Bab 5

Happy Reading

Nafisa pulang ke apartemennya, memasuki kamar dan meletakkan tasnya di atas meja rias. Sungguh hari ini dia benar-benar merasa lelah, lelah pikiran, tubuh dan juga hati.

"Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini! Kenapa masa lalu Devan harus datang!" Nafisa menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Berusaha menormalkan jantungnya yang sejak tadi terasa sangat tidak enak, bahkan hatinya masih belum bisa menerima kebohongan Devan.

Apakah kamu berpikir bahwa Devan itu mencintaimu dengan tulus? Apakah kamu tidak melihat kalau wajah kita mirip, dan bisa saja Devan memilih mu karena kamu mirip denganku.

Nafisa mengingat ucapan wanita itu, yang Devan panggil dengan nama Cintami. Memang dia akui bahwa mereka memang sangat mirip, mungkin hanya bentuk tubuhnya yang sedikit tinggi dan rambutnya yang hitam lurus panjang, itu yang membedakan nya dengan Cintami yang agak pendek dengan rambut coklat pendek.

"Tidak, aku tidak boleh percaya kepada wanita itu, Devan sudah memberitahu semuanya jika sekarang mereka hanya berteman," gumam Nafisa.

Tidak mau berlarut-larut, akhirnya Nafisa memilih membersihkan diri ke kamar mandi dengan berendam air hangat.

Keesokan harinya.

Pagi ini Devan dan Nafisa terlihat sibuk dengan meeting bersama beberapa klien penting. perusahaan Atmaja Grup sedang berada di masa jayanya. Bergerak di bidang industri kosmetik yang saat ini tengah menjadi trending dikalangan para perempuan karena bahan-bahan nya terbukti, hasilnya bisa membuat perubahan yang signifikan untuk pengguna nya.

Hingga sampai istirahat makan siang akhirnya mereka bisa sedikit bernafas lega, Devan kembali ke ruangannya bersama Nafisa.

"Sayang, kamu ingin makan di mana?" tanya Devan yang sudah mendudukkan dirinya di kursi kebesaran.

Nafisa berdiri di depan meja dengan sikap formal seperti biasa, "aku makan di kantin saja, sedang malas untuk makan di luar," jawab Nafisa datar.

Devan bisa merasakan sikap Nafisa yang sejak tadi terlihat dingin terhadapnya. Apakah ini masih soal yang kemarin, soal kedatangan Cintami ke kantor dan terbongkarnya kebohongan Devan.

"Kenapa kamu ingin makan di kantin? tidak biasanya, apa kamu tidak ingin makan di luar?" tanya Devan berdiri kemudian berjalan mendekati sang kekasih.

Devan merangkul pinggang Nafisa menariknya sedikit mendekat, dikecup bibir yang sudah menjadi candunya itu.

Devan melepaskan pagutan nya, menatap bibir Nafisa yang sudah terlihat membengkak, gadis itu tidak merespon ciuman Devan, membuat pria itu merasa sedikit sesak.

"Sayang kenapa kamu diam saja, maaf kalau kamu masih marah sama aku, aku janji nggak akan membohongimu lagi," kali ini Devan mengelus pipi kiri Nafisa kemudian mengecupnya.

Nafisa menghela nafas, sungguh dia tidak bisa mengabaikan sikap Devan yang seperti ini. Selalu romantis dan penuh perhatian, wanita mana yang tidak akan luluh dengan sikap kekasihnya yang selalu bisa membuatnya berbunga.

Meskipun jujur dalam hati Nafisa masih merasa jengkel dan marah dengan kelakuan Devan yang tega membohonginya, tapi dia akan memberi kesempatan pada Devan karena pria itu juga telah berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

"Baiklah aku percaya padamu kali ini, tapi entah apakah aku akan selalu percaya jika kamu membohongiku lagi," ujar Nafisa.

Devan tersenyum lebar, dia merasa sangat senang saya mendapatkan maaf dari Nafisa, jujur Devan tidak tahu harus bagaimana kalau sampai kekasihnya itu marah, Devan tidak akan sanggup tanpa Nafisa apalagi untuk mengurusi semua pekerjaannya.

Pria itu kemudian memeluk Nafisa, memberikan ciuman pada pucuk kepalanya berkali-kali, sedangkan Nafisa menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Devan.

****

Nafisa keluar dari dalam mobil Devan kemudian dia melambaikan tangannya pada kekasihnya itu.

"Sampai jumpa besok!" Seru Nafisa masih melambaikan tangan.

Devan membalasnya dengan kedipan mata, sungguh pria itu memang benar-benar tampan.

Akhirnya mobil Devan pergi meninggalkan pelataran apartemen Nafisa.

Wanita itu tersenyum dan segera menuju lift.

Namun belum sempat melangkah, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang. "Tunggu Nafisa aku ingin bicara padamu empat mata." Nafisa membalikkan tubuhnya dan melihat wanita yang sangat mirip dengannya berdiri di depannya saat ini.

"Apa yang ingin anda bicarakan?" Tanya Nafisa to the point.

Dia tidak suka dengan sikap wanita di depannya ini yang tiba-tiba mencekal lengannya begitu saja. Bukankah dia bisa menepuk pundak atau memanggilnya 'kan?

"Mulai sekarang jauhi Devan, jangan dekat-dekat dengannya lagi karena aku adalah kekasihnya dan calon istrinya, kamu tahu bukan kalau Devan menjadikan mu kekasih karena kamu sangat mirip denganku, bahkan Devan menganggapmu itu adalah aku, jadi tugasmu sebagai pengganti sudah cukup sampai di sini dan biarkan Devan kembali padaku!" Ucap wanita yang tidak lain adalah Cintami.

Nafisa terkejut dengan ucapan wanita itu, apakah benar dia memang pengganti untuk Devan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Octavia Muliani

Octavia Muliani

🌹🌹🌹🌹🌹

2022-12-07

1

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

next next next next next

2022-11-01

0

Terra Chi

Terra Chi

cintami bikin geram

Lanjut lagii
Semangat up!

Mampir juga yaa
Mari kita saling mendukung~

2022-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!