Bab 18

Happy Reading.

Sebulan sudah Nafisa bekerja di sebuah perusahaan tekstil yang berada di kota Surabaya. Dia bisa masuk ke perusahaan itu dengan mudah karena pengalaman kerjanya yang memang cukup mumpuni.

Nafisa menjabat sebagai sekretaris manajer pemasaran, dia tidak masalah karena sama-sama menjadi sekretaris meskipun hanya seorang sekretaris jenderal manager, bukan sekretaris Presdir seperti pekerjaan nya di Jakarta.

Yang penting dia bisa bekerja, kehidupannya juga cukup baik dan dia bisa menghilangkan setiap pikiran yang mendera dengan fokus dan bekerja keras.

"Ini untukmu," Nafisa melihat seorang pria menyodorkan secangkir kopi mocachino kesukaannya.

Wanita itu tersenyum dan mengambil kopi tersebut, "terima kasih, Rafa, kamu selalu membuatkan ku kopi, lain kali giliran ku," jawab wanita itu menatap pria didepannya ini.

"Gak apa-apa, sekalian aku bikin, liat kamu udah kerja keras, jadi aku buatin kopi kesukaan mu," jawab Rafael tersenyum menatap wanita yang dia kagumi diam-diam itu.

Selama sebulan ini Nafisa bekerja di perusahaan milik Papanya Rafael, perusahaannya cabang kota Surabaya, dan pria itu juga yang memberikan tawaran pekerjaan untuk Nafisa.

Suara interkom di atas meja kerja Nafisa berbunyi, wanita itu langsung mengangkat nya.

"Halo, Bu Nafisa, ini dari Sinta, di bawah ada seorang pria mencari anda, sepertinya pria itu bukan orang biasa terlihat dari penampilannya,"

"Maksud kamu bukan pria biasa?" Tanya Nafisa penasaran.

"Pokoknya anda sebaiknya cepat kemari, sepertinya tamu ini tidak sabar menunggu kedatangan anda, Bu Nafisa," setelah itu resepsionis Sinta mematikan sambungannya.

"Ada apa?" tanya Rafael.

"Katanya ada yang nyari aku di bawah, seorang pria, entah siapa itu, sebaiknya aku segera menemui tamunya," Nafisa segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lift untuk turun ke bawah.

Rafael mengekori Nafisa karena dia juga penasaran dengan tamu yang ingin bertemu dengan wanita itu.

Kedua orang itu masuk ke dalamnya dan tidak lama kemudian mereka sampai di lantai bawah dan keluar setelah pintu lift terbuka.

"Memangnya siapa yang mau ketemu sama kamu? apa kamu sudah ada janji sama seseorang?" tanya Rafael.

Nafisa mengangkat kedua bahunya, "tidak, aku tidak ada janji sama sekali dengan siapapun, mungkin memang orang itu ada perlu denganku," jawab wanita itu.

Keduanya sampai di meja ruang tunggu resepsionis, Nafisa dan Rafael bisa melihat bahu tegap seorang pria yang membelakangi mereka.

"Maaf Pak, apakah anda ingin bertemu dengan saya?" Pria yang disapa oleh Nafisa langsung menoleh ketika mendengar suara wanita yang menyapanya itu.

Dan tentu saja kedua orang yang sedang berdiri itu langsung terkejut ketika melihat siapa pria yang saat ini tengah berhadapan dengan mereka.

"Devan!"

"Devan!" Rafael dan Nafisa bersamaan.

Ya, pria itu adalah Devan yang pergi menyusul Nafisa sampai ke Surabaya, Devan tidak sulit mendapatkan alamat di mana Nafisa bekerja karena pria itu langsung mendatangi rumah Ibu Nafisa setelah mendarat di bandara Juanda dan bertemu dengan adiknya 'Qori' tentu saja Qori yang memberitahukan Devan di mana kakaknya itu bekerja.

Setelah mengetahui di mana alamat perusahaan itu, Devan langsung meluncur ke pusat kota Surabaya.

"Nafisa! Kok ada Rafael, kenapa kamu ada di sini?" tanya Devan kepada Rafael.

Mereka memang saling mengenal tapi tidak terlalu akrab, tapi yang paling mengejutkan adalah adanya Rafael di Surabaya dan berada di perusahaan tempat Nafisa bekerja.

"Devan, Rafael ini adalah atasanku," ucap Nafisa.

Tentu saja hal itu membuat Devan begitu terkejut, tapi pria itu mengabaikan Rafael karena kedatangannya ke sini adalah untuk mengajak Nafisa untuk kembali.

"Sayang aku ingin bicara dengan kamu, berdua," Devan perjalanan mendekati Nafisah dan memegang tangannya.

Nafisa segera menarik tangannya karena merasa tidak enak dengan Rafael sebagai atasannya.

Bahkan dua resepsionis yang berada di tidak jauh dari mereka sudah menatap ketiga orang itu dengan tatapan yang aneh.

Nafisa menoleh ke arah Rafael, pria itu hanya mengangguk tanda dia mengizinkannya Nafisa untuk berbicara dengan Devan.

Rafael memang tahu jika hubungan Nafisa dan Devan sedang bermasalah, lebih tepatnya Nafisa telah dikhianati oleh pria itu dengan mantan kekasihnya.

Rafael mengizinkan mereka untuk bicara empat mata agar bisa menyelesaikan masalah mereka.

Meskipun pria itu menaruh rasa kepada Nafisa, tapi Rafael tidak mau jika dia menikung Devan karena memang hubungan mereka yang masih menggantung.

Akhirnya Nafisa mengajak Devan ke sebuah cafe yang tidak jauh dari kantor.

"Ada apa Devan?" tanya Nafisa meminum teh yang dia pesan.

Bahkan wanita itu tidak menatap Devan sama sekali ketika bertanya.

"Maafkan aku, Nafisa," ucap Devan menatap wanita yang sangat dicintainya itu.

Dia tidak perlu bertanya lagi kenapa Nafisa resign dari perusahaannya dan menyerahkan jabatannya pada Siska, Devan tahu jika selama ini dia telah menyakiti hati wanita ini.

"Maaf? Kenapa kamu minta maaf?" tanya Nafisa kali ini menatap Devan.

"Aku salah telah membohongi kamu, aku benar-benar menyesal membuat mu pergi dari sisiku, ku akui jika semuanya memang salahku, tapi jujur aku tidak bisa hidup tanpamu, sayang, aku mencintaimu, bukan Cintami, dia hanyalah masa laluku dan rasa cintaku untuknya sudah habis!" jelas Devan panjang lebar.

Nafisa hanya diam memandang cangkir yang berisi teh melati miliknya.

Devan yang melihat Nafisa hanya diam langsung menggenggam tangannya yang berada di atas meja.

"Please, maafkan aku, Nafisa! Asalkan kamu tahu, saat kamu terakhir kali pergi ke Surabaya meninggalkan ku sampai sekarang ini, aku dan Cintami tidak ada hubungan apa-apa, aku tidak pernah kembali padanya, yah, aku akui memang berapa kali aku jalan bersama dengan Cintami, aku hanya memenuhi janjiku untuk jalan bersamanya tapi saat itu pun yang ada dalam pikiranku hanyalah kamu! bukankah aku sudah bilang jika kamu bukanlah cinta pengganti karena cintaku untukmu dan juga cintamu untukku tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun termasuk dengan Cintami!"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Suherni 123

Suherni 123

yang bener van kamu cuma beberapa x jalan sama cintami,bulshit

2023-09-04

1

dyve

dyve

berjalan

2022-12-19

0

Erni Handayani

Erni Handayani

Cowo plin plan kaya devan mah buang aja
Klo jadi suami bahaya bisa seenak ny nanti
Kaya gak ada laki-laki laen aja
Mending sama rafael biar playboy tapi masih menghargai wanita
Gak maen belakang kaya devan..
Udh lama navisa pergi baru sadar klo cinta.... Cuihhh ogah amat balikan

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!