Bab 8

Happy Reading.

Nafisa belum kembali ke meja kerjanya meskipun jam istirahat kantor sudah selesai setengah jam yang lalu tapi wanita itu masih betah berada di kantin.

Setelah menghabiskan soto satu mangkuk, wanita itu langsung memesan segelas kopi panas. Nafisa tidak bisa menghentikan kebiasaannya yang suka meminum kopi hitam apalagi kalau sedang banyak pekerjaan kopi hitam selalu menemani hari-harinya untuk bisa mengurangi penat di pikiran.

"Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya.

Pikiran wanita itu terasa sangat penuh, rasa-rasanya dia sudah tidak sanggup harus menghadapi kelakuan Devan.

Pria itu sudah tidak peduli lagi padanya setelah kembalinya sang mantan kekasih, bahkan sekarang terang-terangan Devan dan Cintami mengumbar kemesraan mereka meskipun tidak terlihat jelas karena kedua sejoli itu berada di dalam ruangan.

Apakah salah bila Nafisa berpikiran yang iya iya terhadap mereka berdua, apalagi keduanya pernah memiliki perasaan cinta yang mungkin sampai saat ini masih bersemayam di hati mereka.

Nafisa menghirup oksigen untuk mengisi rongga paru-parunya yang sejak tadi terasa sesak, kemudian menghembuskan nya perlahan, wanita itu memang sengaja ingin berdiam lebih lama di kantin agar tidak melihat kemesraan sang kekasih dengan mantan kekasihnya.

Ponsel Nafisa bergetar, wanita itu mengambil ponselnya yang berada di kantong saku dan melihat siapa yang menghubunginya.

'Devan'

Ada apa pria itu menghubungiku?

Nafisa menepuk pelan keningnya, seharusnya dia tahu kenapa Devan menghubunginya saat ini.

Aku hampir lupa kalau masih bekerja sebagai sekretaris Devan, ck! mungkin Cintami sudah pulang dan dia baru saja ingat kalau memiliki kekasih yang sudah di terlantarkan!

Dengan berat hati, wanita itu mengangkat panggilan dari atasannya dan juga kekasihnya.

"Halo?"

"Halo, Nafisa! kamu ada di mana? kenapa tidak ada di tempatmu?"

Nafisa memutar bola matanya, jadi Devan baru ingat kepadanya ketika mantan kekasihnya itu pulang, kenapa Devan tidak menghubunginya sejak tadi, mengkonfirmasi bahwa dia membatalkan makan siang bersamanya.

"Aku sedang berada di dalam lift, sebentar lagi aku akan sampai," jelas Nafisa berbohong.

"Kenapa baru sampai di lift? bukankah seharusnya kamu sudah kembali setengah jam yang lalu?"

...Sungguh Nafisa ingin sekali rasanya berteriak di telinga Devan, mengatakan bahwa pria itu yang membuatnya tidak ingin segera kembali ke meja kerjanya....

"Aku baru saja selesai makan dan menghabiskan kopi panasku, maaf kalau terlambat, tapi tenang saja jadwal anda sampai pulang nanti tidak terlalu sibuk karena pertemuan dengan pengusaha MG ditunda besok siang oleh ceo-nya," tentu saja Nafisa sudah memperkirakan bahwa dia tidak memiliki banyak pekerjaan.

"Apa kamu begitu bersenang-senang dengan teman-temanmu di kantin tadi? kenapa tidak mengabari dulu kalau kamu akan makan siang di sana? bukankah tadi kita sudah janji makan bareng?"

Nafisa melulu mendengar ucapan Devan apa tadi dia tidak salah dengar siapa yang bersenang-senang di kantin bukankah dia yang bersenang-senang di ruangannya bersama mantan kekasihnya lalu siapa yang tidak mengabari sampai membuatnya menunggu lama hingga perutnya sakit?

Nafisa sudah mengepalkan tangan kirinya kuat, ingin sekali dia berteriak bahwa yang bersenang-senang di sini adalah Devan dan Cintami, bukan dia!

Ini sebenarnya siapa yang salah dan siapa yang benar sih? kenapa Devan seakan akan menyalahkan dirinya, padahal di sini yang jelas-jelas salah adalah pria itu.

"Sudahlah aku tutup teleponnya dulu!" Nafisa malas berdebat di dalam telepon.

Wanita itu bergegas keluar dari kantin untuk langsung naik ke lantai atas di mana ruangan CEO berada.

Devan mengusap wajahnya kasar, sepertinya dia baru menyadari bahwa Nafisa tidak ada di tempatnya setelah Cintami pulang.

'Ya Tuhan kenapa aku sampai bisa mengabaikan kekasihku? apakah dia marah? tapi sepertinya 'tidak' karena Nafisa sendiri yang meminta Cintami untuk mendatangiku di ruangan ku 'kan?'

Devan mengangkat tangannya dan melihat jam yang berada dipergelangan, sudah hampir 10 menit seharusnya Nafisa sudah berada di mejanya.

Pria itu menekan interkom dan tidak lama kemudian Nafisa mengetuk pintu.

Tok, tok, tok!

Devan segera berjalan arah pintu dan membukanya, pria itu bisa melihat Nafisa yang sudah berdiri di hadapannya.

"Sayang, kemarilah, aku sudah merindukanmu," Devan menarik Nafisa dan membawanya masuk ke dalam ruangan.

Memeluk wanita itu dengan erat, Devan juga menghirup rambut Nafisa yang aroma strawberry itu.

"Maafkan aku sayang, tadi aku makan siang bersama Cintami di sini, kamu tenang saja aku dan cintamu tidak ada hubungan apa-apa kecuali teman lama, yah meskipun memang kami dulu pernah ada hubungan, tapi saat ini di antara kami sudah tidak ada apa-apa lagi," Devan melonggarkan pelukannya dan menangkup pipi Nafisa. "Kamu percaya 'kan?"

Apakah Nafisa harus mengangguk atau menggeleng? akhirnya yang dipilih wanita itu hanya diam saja sambil menatap iris mata coklat milik Devan.

Bagian yang sangat disukai dari Devan yaitu iris coklat pria tersebut.

"Sayang, lagian Kamu kenapa tidak bilang padaku kalau mau makan makan bersama sahabatmu di kantin?" Nafisa mengerutkan keningnya, memangnya siapa ya makan bersama dengan para sahabat.

"Tadi kenapa kamu menyuruh Cintami makan siang di ruanganku, seharusnya kamu juga ikut makan siang di sini dong, biar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita!"

Nafisa melongo mendengar ucapan Devan.

'Apa tadi yang dikatakan Devan? Cintami mengatakan hal itu? wah, tidak bisa dibiarkan ini, dia berjanji akan memberi pelajaran pada Cintami.'

"Tapi aku tidak menyuruh Cintami untuk makan siang bersamamu? bahkan aku tadi menunggumu hampir satu jam di depan pintu itu," tunjuk Nafisa pada pintu masuk.

Terpopuler

Comments

Nurhaya Nurhaya

Nurhaya Nurhaya

bagus nafisa hajar aja ulat bulu itu

2022-12-22

0

Octavia Muliani

Octavia Muliani

🌹🌹🌹🌹🌹

2022-12-07

1

Tari Gan

Tari Gan

dasar Mak Lampir jadi gemes deh sama perempuan picik kayak cintami

2022-11-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!