"Iya, aku mengerti dan akan bersabar. Aku pergi sekarang," ucap Rayya yang dengan terpaksa melepaskan pelukannya dan berjalan keluar dari ruangan kamar.
Meskipun ia saat ini tengah diantar ke depan oleh Zafer, beberapa saat kemudian, melihat sosok wanita yang berada di ruang tamu seperti sedang bersiap untuk menyambut seseorang dan tentu saja ia merasa sangat kesal melihatnya.
Tatapan tajam tak bersahabat kini ditunjukkan olehnya begitu berjalan melewati wanita yang telah menikah dengan Zafer tersebut.
"Hei, wanita cacat tidak tahu diri! Jangan pernah berpikir kau akan selamanya menjadi nyonya rumah di sini karena sebentar lagi, kau akan kembali ke jalanan!"
Sementara itu, Tsamara yang hanya bisa meremas kedua sisi pakaiannya, menahan diri sekuat tenaga agar tidak sampai terintimidasi karena kali ini ia benar-benar sangat terluka melihat suaminya memeluk erat wanita lain tepat di depan matanya.
'Bahkan aku tadi berkali-kali harus mendengarkan suara wanita ini yang menjerit saat mengungkapkan puncak kenikmatan ketika bercinta dengan suamiku.'
'Sekarang harus mendapatkan hinaan dari wanita yang hanya merupakan selingkuhan suamiku,' rintih Tsamara yang kini telah berkaca-kaca bola matanya karena merasa seperti tak lebih dari seonggok sampah.
Sementara itu, Zafer yang tidak ingin terjadi pertengkaran hebat di antara sang kekasih dan wanita yang dinikahinya, membuat ia kali ini mengajak Rayya untuk segera melanjutkan langkahnya.
"Ayo, Sayang. Jika papa melihatmu di sini, semuanya akan kacau."
Baru saja menutup mulut, ia berjenggit kaget begitu mendengar suara klakson mobil dari depan dan ia tidak jadi membuka pintu.
Kini, ia bersitatap dengan sang kekasih dan sama-sama merasa sangat kebingungan. Belum sempat ia mencari jalan keluar, mendengar suara dari Tsamara yang semakin membuatnya merasa frustasi.
"Aku akan berbicara pada papa agar mengakhiri semua ini. Aku akan membiarkanmu menjadi nyonya rumah di sini, Nona," ucap Tsamara yang kini memilih untuk mengakhiri hubungan pernikahan yang didasari oleh keterpaksaan karena merasa tidak kuat lagi menahan kesedihan.
Sejujurnya, Tsamara sangat tidak tahan melihat pria yang sudah menjadi suaminya bermain dengan wanita lain di tempat yang sama di mana ia juga berada.
Hal yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa Tsamara yang merupakan istri sah di sini harus dihina oleh seorang wanita yang tidak lebih dari simpanan suaminya.
Tsamara harus menanggung rasa sakit di hatinya setiap kali mendengar kata-kata kotor dan berbagai macam hinaan yang dilontarkan wanita itu kepadanya. Wanita yang menurutnya hanya merupakan perusak rumah tangga orang lain.
Rasa sakit itu seperti karma yang saat ini menimpa Tsamara karena apa yang dilakukannya di masa lalu adalah sebuah kesalahan.
Dulu Tsamara telah begitu banyak berbuat dosa karena hanya memikirkan nafsu.
Memang benar, sebenarnya penyesalan akan selalu hadir di akhir perbuatan manusia, yang tidak akan disadari sebelum mendapatkan balasan.
Kini, ia telah merasakannya. Perbuatan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya seolah menyerangnya dan menghukum.
Tsamara yang kini menjadi istri Zafer, ia harus menerima pengkhianatan di depan matanya sendiri.
"Apa yang baru saja kamu katakan? Apakah kamu ingin memberi tahu papaku tentang semua ini? Apakah kamu ingin mengungkapkan bahwa aku tidur dengan wanita lain di rumah ini?"
Zafer dengan cepat berjalan ke arah Tsamara dengan wajah memerah menahan amarahnya. Semua emosi kini menumpuk menjadi satu di kepala, membuatnya merasa khawatir.
Itu semua karena ia juga takut dengan kedatangan ayahnya yang sudah berada di depan rumah saat itu dan tak henti-hentinya membunyikan klakson mobil agar segera membuka pintu gerbang.
“Bukan seperti itu maksudku, Tuan Zafer. Aarhh ... sakit!”
Tsamara merintih kesakitan karena Zafer baru saja menarik rambutnya untuk kesekian kalinya.
Ia mencoba melepaskan cengkeraman pria itu di rambutnya yang ingin dilonggarkan karena Zafer menariknya begitu keras, sehingga membuatnya kesakitan.
Sementara itu Vera masih di tempatnya dan sekarang hanya berdiri di sana mengamati semuanya dengan senyum miring.
Vera sangat senang setiap kali melihat kekasihnya menyakiti istri sahnya karena juga merasa bahwa kehadiran wanita cacat itu sangat mengganggu hubungannya dengan Zafer.
"Bukan begitu? Bukan seperti itu! Bukankah kamu sendiri yang mengatakan ingin memberi tahu papaku? Itu berarti kamu ingin mengungkapkan semua rahasia yang aku simpan darinya sekarang!"
Zafer tidak berteriak karena berhati-hati, khawatir orang tuanya di luar rumah mendengar. Namun, semua kalimat yang diucapkan berasal dari nada suara yang sangat tinggi dan menusuk, yang membuat Tsamara bergidik ketakutan di kursi rodanya sendiri.
“Saya hanya ingin memberikan solusi terbaik. Jika Anda benar-benar ingin bersama wanita ini, bisa meminta papamu untuk mengakhiri pernikahan kita. Maka dengan begitu, kamu bisa bebas bercinta dengan wanita itu kapan saja dan di mana pun."
"Aku tidak ingin menjadi penghalang dalam hubungan kalian, sungguh!" Tsamara berusaha menjelaskan semampunya sambil menahan air matanya. Kepalanya sangat sakit karena Zafer masih belum melepaskan tarikan di rambutnya.
"Kamu tidak tahu apa-apa. Jadi tutup mulutmu! Wanita lumpuh sepertimu benar-benar tidak layak menjadi pahlawan. Bukannya membantu, kamu hanya memperburuk keadaan. Sangat bodoh!" Zafer merasa sangat marah melihat wanita yang dianggapnya sangat munafik.
Sementara Tsamara yang bingung, sebenarnya apa yang salah dengan sarannya. Ia hanya memberi mereka berdua pilihan terbaik, sehingga mereka bisa tetap menjalin hubungan tanpa harus menjadi duri.
Jika ini terus berlanjut, Tsamara tidak akan pernah kuat jika harus menyaksikan suaminya bercinta dengan wanita lain di rumah yang kini menjadi tempat tinggalnya.
Tsamara cukup sadar bahwa di sini, meski berstatus sebagai istri sah, tampaknya dia sebenarnya adalah orang ketiga dalam hubungan mereka.
Tsamara bisa melihat sendiri, seberapa dekat dan intimnya pasangan pria dan wanita yang dekat satu sama lain. Setiap hari, mungkin hanya menerima pemandangan menyakitkan dan juga suara ******* dan rintihan yang tak kunjung usai dari pasangan tersebut.
Selain merasa jijik dengan pasangannya, Tsamara juga merasa jijik dengan dirinya sendiri karena setiap mendengar semuanya, juga mengingat semua perbuatannya di masa lalu.
Meskipun Tsamara telah berusaha keras untuk menutup semua sisi gelap di masa lalu dengan bertaubat.
Tsamara benar-benar tidak ingin mengingat semua perbuatannya di masa lalu karena telah bertobat dan ingin menjadi wanita yang lebih baik dan fokus hanya pada putranya. Akan tetapi, tindakan Zafer dan juga pelakor itu membuatnya selalu mengingat kenangan lamanya.
Karena itu, berpikir untuk menceraikan Zafer dengan memberi tahu mertuanya. Tsamara tidak bisa melanjutkan pernikahan dengan paksa seperti ini.
Juga, fakta bahwa Zafer sudah memiliki kekasih dan tidak pernah memperlakukannya dengan baik selama tinggal di rumah besar itu.
Namun, siapa sangka Zafer malah semakin marah setelah mendengar perkataannya.
"Idiot! Selain cacat di kakimu, ternyata otakmu juga bego!" Zafer mengutuk sekali lagi, sambil mengetuk-ngetuk kepala Tsamara seperti itu tanpa ampun.
Tak semenit pun Tsamara tenang dari serangan pria itu, tiba-tiba Zafer kembali menyiksa dan kini mencekik lehernya tanpa ampun sedikitpun.
Wajahnya mengeras sebagai tanda bahwa pria itu benar-benar marah, sebelum akhirnya berkata, "Aku memperingatkanmu sekali lagi untuk tutup mulut!"
"Jika kamu berani mengatakan sesuatu di depan papa, apalagi membawa nama kekasihku, aku tidak akan ragu untuk mencekikmu sampai kehabisan napas!"
"Aku tidak peduli jika harus membunuhmu saat ini juga. Jangan anggap enteng kata-kataku karena aku tidak pernah bermain dengan kata-kataku sendiri."
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
lee sung gee
maaf kak sblmnya, apa ini sekuel yha.??? soalx sedikit bingung...
makasih
2023-02-11
1
Cahaya Lisbet
trus siapa vera
2023-02-09
1
Rumiris Marpaung
kenzo apa zaver ni thor
2022-11-28
0