Zafer yang saat ini baru saja mengakhiri ceritanya tentang surat perjanjian yang ditandatangani olehnya pada sosok wanita yang dari tadi masih berada di atas pangkuannya.
Wanita dengan lingerie seksi berwarna merah, tanpa mengunakan bra dan ****** *****, sehingga saat ini terlibat sangat jelas puncak yang menegang karena sesekali bergesekan dengan dadanya yang bidang.
Tidak hanya itu saja, bahkan ia tadi bercerita sambil sesekali meremas dua puncak yang membusung di hadapannya tersebut untuk membuat sang kekasih tidak marah padanya begitu mendengar ceritanya tentang surat perjanjian.
"Jadi, seperti itu, Sayang. Aku harus bersikap baik sampai menemukan cara untuk mengakhiri perjanjian yang dibuat oleh papa Sebelum itu, aku harus bersikap baik padanya. Mungkin dia akan melaporkan kejadian hari ini pada papa."
"Jadi, sebelum aku kehilangan semua hartaku dan jatuh ke tangannya, sebaiknya besok dan hari-hari berikutnya, kamu jangan datang ke sini. Biar aku saja yang datang ke apartemenmu, oke."
Zafer yang kini melingkarkan tangannya pada tubuh seksi wanita yang terlihat sangat masam tersebut dan membuatnya menunggu jawaban atas perkataannya.
"Kamu benar-benar membuatku merasa sangat kecewa, Zafer. Kenapa hari ini kamu mengajakku ke rumah ini, jika tidak boleh datang lagi ke sini?" umpat sosok wanita yang kini memilih untuk mengempaskan kasar tangan dengan buku-buku kuat itu dari pinggangnya.
Merasa bersalah dan tidak ingin kesalahpahaman terjadi berlarut-larut, kini Zafer mulai menjelaskan apa yang tadinya ada dipikirannya.
"Karena aku ingin bercinta denganmu dan menunjukkan pada wanita cacat tidak berguna itu akan posisinya. Biar dia sadar bahwa aku sama sekali tidak menganggapnya sebagai seorang istri, meskipun sudah menikahinya."
"Aku hanya mencintaimu, Sayang. Jangan marah lagi, oke? Lagipula mulai besok pagi, para pelayan akan memenuhi rumah ini. Mereka akan melaporkan pada papa jika melihatmu di sini. Memangnya kamu mau, jika aku kehilangan semua hartaku?"
Sengaja Zafer membalikkan keadaan dengan mengungkapkan pertanyaan yang langsung dijawab dengan sebuah gelengan kepala dari sang kekasih dan membuatnya langsung mendekatkan waja. Kemudian menggigit kecil puncak menegang di hadapannya.
Awalnya, Rayya merasa sangat kecewa sekaligus kesal pada Zafer atas apa yang dijelaskan, tetapi begitu ia mendapat pertanyaan yang merugikannya, refleks menggelengkan kepala karena tidak ingin kehilangan aset berharganya.
'Tidak, apapun yang terjadi, aku harus menikah dengan Zafer karena ia merupakan pria kaya raya dan memiliki semua yang diinginkan para wanita, termasuk aku. Aku harus menuruti apapun perintahnya dan yakin bahwa ia tidak akan pernah mengkhianatiku karena tergila-gila padaku.'
Rayya yang saat ini langsung memejamkan kedua mata begitu merasakan urat syarafnya saat ini menegang dan merasa seperti kehilangan tenaga saat tulang-tulangnya seperti lepas dari tubuhnya.
Sementara itu di dapur, sosok wanita yang masih sibuk membersihkan dapur setelah selesai memasak dan memberitahukan pada pria yang berstatus sebagai suaminya, tetapi malah bersenang-senang dengan wanita lain di depan mata, tidak berhenti mengeluarkan bulir kesedihan dari bola matanya.
Bagaimana tidak, ia yang baru saja mengatakan bahwa makanan sudah terhidang di meja makan, semakin bersedih saat sang suami tidak kunjung keluar dari kamar, tetapi malah kembali mendengar suara jeritan dari wanita yang tadi dilihatnya hanya memakai lingerie tipis dan duduk di pangkuan sang suami.
Berkali-kali Tsamara memegangi dadanya yang terasa sesak seperti kesulitan bernapas saat mendengar rintihan serta ******* yang mengungkapkan kenikmatan saat bercinta.
"Tuhan, apa aku kuat menghadapi semua ini? Bagaimana mungkin seorang istri bisa tahan ketika melihat suami bercinta dengan wanita lain di depan wanita sampai beberapa ronde. Aku tidak kuat, Tuhan. Rasanya sangat luar biasa sakit."
"Tadi aku memang mengatakan akan bersabar dan menjalani semua takdirmu, tapi baru mendengar suara ******* wanita itu yang berkali-kali menjerit penuh kenikmatan, membuat jantungku bagaikan ditusuk pisau hingga menimbulkan luka mendalam di sini."
Tsamara memegangi dadanya yang terasa sesak. Kemudian ia buru-buru untuk menyelesaikan kegiatannya membersihkan dapur karena tidak ingin semakin tersiksa saat mendengar ******* dan rintihan wanita yang telah merebut sang suami.
Begitu selesai, ia langsung mengarahkan kursi roda ke arah kamar. Kemudian mengunci pintu. Tidak ingin semakin sakit hati atas perbuatan pria yang baru saja menikahinya telah mengajak pulang wanita ke rumah dan berbuat dosa, kini ia memilih untuk mengganti pakaiannya dan membersihkan diri di kamar mandi.
Niatnya adalah ingin pergi tidur dan tidak mempedulikan apapun yang dilakukan pasangan yang berada di kamar lain melakukan hal terlarang.
Setengah jam kemudian, wajahnya sudah terlihat segar dan ia kini telah memakai gaun tidur panjang yang tentu saja tertutup dan berniat untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan berpegangan pada kedua sisi nakas.
Namun, belum sempat ia melakukannya, suara dering ponsel miliknya yang berada di atas nakas telah berbunyi dan membuatnya mengerutkan kening. Tidak membuang waktu, Tsamara kini langsung mengambil benda pipih tersebut dan melihat kontak dengan nama tuan Adam Dirgantara.
Ia memang belum mengubah kontak pada sang ayah mertua karena memang hari ini banyak kejutan yang memberikannya tekanan batin.
"Apa yang terjadi? Kenapa tuan Adam menelpon?"
Setelah menggeser tombol hijau ke atas, belum sempat membuka suara, Tsamara mendengar suara tangisan dari putranya dan tentu saja membuatnya merasa sangat khawatir.
"Halo, Mara. Maaf mengganggumu yang sedang berduaan dengan Zafer. Putramu dari tadi menangis mencarimu. Padahal aku dan istriku sudah bersusah-payah untuk menenangkannya dengan cara banyak memberikannya mainan, tapi tidak kunjung berhenti menangis."
"Apa Papa bisa menyuruh orang untuk mengantarkan putraku ke sini? Atau aku yang pergi ke sana untuk menjemput putraku? Dia dari kecil selalu terbiasa tidur dipelukanku dan belum pernah berpisah. Jadi, wajar kalau menangis."
Tsamara yang berniat untuk mengganti gaun tidur panjang yang dikenakannya, kini mendengar suara bariton dari seberang.
"Iya, sepertinya dia tidak bisa tidur tanpa pelukan hangat ibunya. Kamu tidak perlu susah payah datang ke sini karena aku sudah dalam perjalanan ke sana. Aku sengaja menelponmu dulu karena tidak ingin tiba di sana saat kalian masih bermesraan."
Mendengar kalimat yang serasa menghujam jantungnya untuk kesekian kali, Tsamara hanya bisa meremas gaun yang dikenakan sambil menggigit bibir.
'Apa yang harus kukatakan pada papa? Apakah kukatakan saja bahwa putranya yang dipaksa untuk menikahiku telah membawa wanita lain dan bercinta di rumah ini tanpa mempedulikan perasaanku?'
Menyadari bahwa hal itu akan merusak hubungan antara seorang ayah dan anak, Tsamara menggelengkan kepala berkali-kali dan tidak ingin menceritakan kejadian hari ini.
Ia malah berpikir untuk segera memberitahu sang suami agar menyuruh wanita selingkuhannya keluar dari rumah sebelum mertuanya datang.
"Baiklah, Pa. Aku akan menunggu di rumah. Kami sama sekali tidak bermesraan karena tu ... ah ... suamiku saat ini sedang tidur karena kelelahan."
Menyadari kebodohannya yang tadi hampir saja memanggil sang suami dengan sebutan tuan di depan ayah mertuanya, Tsamara langsung memfilter ucapannya agar tidak dicurigai.
"Kelelahan? Memangnya berapa kali dia melakukannya? Astaga, maafkan aku karena bertanya hal yang bersifat privasi. Baiklah, tunggu saja kedatangan kami. Sebentar lagi aku dan putramu tiba."
"Baik, Pa."
Tsamara mematikan sambungan telpon begitu mendengar salam perpisahan dari sang mertua dan ia buru-buru menggerakkan kursi roda keluar dari kamar.
Meskipun sebenarnya ia tidak ingin melihat sang suami yang sedang bercinta dengan wanita lain, tetapi memikirkan jika nanti hubungan ayah dan anak akan buruk, membuatnya terpaksa melakukannya.
Ia yang sudah tidak lagi mendengar suara-suara yang mengungkapkan merasakan kenikmatan, kini sedikit bernapas lega dan menguatkan hati untuk mengetuk pintu di depannya.
Suara ketukan pintu yang memecah keheningan di rumah lantai satu tersebut, membuat Tsamara merasa khawatir jika pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut murka begitu melihatnya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Cahaya Lisbet
jangan lama lama tor tersikssnya...nti males bacanya...
2023-02-09
1