Riuh suara yang menyaksikan pertunangan antara kedua insan yang tak saling mengenali satu sama lain itu.
Ragu? Takut? Tentu saja saat ini Adiba merasakannya, bahkan ia saja tak pernah melihat wajah calon suaminya hanya kenal namanya saja.
"Adiba kamu cantik sekali." ujar Bu Aisyi melihat Adiba yang sudah di rias tipis agar tidak kelihatan pucat saja.
"Ibu bisa saja." Adiba sedari tadi masih memegang tangan ibunya saja.
"Sebentar lagi Fabian keluar, Nah itu orang nya." seru Bu Aisyi melihat Fabian sudah rapih lengkap memakai jas senada dengan baju yang Adiba kenakan.
Glekk ...
Adiba menatapnya bengong, harapan ragu dan takut di kepalanya memudar begitu saja, melihat wajah Fabian dengan hidung mancung serta alis tebal nya membuat pesonan nya semakin tampan saja.
"Baiklah kalau begitu acara nya di mulai saja." ujar Pak Alzam yang tak sabar melihat mereka bertukar cincin.
"Ehm ..." Fabian menetralkan degup jantungnya, melihat calon istrinya yang sudah cantik seperti bidadari.
"Adiba, Aku yakin, jika dua orang sudah ditakdirkan untuk bersama, maka dari sudut bumi manapun meraka berasal pastilah mereka akan bertemu. Cinta bukan hanya sekedar ucapan, namun harus dibarengi dengan pengorbanan. Mencintai dan dicintai itu adalah anugerah terindah dari Allah Swt yang di berikan kepada hamba-hambanya."
"Adiba Afsheen Myesha, mau kah kamu menua bersama ku? Merajut kasih sayang yang mungkin kita sebelumnya belum mengenali sesama. It's oke gapapa, aku belum kenal kamu, begitu juga kamu, belum kenal aku. Kita saling mengenali sedikit demi sedikit setelah menikah nanti."
"Bagaimana sayang?" tanya Bu Aisyi memegang tangan Adiba yang sudah dingin seperti habis di kulkas.
"Terima kasih atas niat Mas Fabian untuk melamar saya. Insya Allah dengan restu Ayah dan Ibu, saya bersedia menerima kamu sebagai suami dan imam dari bahtera rumah tangga yang akan menuntun saya menuju surga” kata Adiba dengan nafas yang naik turun karena gugup mulai menyerangnya.
"Alhamdulillah ..." sahut mereka kompak.
"Ya sudah, Bu Amirah silahkan pasangkan cicin ini di jari manis nak Adiba, Fabian nanti ya! Belum muhrim, sabar sedikit." goda Pak Alzam.
"Wah cantik banget Kak!" ujar Kaira sambil tersenyum senang.
"Terimakasih adek." jawab Adiba pelan.
"Iya Bi, Kalau boleh Fabian mau menikah minggu depan saja, Fabian bulan depan mau ke Kairo lagi." kata Fabian memberitahu.
"Buru-buru sekali kamu Kak, tunggu satu minggu setelah menikah baru boleh keluar, paling juga teman kamu disana pasti kesini." sahut Bu Aisyi.
"Iya Mi, tapi Fabian pengen ke Kairo lagi, Gapapa kan Dib?" tanya Fabian kepada Adiba yang sedari tadi asyik mengobrol dengan adiknya.
"Iya Mas, Adiba mengikut saja, tapi ibu-"
"Sudah tidak papa, Setelah suami mu mengikatmu dengan pernikahan sah, setelah itu juga kamu berganti berbakti kepada suami mu."
"Iya Ibu, Tapi-"
"Sudah jangan mikiri Ibu, Ibu masih ada mbok ati dan yang lain, ada Bu Aisyi juga." lanjut Bu Amirah memeluk Adiba.
"Sekarang kita sesi foto dulu ya ..." ujar fotografer yang sudah mempersiapkan semuanya, Adiba menganggukkan kepalanya.
"Tapi jangan deket-deket Kak!" ujar Kaira memperingati.
"Iya, berisik aja lu unyil!" sahut Fabian.
"Kakak yang berisik!"
"Sudah-sudah, mohon maklum ya Adiba, biasa namanya juga tom & jery jadi semua nya di permasalahin." ujar Bu Aisyi dan langsung menggiring Adiba untuk duduk dan berpose.
"Silahkan tinggal sama calon suaminya." ucap fotografer.
"Baiklah, sebentar." Fabian melepas jas nya dan hanya menyisakan kemeja nya saja.
Setelah semua acara telah selesai, Fabian tak henti-henti nya beristighfar karena terlalu banyak memandang akhwat yang bukan muhrim nya.
Bu Amirah dan Bu Aisyi yang masih asyik berbincang tentang persiapan hari pernikahan anak nya yang akan di adakan minggu depan sesuai permintaan Fabian yang mau tak mau harus di lakukan. Bu Amirah dan Bu Aisyi menyepakati setelah satu jam lamanya mengobrol.
Begitu juga Adiba dan Kaira, mereka tertawa terbahak-bahak karena Kaira menceritakan tentang kehidupan Fabian di masa kecilnya.
Sedangkan Pak Alzam dan Fabian mencatat semua keluarga yang akan mereka undang di acara pernikahan nanti. Fabian berpikir hanya keluarga dekatnya saja tetapi Pak Alzam menginginkan pesta yang mewah karena menurutnya pesta pernikahan adalah pesta yang hanya dilakukan satu kali seumur hidup.
Mau tak mau Fabian mengiyakan keinginan ayahnya dengan begitu Fabian juga pasti akan mengundang teman-teman yang ada di luar negerinya untuk datang menyaksikan pernikahannya dengan Adiba.
Pukul 16.40 Bu Amirah dan Adiba pulang diantar Pak Alzam karena hari mulai malam agar esok bisa berbelanja seserahan dengan Bu Aisyi di mall.
Adiba serta Kaira akan mengikutinya karena disuruh oleh Fabian untuk ikut dalam memilih seserahan dan Fabian juga berpesan agar seserahannya hanya Adiba saja yang memilihnya supaya bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia.
...🌹🌹🌹...
Anggap saja tidak bersentuhan ya teman-teman😅✌🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Gagas Permadi
sweet bgt🥰🥰
2024-02-25
0
alvika cahyawati
semoga sj fabian nanti nya tidak menyiyikan adiba ya karena blm ada nya cinta d antara mereka berdua.
2022-11-08
4
Esti Fitria Yun
ditunggu up selanjutnya Thor....enak ceritanya dibaca...
2022-10-27
1