Bab 4

Happy Reading.

"Apakah kamu berpikir bahwa Devan itu mencintaimu dengan tulus? Apakah kamu tidak melihat kalau wajah kita mirip, dan bisa saja Devan memilih mu karena kamu mirip denganku!"

Deg!

Nafisa mengepalkan kedua tangannya, sungguh kali ini dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari mantan kekasih Devan yang sialnya memang sangat mirip dengannya.

Devan terkejut dengan ucapan Cintami, sungguh dia tidak menyangka mantan kekasihnya itu akan berbicara pada Nafisa secara blak-blakan.

Jujur, dulu Devan memang merasa bahwa Nafisa sangat mirip dengan Cintami dan membuat pria itu tertarik, tapi setelah dia mengenal Nafisa lebih dekat, ternyata wanita itu memiliki kepribadian yang menyenangkan.

Devan menyukai sifat Nafisa yang sangat kompeten dan juga sangat baik dan hal itu yang membuatnya menyukai sekretaris tersebut.

apakah memang benar dikatakan oleh Cintami kalau dia mencintai Nafisa hanya karena kekasihnya itu wajahnya mirip dengan Cintami?

Devan harus segera mencari tahu kegamangan hatinya, dia tidak boleh plin plan dalam hal menentukan pilihan hidup. Nafisa dengan sikap dan sifatnya yang sangat Devan sukai.

Atau Cintami, cinta masa kecilnya yang sudah merebut hatinya sejak dulu dan juga cinta pertama Devan.

Nafisa sendiri berusaha mengontrol emosinya, tangannya masih terkepal erat sampai kuku-kukunya menancap di telapak tangan.

Dia tidak akan menunjukkan sisi lemahnya pada Cintami, meskipun Nafisa akui, jantung nya sejak tadi bergemuruh, hatinya sakit, tapi dia harus kuat.

"Tapi kamu harus tahu diri, sekarang Aku adalah kekasihnya, sekaligus tunangan nya, jadi kamu sama sekali tidak berhak untuk Devan!" seru Nafisa.

"Apa?? kamu!!" Cintami melotot kehabisan kata-kata.

"Sudahlah, ayo sayang, kita segera pergi dari sini," Nafisa menarik tangan Devan yang sejak tadi hanya diam saja melihat perdebatan keduanya.

Cintami merasa kesal melihat Nafisa yang tidak terpengaruh dengan ucapannya. Tapi dia tidak akan menyerah untuk bisa mendapatkan Devan kembali karena dia yakin bahwa hati Devan masih miliknya.

Nafisa dan Devan akhirnya pergi meninggalkan Cintami yang berdiri di lobi kantor. Devan sempat melirik ke arah Cintami, merasa tidak enak pada wanita itu tapi Devan juga tidak bisa menolak permintaan Nafisa yang saat ini sudah menggandengnya menuju mobil.

Devan super galau, ada Cintami dan Nafisa dalam hidupnya, jujur saja dia merasa sedikit goyah dengan kehadiran wanita masa lalunya itu.

Beberapa hari ini Devan sengaja bertemu dengan mantan kekasihnya itu, Cintami terlihat begitu berbeda, rasanya masih sama seperti dulu meskipun beda.

Devan dan Nafisa turun dari mobil.

Keduanya sudah berada di sebuah restoran yang sering mereka kunjungi. Memang menu di restoran itu kebanyakan kesukaan Devan dan juga Nafisa, jadi mereka kompak untuk menjadikan tempat itu langganan makan siang.

Devan melihat sang kekasih yang sejak tadi diperjalanan hanya diam saja, tidak seperti biasanya yang selalu mengajak ngobrol atau bercerita. Tapi setelah kejadian tadi, Nafisa nampak belum bicara satu katapun pada Devan.

"Sayang, maaf," Devan berusaha menggenggam tangan Nafisa.

"Kenapa kamu bohong?"

Glek!

Devan menelan ludahnya kasar, dia kira Nafisa tidak akan membahasnya lagi, masalah dia membohongi wanita itu. Devan kira saat Nafisa dengan lantang mengatakan pada Cintami bahwa dia tidak berhak atas Devan kemudian menyeretnya keluar dari kantor tanpa terpengaruh ucapan Cintami, kekasihnya itu sudah baik-baik, tapi ternyata wanita memang sama. Mereka pasti akan meminta penjelasan.

Devan menghela nafas panjang. "Baik, aku minta maaf sama kamu kalau selama seminggu ini aku udah bohong, tapi sebenarnya aku nggak bohong beneran, sayang, nyatanya aku memang pergi makan dengan temanku dan ya, Cintami sekarang hanyalah temanku," jelas Devan.

"Lebih tepatnya mantan kekasih, dan aku merasa bahwa mantan mu itu memang masih sangat menginginkan mu, Devan!" ucap Nafisa dingin.

Devan ingin menjawab, tapi pelayan datang membawanya makanan untuk mereka.

"Iya, dia memang mantan kekasih ku, tapi sekarang kan kamu kekasihku," Nathan mencoba menghibur Nafisa.

Namun Nafisa tidak bisa di bohongi jika Devan masih memiliki rasa untuk Cintami, terlihat bagaimana pria itu tidak tegas dan tatapannya yang nampak berbeda.

'Devan, aku rela melepaskan mu jika memang kamu masih mencintainya!'

Bersambung.

Terpopuler

Comments

suyetno

suyetno

jangan lemah pergi aja cari yg lain

2025-02-20

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BUKAN NATHAN, TPI DEVAN.. TYPO YAA THOR...

2023-07-04

0

Octavia Muliani

Octavia Muliani

mendingan di kasih jarak dlu Nafisa,,
kalau devan emang cinta,,
dia akan merasa kehilangan,
tapi kalau tidak merasa kehilangan,,
gak usah dipertahankan pria seperti devan,, 🌹🌹🌹🌹🌹

2022-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!