endah. Perempuan cantik ini bilang besok siang bisa bertemu tidak, karena dia saat ini sedang di Jakarta.
“Sesok jadwalku padet, nek mengko bengi wae piye? Bali kantor aku langsung nang gonan mu. Opo ra, awake dewe janjian nang endi ngono,” balas Endro. Dia bilang jadwalnya besok padat. Kalau mau malam ini saja bisa tidak? Nanti sepulang kantor Endro akan ketempat Endah. Atau mereka janjian di mana gitu.
“Mbengi iki iso, aku jam pitu nembe metu soko hotel bar pertemuan owner cafe,” balas Endah yang mengatakan malam ini bisa. Dia jam tujuh malam baru keluar dari hotel karena habis pertemuan antara pemilik cafe.
“Kirim alamat hotele, mengko mbengi ta moro rono,” balas Endro. Dia meminta Endah mengirim alamat hotel tempat pertemuan. Nanti malam Endro akan mendatangi Endah ke sana.
“Dadd, aku pamit,” Vella mencium tangan sang daddy dengan kesal. Dia mendengar kalau nanti malam daddynya janjian dengan seorang perempuan di hotel.
“Hati-hati, jangan ngebut!” Endro mengingatkan Vella. Karena putrinya ke sekolah naik motor. Bukan diantar mobil oleh sopirnya. Vella tidak mau menggunakan mobil, karena merasa tidak bebas kalau antar jemput sopir. Sedang Endro belum mengijinkan putrinya mengendarai mobil karena belum punya SIM. Vella baru ulang tahun jadi belum urus bikin SIM. Bahkan SIM C pun dia belum punya! Entah mengapa Endro membolehkan Vella mengendarai motor walau belum punya SIM C.
***
Malam semakin larut, walau lelah fisik dan pikiran tapi Vella belum juga bisa tidur. Sejak satu minggu ini dia galau karena ada kakak alumni yang sedang mendekatinya. Perkenalan mereka terjadi dua minggu lalu saat sang alumni datang karena akan membahas tentang pesta perpisahan nanti. Lalu sejak minggu lalu perhatian sang alumnus makin intens.
Dan sang alumni yang mantan Ketos tiga tahun lalu datang sebagai perwakilan alumni yang akan memberi kata sambutan. Ketika ASHOERI RUSTAMAJI atau yang dikenal dengan nama beken ARIE lulus SMA, Vella baru masuk sehingga mereka baru kenalan minggu lalu. Saat ini Arie sedang kuliah di UI jurusan kedokteran. Jurusan dan universitas tempat Vella mendaftar untuk pengajuan program beasiswanya.
‘Kak Arie ganteng. Dia bukan dari kalangan bawah kalau lihat fakultas kuliah dan mobil yang dia pakai. Tapi kenapa enggak ada yang bisa ngalahin daddy di otak dan hatiku?’ Vella sering bingung. Sejak dia berumur 10 tahun dan tahu dia bukan anak Endro, dia langsung mengidolakan sang daddy. Saat itu dia baru tahu kalau dia adalah anak Nungky dan Prasojo ketika melihat akte kelahiran miliknya di laci meja kerja daddynya.
‘Dari tadi Kakak lihat kamu sedang online, belum tidur Nov,’ chat Arie. Arie menyebut Vella dengan kependekan NOV. Bukan Vella.
‘Hehe, lagi chat ama teman-teman masalah tugas kimia besok Kak,’ balas Vella. Dia ingin mencoba membuka hati agar tak terbelenggu obsesi menikah dengan daddynya.
‘Ya sudah, kalau sudah selesai kamu langsung tidur ya,’ perintah Arie singkat.
‘Siyaaaaap Bozz,’ balas Vella.
Dari attensi-attensi itu sejak perkenalan mereka, Vella tahu Arie memberi perhatian lebih. Dia berniat mulai besok akan mencari tahu keseharian kakak alumninya itu. Dia tak ingin menjadi orang ke tiga. Bila info yang di dapat sudah jelas baru dia akan menentukan arah.
\=========================================================================
Hallo semua. Semoga selalu sehat yaaaa
YANKTIE mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini. Ditunggu komen manisnya ya
Jangan lupa juga kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya
Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments