Bab 9

Happy Reading.

Nafisa merasa geram dengan ulah Cintami, bisa-bisanya dia mengatakan kebohongan pada Devan bahwa Nafisa yang menginginkan Cintami menemani Devan makan siang diruangannya.

Kalau memang Cintami ingin mendapatkan cinta Devan kembali, seharusnya wanita itu melakukan nya dengan cara yang sehat, bukan dengan seperti ini.

Dengan cara mengambil hati Devan sepenuhnya, bukan dengan cara yang licik, mengatakan hal yang sebaliknya seakan Nafisa rela menyerahkan Devan kepada Cintami begitu saja.

Setelah jam pulang kantor tiba, Nafisa menunggu Devan keluar dari dalam ruangan nya, tidak lama kemudian Devan keluar dan tersenyum melihat sang kekasih yang sudah siap untuk pulang.

"Hai sayang, maaf nunggu lama," ucap Devan tersenyum mesra.

Nafisa ikut tersenyum, "nggak apa-apa kok, nggak lama juga, ya udah kita pulang sekarang,"

"Oke!"

Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam lift, di dalam Lift mereka hanya diam, sedari tadi Devan bermain dengan ponselnya, sebenarnya Nafisa ingin sekali bertanya apa yang dilakukan Devan dengan ponsel itu, kenapa pria itu terlihat bahagia ketika menatap layar ponselnya.

Apakah dia sedang berbalas pesan dengan Cintami, ataukah dengan klien penting yang mengajaknya bekerja sama.

Tidak, tidak! kalau memang itu dari klien penting tentu saja Nafisa sudah tahu terlebih dahulu karena kebanyakan dari investor atau klien selalu menghubunginya terlebih dahulu sebelum menghubungi Devan.

Ah, sudahlah Nafisa tidak mau berpikir terlalu dalam, rasanya hidupnya semakin kacau kalau dia memikirkan sikap Devan kepadanya belakangan ini.

"Nanti di jalan mampir ke minimarket, ya? Aku mau beli sesuatu," ucap Nafisa menatap Devan.

Pria itu mengembalikan ponselnya ke dalam saku dan menatapmu kekasihnya, "memangnya ada yang mau kamu beli?"

"Iya, ada beberapa stok cemilan yang harus aku beli dan juga pembalut," ucap Nafisa dengan lirih.

Devan menggaruk tengkuknya, dia tadi ada janji dengan Cintami setelah Jam kantor usai, mungkin setelah mengantarkan Nafisa pulang ke apartemen dia bisa langsung menemui Cintami, tapi sayangnya Nafisa meminta untuk mengantarkan ke minimarket, pria itu bingung harus bagaimana.

'Mungkin nganter Nafisa belanja dulu dan pulang ke apartemennya, habis itu baru ke tempat Cintami,' batin Devan.

"Gimana yank? Kamu gak bisa? Apa udah ada janji?" Tanya Nafisa dengan memicingkan matanya. Devan langsung menggeleng.

"Enggak kok, iya, nanti mampir minimarket," bukan maksud Devan untuk berbohong, walaupun sebenarnya dia memang ada janji dengan mantan kekasihnya, Devan tentu saja akan memprioritaskan Nafisa terlebih dahulu.

Dan setelah urusannya dengan Nafisa selesai dia pasti langsung ke tempat Cintami, Devan tidak berani mengatakan kepada Nafisa karena takut melukai perasaan wanita itu, tapi entah kenapa dia tidak juga bisa menolak keinginan Cintami untuk bertemu.

Akhir-akhir ini pria itu benar-benar dilema, setelah kehadiran Cintami kembali, Devan merasa ada sebuah rasa yang membuncah di dalam hatinya.

Meskipun dia tidak memungkiri bahwa saat ini Devan sudah memiliki kekasih bahkan wanita itu sudah dilamar olehnya, tapi dengan hadirnya Cintami kembali, Devan merasa kenyamanan itu pun kembali.

Sejujurnya dia tidak tahu apa yang ia rasakan untuk mantan kekasihnya itu, Devan hanya ingin mengetahui dan juga ingin mencoba mencari tahu apa yang diinginkan oleh hatinya.

Salahkah bila Devan ingin mencari yang terbaik dan juga yang benar-benar sreg di hatinya.

Devan ingin tahu sebenarnya hatinya memilih siapa, pria itu merasa tidak ingin berpisah dengan Nafisah tetapi Devan juga merasa penasaran dengan Cintami.

Devan penasaran dengan perasaannya terhadap mantan kekasihnya itu. Mungkinkah dengan cara dia mendekati Cintami kembali Devan benar-benar bisa memantapkan hatinya untuk siapa.

"Apakah nanti malam kamu bisa makan malam di apartemenku?" Saya Nafisa memecahkan keheningan karena sejak tadi Devan hanya diam.

"Maaf sayang kalau nanti malam aku ada urusan, gimana kalau besok malam aja? Aku bakalan makan malam di tempatmu," jawab Devan.

Nafisa merasa sedikit kecewa, padahal dia ingin sekali makan malam bersama dengan Devan, akhir-akhir ini dia itu memang sangat jarang pergi ke apartemennya.

Mungkin Devan hanya menjemput dan mengantarkan Nafisa sampai di lobby. Apakah ini ada hubungannya dengan kehadiran Cintami kembali.

Mungkin dia memang harus mencari tahu, meskipun Devan mengatakan bahwa dia dan Cintami sudah tidak ada apa-apa tapi entah kenapa Nafisa merasa perasaannya lain.

"Ya sudah tidak apa-apa aku ngerti kok," Nafisa memalingkan wajahnya, berusaha menghilangkan sesak yang tiba-tiba hadir di dalam dadanya.

"Sayang, kamu jangan marah ya, bukannya aku nggak mau, tapi aku benar-benar nggak bisa malam ini,"

Ya, karena malam ini dia akan bersama dengan Cintami, duh, Devan kenapa sekarang dia merasa seperti mempunyai dua orang istri yang sama-sama saling membutuhkannya.

"Iya, nggak apa-apa, aku nggak marah kok," jawab Nafisa berusaha tersenyum.

Meskipun sebelumnya hatinya begitu perih tapi dia tidak ingin Devan tahu akan hal itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LBH BAIK LO TINGGALIN TU DEVAN, LO BALIKIN TU CINCIN TUNANGAN,, BILA PERLU LO RESIGN DRI SITU..

2023-07-04

0

Octavia Muliani

Octavia Muliani

🌹🌹🌹🌹🌹

2022-12-10

1

Manggu Manggu

Manggu Manggu

💪👍

2022-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!