Jual Cincin

Malam hari, Pak Alzam yang masih duduk di ruang keluarga bersama istrinya setelah makan malam, ia mencoba menghubungi putra sulung nya.

"Assalamualaikum ... Iya Abi, Ada apa?" tanya Fabian langsung.

"Waalaiakumsalam, Kakak sehat?" tanya Pak Alzam basa basi terlebih dahulu.

"Syukron Alhamdulillah, Abi dan Umi disana bagaimana?" tanya balik Fabian.

"Alhamdulillah Abi dan Umi disini baik-baik saja Kak." ucap Pak Alzam.

"Abi ada apa ya malam-malam menelpon Kakak?" tanya Fabian.

"Kakak kalau besok pulang bisa nggak?" tanya Pak Alzam.

"Ya sebenarnya bisa-bisa saja sih kalau di usahain. Memangnya ada apa Bi?" tanya Fabian lagi yang memang kurang jelas dengan Abi nya yang meminta ia segera pulang ke Indonesia.

"Abi mau bilang sesuatu, tapi Kakak pulang dulu, kalau di telpon nggak enak ngomongnya."

"Sekarang saja Bi, Kalau nunggu Kakak pulang nanti kelamaan." ujar Fabian penasaran.

"Kakak pulang besok ya? Janji sama Abi dan Umi."

"Hm, Baiklah Abi, Kakak pulang besok." ujar Fabian menurut.

"Abi dan Umi menunggu Kakak disini."

"Iya Bi, kalau begitu Fabian mau bilang ke pengurus pondoknya dulu biar Fabian izin mau pulang."

"Memang belum selesai pengajiannya? Bukannya cuma semalam saja ya Kak?" sahut Bu Aisyi dari jauh.

"Sudah sih Mi ... Cuman Kakak betah tinggal disini."

"Oh begitu ya? Jadi Kakak sudah bosen dengan Abi dan Umi?" ucap Bu Aisyi mengejek.

"Bukan begitu Mi, Tapi-"

"Tapi apa?"

"Disini bisa mengajar anak-anak yang baru masuk pondok, kan ilmu Kakak jadi berkah Mi." ucap Fabian beralasan.

"Punya Almarhum Abah mu kan ada Kak, nggak jauh juga."

"Bosan Mi, Disini kan bisa cari pengalaman baru."

"Kalau bukan keluarga kita sendiri yang mengurus terus siapa lagi Kak?" sahut Pak Alzam kesal karena anaknya memilih mengajar di pondokan milik orang lain di bandingkan dengan pondokan milik Kakeknya sendiri.

"Hehe iya Bi, Afwan ..."

"Ya sudah nanti Kakak pulang besok, ditunggu ya Mi, Bi ... Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." sahut Pak Alzam dan Bu Aisyi bebarengan.

***

"Bu ... Diba nanti pakai baju apa ya buat tunangannya? Diba tidak punya baju baru," ujar Adiba membongkar lemari pakaiannya.

"Nak Diba pakai baju apa saja sangat cantik, karena kamu dari sana nya sudah cantik. Pakai apa saja yang penting sopan." ujar Bu Amirah sambil mengelus pundak Adiba yang masih berdiri di depan lemari.

"Tapi bu-"

"Gapapa sayang, kamu percaya deh sama Ibu."

"Hemm oke deh Bu, kalau begitu Diba pakai yang ini saja." kata Adiba sambil mengambil gamis berwarna abu-abu.

"Iya sayang boleh pakai yang itu nanti besok biar Ibu cuci ya?"

"Diba saja bu." tolak Adiba.

"Ya sudah sekarang Diba tidur, sudah malem."

"Memangnya Ibu besok tidak jualan lagi?" ujar Adiba heran.

"Modal nya sudah tidak ada nak." kata Bu Amirah lesu.

"Ini." Adiba melepaskan cincin yang tadi ia sematkan di jari tengah nya.

"Ibu jual saja cincin ini, untuk modal Ibu jualan nasi." ujar Adiba sambil menyerahkan cincin kepada Ibunya.

"Nak?" kata Bu Amirah sambil menatap Adiba.

"Iya bu, pakailah ... Tidak apa-apa pasti Ayah tau disana kalau kita disini sedang kesusahan. Nanti Diba ganti lagi cincin nya yang baru kalau Diba punya uang." ujar Adiba meyakinkan.

Cincin yang di serahkan Adiba adalah cincin peninggalan Ayahnya untuk Adiba, tetapi saat ini memang itu satu-satunya yang Adiba punya sekarang, Jadi mau tak mau harus menjualnya untuk modal berdagang Ibunya.

Terpopuler

Comments

Febry Valentin

Febry Valentin

terharu aku baca ya serius ...
smpek 😢 😢

2024-02-14

0

alvika cahyawati

alvika cahyawati

kok lama sich up nya lg

2022-11-08

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Perjanjian
3 Memberitahu
4 Menerima
5 Jual Cincin
6 Amanah
7 Membeli Kebutuhan
8 Berkunjung Ke Pondokan
9 Nasihat
10 Hari Pertunangan
11 Berbelanja Seserahan
12 Persiapan
13 Jadi Ragu
14 Ijab Qabul
15 Masih Bingung
16 Cenayang Atau Dukun?
17 Kumat Vertigo
18 Saling Pandang
19 Mulai Dekat
20 Rindu
21 Mengantar
22 Berbelanja
23 Kejadian Di Resto
24 Canggung
25 Cekcok
26 Dia Yang Menyakiti, Dia Juga Yang Menyembuhkan
27 Rasa Nyeri Berubah Menjadi Rasa Nyaman
28 Pamit Membuat Panas
29 Mengajari
30 Sikap Aneh
31 Mencintai
32 Kaget
33 Berpamitan
34 Perjalanan
35 Perjalanan 2
36 Kairo
37 Malam Di Kairo
38 Perasaan Aneh
39 Belajar
40 Ternyata Suamiku Seorang Ustadz
41 Merindukan Cinta Yang Telah Di Pendam
42 Cuti
43 Membantu
44 Ibu Sakit
45 Terpaksa Pulang Ke Indonesia
46 Kejutan
47 Menjemput
48 Sedikit Rindu Dan Rencana
49 Fabian Dan Nadhifa
50 Makan Siang
51 Mengatakan Perasaan Yang Sebenarnya
52 Overthinking
53 Bahagia Juga Sedih
54 Memantapkan Hati
55 Niat Poligami
56 Ceraikan Aku Mas!!!
57 Pengakuan
58 Menyesal
59 Tak Terduga Akan Seperti Ini
60 Jaga Cucu Ibu Dengan Baik!
61 Obrolan Malam
62 Fabian Pulang
63 Aku Hamil Mas!
64 Reuni
65 Bermanja Dengan Ayahnya
66 Kata Maaf Kembali Terucap
67 Ke Pondok Bersama
68 Hanya Sekedar Obrolan
69 Perlakuan Manis
70 Masalalu Itu Wadah Pelajaran Di Masa Depan!
71 Ngidam
72 Merajuk
73 Mual
74 Sayang?
75 Rindu Istri
76 Dia Kembali
77 Bicara Baik-baik
78 Aku Sudah Di Khitbah
79 Nomer Asing
80 Memulai Hafalan
81 Rencana Perjodohan
82 Syakir & Kaira
83 Sholat Istikharah!
84 Kairo
85 Berbuka Puasa
86 Kaira Curhat
87 Morning Kiss
88 Enak Atau Hambar?
89 Muroja'ah Ala Pasutri
90 USG
91 Melamar Langsung Pada Orangtua
92 Bujuk
93 Pilihan Hati
94 Ayam Geprek
95 Undangan
96 Resign
97 Pasar Malam
98 Author is back!
99 Pernikahan Nadhifa
100 Sambutan Hangat
101 Pijatan Paksu
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Perjanjian
3
Memberitahu
4
Menerima
5
Jual Cincin
6
Amanah
7
Membeli Kebutuhan
8
Berkunjung Ke Pondokan
9
Nasihat
10
Hari Pertunangan
11
Berbelanja Seserahan
12
Persiapan
13
Jadi Ragu
14
Ijab Qabul
15
Masih Bingung
16
Cenayang Atau Dukun?
17
Kumat Vertigo
18
Saling Pandang
19
Mulai Dekat
20
Rindu
21
Mengantar
22
Berbelanja
23
Kejadian Di Resto
24
Canggung
25
Cekcok
26
Dia Yang Menyakiti, Dia Juga Yang Menyembuhkan
27
Rasa Nyeri Berubah Menjadi Rasa Nyaman
28
Pamit Membuat Panas
29
Mengajari
30
Sikap Aneh
31
Mencintai
32
Kaget
33
Berpamitan
34
Perjalanan
35
Perjalanan 2
36
Kairo
37
Malam Di Kairo
38
Perasaan Aneh
39
Belajar
40
Ternyata Suamiku Seorang Ustadz
41
Merindukan Cinta Yang Telah Di Pendam
42
Cuti
43
Membantu
44
Ibu Sakit
45
Terpaksa Pulang Ke Indonesia
46
Kejutan
47
Menjemput
48
Sedikit Rindu Dan Rencana
49
Fabian Dan Nadhifa
50
Makan Siang
51
Mengatakan Perasaan Yang Sebenarnya
52
Overthinking
53
Bahagia Juga Sedih
54
Memantapkan Hati
55
Niat Poligami
56
Ceraikan Aku Mas!!!
57
Pengakuan
58
Menyesal
59
Tak Terduga Akan Seperti Ini
60
Jaga Cucu Ibu Dengan Baik!
61
Obrolan Malam
62
Fabian Pulang
63
Aku Hamil Mas!
64
Reuni
65
Bermanja Dengan Ayahnya
66
Kata Maaf Kembali Terucap
67
Ke Pondok Bersama
68
Hanya Sekedar Obrolan
69
Perlakuan Manis
70
Masalalu Itu Wadah Pelajaran Di Masa Depan!
71
Ngidam
72
Merajuk
73
Mual
74
Sayang?
75
Rindu Istri
76
Dia Kembali
77
Bicara Baik-baik
78
Aku Sudah Di Khitbah
79
Nomer Asing
80
Memulai Hafalan
81
Rencana Perjodohan
82
Syakir & Kaira
83
Sholat Istikharah!
84
Kairo
85
Berbuka Puasa
86
Kaira Curhat
87
Morning Kiss
88
Enak Atau Hambar?
89
Muroja'ah Ala Pasutri
90
USG
91
Melamar Langsung Pada Orangtua
92
Bujuk
93
Pilihan Hati
94
Ayam Geprek
95
Undangan
96
Resign
97
Pasar Malam
98
Author is back!
99
Pernikahan Nadhifa
100
Sambutan Hangat
101
Pijatan Paksu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!