Masih Bingung

Di siang harinya, Adiba memasuki kamar untuk menunaikan sholat dzuhur terlebih dahulu dan hanya di temani Kaira dan para MUA saja. Bu Amirah dan Bu Aisyi sedang duduk dan beristirahat di ruang tamu.

Kaira dan salah satu seorang MUA membantu melepaskan aksesoris yang melekat pada tubuh Adiba. Dengan telaten, satu persatu perintilan-perintilan itu sudah terlepas semua dan hanya menyisakan baju manset, clana legging serta ciput nya saja.

"Sudah," ujar Kaira, lalu ia memeluk tubuh kaka ipar nya.

"Alhamdulillah. Ayo sholat dulu, Kai." ajak Adiba, Kaira hanya mengangguk setuju dan mengikuti Adiba ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Setelah sholat selesai, Adiba merebahkan tubuhnya pada kasur empuk disana, ia meluruskan pinggangnya yang sudah terasa pegal padahal baru setengah hari saja menjadi pengantin.

"Sudah, mbak?" tiga orang MUA masuk ke dalam kamar.

"Aduh, ini masih di rias lagi?" tanya Adiba, ia menghela nafasnya berat.

"Iya, Kak. Kata Abi sampai sore, karena teman-teman Abi belum pada datang." sahut Kaira, Kaira sudah mengganti bajunya dengan memakai gamis dan krudung yang tidak terlalu panjang.

"Baiklah ..." ucap Adiba sambil berbalik melihat gaun yang akan di pakainya, cantik dan mewah dengan warna peach soft membuat gaun itu terlihat elegan sekali jika di pakai.

Setelah memakai gaun nya, Adiba di make up kembali oleh MUA. Kaira hanya menemani nya saja, Kaira menggeleng pelan dan tak mau kembali di make up seperti pagi tadi jika di tanya oleh para MUA di sana.

"Wah, Kakak cantik sekali ... Kalau Kak Fabian lihat pasti tambah klepek-klepek." Kaira tertawa menggoda Adiba.

Adiba hanya tersenyum malu "Sudah, Dek. Ayo temani Kakak keluar ..."

Kaira dan para MUA membantu Adiba berjalan keluar, para tamu kagum melihat Adiba yang cantik bak model internasional.

"MasyaAllah ... Dib, kamu cantik sekali, Nak." Bu Amirah tersenyum senang.

"Ibu ..." Adiba menundukkan kepalanya malu.

"Cantik sayang ..." sahut Bu Aisyi yang ikut menilai.

"Terimakasih, Mi." jawab Adiba, ia sudah berubah dengan panggilan Bu Aisyi dengan sebutan Umi yang sama dengan Fabian, Bu Aisyi sendiri yang memintanya.

"Lho ... Fabian mana?" tanya Bu Aisyi.

"Ada di dalem rumah, Mi. Lagi asyik mengobrol sama temen-temen Kairo nya ..." sahut Kaira.

"Ya sudah, kamu temani Adiba dulu ya, Dek." ucap Bu Aisyi kepada Kaira, Kaira pun mengangguk setuju "Iya, Mi."

***

Di dalam rumah, Fabian dengan teman-teman Kairo nya sedang asyik bercanda ria. Fabian seperti lupa dengan ijab qobul yang ia lafalkan sendiri tadi pagi, pria tampan dengan sedikit brewok menghiasi wajahnya itu masih setia dengan jas hitam yang melekat pada tubuhnya, setelah sholat dzuhur pun kembali di pakai.

"Kapan kembali ke Kairo lagi, Ab?" tanya teman Fabian, mereka yang berkumpul sekarang bisa berbahasa indonesia semua karena mereka asli orang indonesia yang bekerja di sana, terkecuali tadi adalah teman Fabian yang sudah di anggap seperti kakak sendiri oleh Fabian, ia tidak bisa berbahasa indonesia karena asli dari Kairo, jadilah Fabian harus menggunakan bahasa Arab ketika berbincang.

Abi, panggilan yang di berikan teman dekat Kairo nya.

"InsyaAllah minggu depan, Jafar"

"Wah, memang nya nggak mau enak-enak dulu apa sama istri mu." jawab Jafar sambil terkekeh.

"Wah bener tu, Ab." sahut Ghoni juga.

"Ya dia di ajak dong ... Masa ditinggal." Fabian menggeleng kepalanya pelan.

"Ya iya lah, Ab. Masa di tinggal ... Aneh." sahut Jafar.

"Kalo aku sih, pulang kampung dulu ... Rindu anak dan istri ku, insyaAllah dua bulan berangkat lagi ..." ucap Ghoni "Apa kamu nggak rindu dengan istrimu, Jar?" tanya Ghoni kepada Jafar.

"Pasti dong, sudah menggebu-gebu ini ... Tapi hanya cuti lima hari saja, nggak boleh lebih ..." jawab Jafar menghela nafasnya pelan.

"Enak jadi kamu, Ab. Pangkat sudah di atas, pekerjaan pun bisa di kerjakan di Indonesia." tambah Jafar.

"Alhamdulillah, Jar. Rezeki anak sholeh ..."

"Sudah, ya. Kami berdua pamit dulu, Ab. Kita ketemu di Kairo saja ya ... Jangan lupa jebol gawang nya pakai bismillah dulu ..." goda Jafar sambil memeluk Fabian sekilas, Fabian tergelak dengan ucapan temannya.

"Rileks dong, Ab. Santai ... Mau di ajarin nggak? Anak ku dua tampan-tampan semua, Haha!" sahut Ghoni dengan tertawa renyah.

"Ada-ada saja," gumam Fabian, ia menggelengkan kepalanya pelan.

***

Malam pun tiba, Fabian menggandeng Adiba untuk masuk ke dalam kamarnya. Fabian terpaksa menggandeng Adiba karena di suruh oleh Umi nya.

Ceklek~

"Assalamualaikum ..." cicit Fabian terdengar pelan sekali.

Brug~

Fabian kembali menutup pintu kamar dan menguncinya, tapi tak membuat Adiba takut, ia hanya diam sambil menelusuri kamar suaminya dengan semerbak bau maskulin di dalamnya.

"Dib" panggil Fabian pelan.

"Ya, Mas?" sahut Adiba menoleh ke belakang, menatap suaminya.

"Kamu mandilah dulu," suruh Fabian menunjuk pintu kamar mandi di dalam kamarnya.

"Eum, Aku belum bawa baju, Mas. Masih ada di rumah Ibu semua."

Fabian menghela nafasnya pelan "Sudah Kaira siapkan di dalam paper bag, coba cek." Fabian menunjuk paper bag yang berada di atas meja. Adiba menurut saja, ia langsung membukanya dan memang benar satu setel baju tidur.

"Bagaimana?" tanya Fabian memastikan.

"Iya, ada baju. Kalau begitu aku mandi dulu, Mas." ujar Adiba melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, ia sudah mencopot semua aksesoris dan baju pengantin di bantu dengan para MUA.

Fabian hanya diam saja tak membalas karena Adiba sudah masuk ke dalam kamar mandi dan sudah menutup pintunya.

...🌹🌹🌹...

...Gaun pernikahan Fabian dan Adiba💝...

Terpopuler

Comments

novina jamillah

novina jamillah

lnjutt dng kk😩...

2023-01-09

3

erni 76

erni 76

lanjut...

2023-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Perjanjian
3 Memberitahu
4 Menerima
5 Jual Cincin
6 Amanah
7 Membeli Kebutuhan
8 Berkunjung Ke Pondokan
9 Nasihat
10 Hari Pertunangan
11 Berbelanja Seserahan
12 Persiapan
13 Jadi Ragu
14 Ijab Qabul
15 Masih Bingung
16 Cenayang Atau Dukun?
17 Kumat Vertigo
18 Saling Pandang
19 Mulai Dekat
20 Rindu
21 Mengantar
22 Berbelanja
23 Kejadian Di Resto
24 Canggung
25 Cekcok
26 Dia Yang Menyakiti, Dia Juga Yang Menyembuhkan
27 Rasa Nyeri Berubah Menjadi Rasa Nyaman
28 Pamit Membuat Panas
29 Mengajari
30 Sikap Aneh
31 Mencintai
32 Kaget
33 Berpamitan
34 Perjalanan
35 Perjalanan 2
36 Kairo
37 Malam Di Kairo
38 Perasaan Aneh
39 Belajar
40 Ternyata Suamiku Seorang Ustadz
41 Merindukan Cinta Yang Telah Di Pendam
42 Cuti
43 Membantu
44 Ibu Sakit
45 Terpaksa Pulang Ke Indonesia
46 Kejutan
47 Menjemput
48 Sedikit Rindu Dan Rencana
49 Fabian Dan Nadhifa
50 Makan Siang
51 Mengatakan Perasaan Yang Sebenarnya
52 Overthinking
53 Bahagia Juga Sedih
54 Memantapkan Hati
55 Niat Poligami
56 Ceraikan Aku Mas!!!
57 Pengakuan
58 Menyesal
59 Tak Terduga Akan Seperti Ini
60 Jaga Cucu Ibu Dengan Baik!
61 Obrolan Malam
62 Fabian Pulang
63 Aku Hamil Mas!
64 Reuni
65 Bermanja Dengan Ayahnya
66 Kata Maaf Kembali Terucap
67 Ke Pondok Bersama
68 Hanya Sekedar Obrolan
69 Perlakuan Manis
70 Masalalu Itu Wadah Pelajaran Di Masa Depan!
71 Ngidam
72 Merajuk
73 Mual
74 Sayang?
75 Rindu Istri
76 Dia Kembali
77 Bicara Baik-baik
78 Aku Sudah Di Khitbah
79 Nomer Asing
80 Memulai Hafalan
81 Rencana Perjodohan
82 Syakir & Kaira
83 Sholat Istikharah!
84 Kairo
85 Berbuka Puasa
86 Kaira Curhat
87 Morning Kiss
88 Enak Atau Hambar?
89 Muroja'ah Ala Pasutri
90 USG
91 Melamar Langsung Pada Orangtua
92 Bujuk
93 Pilihan Hati
94 Ayam Geprek
95 Undangan
96 Resign
97 Pasar Malam
98 Author is back!
99 Pernikahan Nadhifa
100 Sambutan Hangat
101 Pijatan Paksu
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Perjanjian
3
Memberitahu
4
Menerima
5
Jual Cincin
6
Amanah
7
Membeli Kebutuhan
8
Berkunjung Ke Pondokan
9
Nasihat
10
Hari Pertunangan
11
Berbelanja Seserahan
12
Persiapan
13
Jadi Ragu
14
Ijab Qabul
15
Masih Bingung
16
Cenayang Atau Dukun?
17
Kumat Vertigo
18
Saling Pandang
19
Mulai Dekat
20
Rindu
21
Mengantar
22
Berbelanja
23
Kejadian Di Resto
24
Canggung
25
Cekcok
26
Dia Yang Menyakiti, Dia Juga Yang Menyembuhkan
27
Rasa Nyeri Berubah Menjadi Rasa Nyaman
28
Pamit Membuat Panas
29
Mengajari
30
Sikap Aneh
31
Mencintai
32
Kaget
33
Berpamitan
34
Perjalanan
35
Perjalanan 2
36
Kairo
37
Malam Di Kairo
38
Perasaan Aneh
39
Belajar
40
Ternyata Suamiku Seorang Ustadz
41
Merindukan Cinta Yang Telah Di Pendam
42
Cuti
43
Membantu
44
Ibu Sakit
45
Terpaksa Pulang Ke Indonesia
46
Kejutan
47
Menjemput
48
Sedikit Rindu Dan Rencana
49
Fabian Dan Nadhifa
50
Makan Siang
51
Mengatakan Perasaan Yang Sebenarnya
52
Overthinking
53
Bahagia Juga Sedih
54
Memantapkan Hati
55
Niat Poligami
56
Ceraikan Aku Mas!!!
57
Pengakuan
58
Menyesal
59
Tak Terduga Akan Seperti Ini
60
Jaga Cucu Ibu Dengan Baik!
61
Obrolan Malam
62
Fabian Pulang
63
Aku Hamil Mas!
64
Reuni
65
Bermanja Dengan Ayahnya
66
Kata Maaf Kembali Terucap
67
Ke Pondok Bersama
68
Hanya Sekedar Obrolan
69
Perlakuan Manis
70
Masalalu Itu Wadah Pelajaran Di Masa Depan!
71
Ngidam
72
Merajuk
73
Mual
74
Sayang?
75
Rindu Istri
76
Dia Kembali
77
Bicara Baik-baik
78
Aku Sudah Di Khitbah
79
Nomer Asing
80
Memulai Hafalan
81
Rencana Perjodohan
82
Syakir & Kaira
83
Sholat Istikharah!
84
Kairo
85
Berbuka Puasa
86
Kaira Curhat
87
Morning Kiss
88
Enak Atau Hambar?
89
Muroja'ah Ala Pasutri
90
USG
91
Melamar Langsung Pada Orangtua
92
Bujuk
93
Pilihan Hati
94
Ayam Geprek
95
Undangan
96
Resign
97
Pasar Malam
98
Author is back!
99
Pernikahan Nadhifa
100
Sambutan Hangat
101
Pijatan Paksu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!