Berbeda dengan situasi di rumah yang terasa menegangkan. Di mana pemilik rumah cemas karena takut papanya murka ketika mengetahui ia menempatkan wanita lain di sana.
Di luar rumah, Adam Dirgantara merasa kesabarannya akan segera habis karena putranya tidak membukakan pintu. Meskipun beberapa menit telah berlalu sejak membunyikan klakson untuk memberi tahu bahwa mereka telah tiba.
"Apakah sudah bisa menghubunginya?" Adam bertanya kepada istrinya yang duduk di kursi di sebelahnya, dengan seorang anak laki-laki berusia 5 tahun di lengannya yang banyak menangis.
"Mereka tidak menjawab teleponku," jawab wanita itu yang masih sibuk dengan ponselnya mencoba menghubungi Zafer.
Adam tertawa kesal sambil memijat pelipisnya. "Bocah itu hanya menyusahkan saja. Ini karena ia telah menolak untuk tidak mengizinkan pelayan datang, sehingga orang lain bisa melakukan sesuatu yang sederhana seperti ini"
"Namun, dengan alasan tidak ingin diganggu untuk bulan madu. Katanya pembantu akan datang besok." Adam marah di mobilnya tentang perilaku putranya yang bahkan tidak pernah membuatnya tenang.
Akan selalu ada hal-hal yang dilakukan anak yang dapat menyebabkan Adam naik tekanan darahnya. Terkadang ia bingung, apakah Zafer benar-benar anaknya? Jika demikian, mengapa karakter putranya begitu berbeda dari dirinya?
Adam benar-benar tidak menyangka anaknya akan tumbuh menjadi pria yang angkuh dan keras kepala seperti itu. Sangat sulit untuk berbicara dengannya selama beberapa hari terakhir karena selalu pulang larut malam dan biasa pergi ke Club malam.
Menikahkan dengan Tsamara adalah pilihan yang Adam harapkan akan menjadikan Zafer pria yang lebih baik karena tahu bahwa ia wanita baik. Apalagi selalu berbicara santun dan sopan. Padahal mengetahui bahwa ia adalah ayah dari tersangka tabrak lari saat itu.
Adam sangat berharap wanita ini bisa menjadikan Zafer pria yang lebih baik. Setidaknya, sangat berharap Zafer berhenti main-main dengan wanita yang hanya menginginkan uangnya.
Sudah saatnya pria itu fokus mengurus perusahaan dan juga rumah tangga dengan Tsamara. Lagi pula, juga menjadi bagian dari tanggung jawab karena Zafer-lah yang membuat wanita itu tidak bisa berjalan lagi.
Awalnya, Adam sengaja memencet klakson beberapa kali untuk mengganggu jadwal bulan madu yang tak diragukan lagi sedang dilakukan putra dan menantunya di sana.
Ia sengaja ingin menggoda aktivitas mereka sampai batas tertentu. Namun, ternyata godaan tersebut tidak mempan sama sekali dan ia terpaksa menunggu di dalam mobil selama beberapa menit bersama istri dan juga anak Tsamara, hingga benar-benar kehabisan kesabaran.
Aku akan turun dan membuka pintu sendiri. Tunggu disini."
Adam akhirnya memutuskan untuk keluar dari mobil dan membuka pintu lebar-lebar sendiri, sesuatu yang jarang dia lakukan karena dia punya banyak uang dan sebagainya.
Semua hal kecil seperti ini akan dilakukan oleh satpam atau pelayan di mansion tempat dia tinggal. Berbeda dengan rumah anak laki-laki yang sebenarnya tampak begitu sepi, seperti tidak ada siapa-siapa di sana.
Tentu saja, ia tahu bahwa Zafer ada di sana dan entah apa yang sedang dilakukan putranya di dalam rumah.
"Salahku sendiri karena menyetir sendiri tanpa sopir," kata Adam yang menyesal, sengaja ingin pergi berdua dengan istrinya.
Dia tidak ingin mengganggu putranya, yang merupakan pengantin baru dan masih terlibat asmara dengan wanita lain.
Setelah membuka pintu gerbang lebar-lebar, Adam langsung melajukan mobilnya ke halaman rumah baru yang merupakan hadiah untuk putra dan menantunya.
Ia kemudian segera berjalan ke pintu depan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam, hingga suara klaksonnya tidak terdengar lagi.
Pria paruh baya itu membunyikan bel dua kali. Namun, tidak mendapat tanggapan dari pemilik rumah. Akhirnya, karena hampir kehilangan kesabaran, akhirnya mencoba membuka pintu dan sangat terkejut menemukan bahwa pintu depan tidak terkunci.
Pria paruh baya itu tidak membuang waktu untuk membuka pintu lebih jauh dan berjalan masuk sambil melihat sekeliling.
Adam secara refleks melebarkan matanya karena langsung mendapat pemandangan yang berhasil mengejutkannya. Namun, ia juga merasa senang di saat yang bersamaan.
Adam tidak pernah merasa begitu bahagia saat melihat sepasang pengantin baru yang sedang asyik berciuman mesra di dalam rumah hingga mereka menyadari bahwa seseorang telah datang ke rumah mereka.
Pria paruh baya itu mengalihkan pandangannya untuk melihat istrinya yang baru saja mengikuti di sisinya, dia tersenyum melihat tingkah dua manusia di depannya.
Adam tidak tahu bahwa mereka berdua bisa akur meskipun Zafer menolak ketika mengatakan akan menikahkan mereka.
Namun, itu sangat berbeda dari hari ini. Melihat menantunya bahkan bisa berciuman dengan liar tanpa peduli jika ada orang lain yang melihatnya, karena pintu rumah ini bahkan tidak dikunci oleh pemilik rumah.
Ayah Zafer tidak menyadari bahwa, pada kenyataannya, baru saja jatuh ke dalam jebakan yang dibuat putranya sendiri.
Zafer yang membuat heboh seolah-olah dirinya dan sang istri terlihat begitu mesra di depan orang tua. Tidak ada yang tahu bagaimana cerita itu terjadi sebelum ciuman itu terjadi.
'Papa telah jatuh ke dalam perangkapku. Tidak sulit membuatnya percaya bahwa ini semua hanya rekayasa. Aku sangat pandai berpura-pura. Jadi, mereka pasti tidak akan menganggap ini hanya main-main,' bisik Zafer dalam hati.
Senyum miring muncul di bibirnya saat masih menempelkan bibirnya ke bibir Tsamara. Ternyata rencananya benar-benar membuahkan hasil dan tidak akan dicurigai.
Dari sudut matanya, Zafer bisa melihat orang tuanya terpaku di depan pintu depan, menyaksikan apa yang ia dan istrinya lakukan.
Di antara semua hal yang terjadi, tidak ada yang tahu bahwa hati Tsamara terasa sangat sakit karena tahu betul bahwa ini semua hanya permainan Zafer.
Ia menyadari bahwa pria di depannya itu sangat pandai memanipulasi sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan. Tsamara tidak bisa berbuat apa-apa selain menanggung semua kesedihan yang ada di hatinya saat ini.
Tsamara merasa terluka, tapi di sisi lain juga tahu bahwa tidak punya kesempatan untuk menolak karena semua peringatan Zafer membuatnya takut.
Ia tidak punya banyak tenaga untuk menolak dan menyanggah semua perintah yang diberikan oleh pria itu karena bagaimanapun adalah suaminya dan wajar saja jika menuruti semua perkataan pria yang menarik rambutnya tadi.
Dengusan keras Adam membuat Zafer langsung menarik diri dari Tsamara dan mengakhiri ciuman panas mereka. Tentu saja sekarang berpura-pura terkejut dengan kehadiran orang tuanya yang sudah beberapa lama masuk ke rumahnya.
"Pa, Ma? Ya Tuhan, aku lupa jika kalian akan datang. Maafkan aku." Zafer memasang wajah yang terlihat seperti berpura-pura merasa bersalah.
Aktingnya sangat bagus. Ia berhasil membuat papanya langsung tertawa saat melihatnya.
"Tidak masalah. Sepertinya kita ke sini terlalu awal, sehingga kalian harus menyelesaikan aktivitas panasmu."
"Papa melihatnya," kata Zafer, yang sedang bermain lagi.
Tentu saja, sudut bibirnya berkedut, yang dipancarkan dengan tawa palsu. Ia bahkan pura-pura malu karena ketahuan melakukan sesuatu dengan istrinya.
Di kursi rodanya, Tsamara hanya bisa diam, tidak ada yang bisa dilakukan selain menjalani semua skenario yang dibuat suaminya.
'Tuan Zafer sangat pandai berakting dan bisa jadi aktor film. Mungkin akan mendapatkan penghargaan aktor terbaik,' gumam Tsamara sambil berusaha tersenyum malu di depan mertuanya.
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
AmeliA Aini
ya terlalu diulang2 bikin pembaca bosan thor...dn ga usah diperjelas napa kejadian nya,biar pembaca mikir sndri
2023-01-18
2
Rumiris Marpaung
ini sepertinya mengulangi episode yg lalu...
kami sdh ngerti, gak usah diperjelas laagi
2022-11-28
1
Dev
Knp banyak d ulang kalimatnya
2022-11-22
0