Pagi ini, suasana halaman rumah Pak Alzam sudah sangat ramai sekali, banyak keluarga dekat serta para tamu undangan yang ikut hadir untuk memeriahkan acaranya.
Fabian dengan muka lesu seperti tidak bertenaga, ia duduk di samping sang Abi nya sambil mendengarkan beberapa sambutan-sambutan serta pembacaan ayat suci al-Quran terlebih dahulu sebelum pria itu melafalkan ijab Qobul dan sah menikahi gadis yang ia sendiri belum tahu tentang semuanya.
Saat ini, Adiba di temani Bu Amirah dan Bu Aisyi di dalam kamar rias, terlihat wanita yang sudah berumur 24 tahun itu sangat anggun dengan riasan make up tipis di tambah balutan baju pengantin yang elegan menambah aura nya semakin bersinar saja.
Sambil menggenggam tangan ibunya, Adiba mulai meneteskan air matanya ketika mendengar pembacaan ayat-ayat suci al-Quran, ia mengingat almarhum ayah nya yang tidak bisa melihat dirinya menikah dengan seorang yang diinginkannya.
"Lho ... Jangan menangis Dib ..." ujar Bu Aisyi, ia memberikan tisu.
"Sudah-sudah nggak apa-apa, Nak. Ada ibu disini." sahut Bu Amirah yang mengerti perasaan putrinya.
"Umi!" panggil Kaira dengan menyembulkan kepalanya di balik pintu, Kaira duduk di samping Adiba.
"Bentar lagi Kakak di Qobul tuh, gimana perasaannya Kak?" tanya Kaira dengan cerewet "Kok aku yang deg-deg an ya, Mi?" sambung nya sambil memegang dadanya.
"Begitulah ..." gumam Adiba lirih sambil berusaha tersenyum.
Sedangkan di atas pelataran rumah yang menjadi tempat pelafalan ijab qobul nya, Fabian di temani beberapa teman-teman dari Kairo nya. Pria itu tak kalah cemas, mungkin sudah keringat dingin.
Pak penghulu sudah membacakan beberapa hal-hal sambil bergurau mengenai pernikahan, padahal yang di tanya sudah paham betul bab tentang pernikahan.
"Bagaimana? Sudah siap belum Mas Fabian?" tanya pak penghulu sambil sedikit menyunggingkan senyumnya.
"InsyaAllah ..." Fabian tersenyum kikuk, ia memandangi Abi nya, Pak Alzam hanya mengangguk setuju.
"Bismillahirrahmanirrahim, silahkan, Pak." Pak penghulu memberikan mic nya kepada wali perempuan, Pak Alzam sudah memerintahkan orang lain untuk berperan sebagai wali dari Adiba.
Seorang calon suami boleh meminta orang lain untuk bertindak sebagai wakil atas namanya dirinya, dalam perkara ijab kabul. Asalkan permintaan itu dilakukan secara benar dan sesuai dengan prosedur. Maka tindakan si wakil dalam hal ini sah menurut hukum syariah.
"Bismillah ..." kata yang pertama kali ia ucapkan, pria tua itu merupakan teman kuliah Pak Alzam.
"Bismillahirrahmanirrahim, Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Adiba Afsheen Myesha a'lal mahri majmueat min adawat alsalaat walnaqdiat miayatan wamilyun rubia, hallan ..."
Artinya: “Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku Adiba Afsheen Myesha dengan mahar seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar dua ratus satu juta rupiah, dibayar tunai ..."
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq.” ucap Fabian dengan lantang dan jelas tanpa hambatan apapun.
Artinya: “Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."
"Madha a'n alshuhudi? sah?" ujar Pak Penghulu.
Artinya : "Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sahh ..."
"Sahh ..."
"Sahh ..."
Ucap para tamu yang ada dengan serempak.
"Alhamdulillah ..." ucap Pak Alzam meneteskan air matanya, ia terharu melihatnya.
Di dalam kamar, banjir sudah air mata yang sudah di teteskan dari empat orang wanita yang berbeda usia.
"Hiks ... Hiks ..." Adiba terisak dalam pelukan ibunya. Kaira dan Bu Aisyi saling berpelukan. Mereka berempat mendengar nya terharu.
Bu Aisyi langsung meminta Adiba di make up lagi agar tidak terlihat sembab, langsung saja MUA menjalankan tugasnya.
Di lanjut dengan doa. Setelah doa selesai, Pak penghulu meminta pengantin wanita untuk duduk ikut bersama suaminya.
Hah? Suami? Benarkah? Entahlah ... Adiba mendengarnya pun sesak di dalam dadanya.
Adiba di gandeng oleh Kaira dan membawanya di samping Fabian, Fabian sama sekali tidak melihat istrinya, ia lebih banyak melihat ke arah lain selain istrinya.
Teman-teman Fabian pun tak kalah kaget, mungkin di kira mereka Fabian menikah dengan wanita yang umurnya tak jauh dari dirinya, tapi dengan hoki nya Fabian dapat istri yang muda dan cantik.
Fabian melirik pamannya, Ayman. Ternyata hanya ada Ambu Anin di kursi roda dengan di temani Adara, anak dari Ayman. Fabian mencari Nadhifa dan yang di cari tidak memunculkan batang hidungnya, ia bernafas lega.
"Silahkan di tanda tangani, Pak, Bu ..." Pak Lebe memberikan buku nikah untuk di tanda tangani mereka berdua.
Glekk!
MasyaAllah ...
Fabian menelan ludah nya kasar, ia melihat ke arah Adiba yang sudah cantik bak bidadari. Tapi tetap saja ia tak mau mengakuinya karena mungkin cinta nya tidak beralih kepada pilihannya.
Dengan tangan yang gemetar, Adiba mencium tangan suaminya, bagaimanapun keadaannya Fabian sudah resmi menjadi suaminya baik di mata Agama maupun negara. Fabian lantas menaruh tangan kirinya di ubun-ubun istrinya dan melafalkan doa, Fabian merintihkan air matanya. Semua orang melihatnya terharu bahkan ada juga yang sudah banjir air matanya.
Sesi foto pun di mulai setelah Fabian selesai mendoakan istrinya.
"Silahkan cium tangan suami nya, Teh ..." ujar penghulu sambil memberikan aba-aba kepada kameramen untuk memotretnya.
Dengan ragu Adiba mencium punggung tangan Fabian, Fabian hanya mencium kening Adiba sekilas membuat sang fotografer berkata "Ulangi dong, jangan cepat-cepat, Pak. Belum ke foto nih ..."
Fabian mendengus kesal, ia ingin kembali mencium kening sang istri tetapi Adiba lebih dulu mendongakkan kepala nya membuat Fabian tak sengaja mencium bibir Adiba.
Para tamu undangan terkejut, ada yang berteriak sambil tertawa, ada juga yang berteriak histeris menyaksikannya.
Sedangkan Fabian memejamkan matanya sambil beristighfar di dalam hatinya.
"Eh" gumam Adiba, dengan polos nya ia meraba dan memegang bibirnya sambil memberengut ke arah Fabian "Mas Fabian mah, ih!" ujar Adiba kesal.
Lagi-lagi para tamu undangan tertawa karena tingkah Adiba yang gemas, Bu Amirah hanya menggeleng tak percaya atas perlakuan putrinya yamg di luar nalar, bisa-bisanya ia berkata terlihat kesal.
Setelah selesai ijab qabul, Fabian dan Adiba termenung tanpa percakapan apapun di atas pelaminan terkecuali kata "Amin" di ucapkan mereka berdua ketika para tamu undangan memberinya doa-doa yang tulus untuk mereka berdua.
Para teman Fabian dari Kairo mengucapkan selamat kepada Fabian, karena Fabian salah satu nya teman yang belum menikah, dan sekarang mereka senang sekali melihat Fabian menikah.
"Mabruk ya fabian, aitamanaa lak alsalam muadat warahmah ..."
(Selamat ya Fabian, semoga sakinah, mawaddah dan warahmah ...)
"Aaminn, shukran jazilan lak"
(Aaminn, terimakasih banyak.)
Adiba hanya tersenyum, karena ia hanya tahu beberapa kosa kata saja dalam bahasa Arab.
Tak langsung turun, mereka juga berfoto bersama sebegai kenang-kenangannya.
Seusai para teman Fabian mengucapkan selamat. Kini bergantian, para keluarga dari Pak Alzam turut serta mengucapkan selamat juga kepada pengantin baru itu.
"Selamat, An!" Ayman memeluk Fabian sekilas.
"Keren, An! Cepet tokcer ya, hahaha ..." Abid juga ikut memeluk Fabian sambil bergurau.
"Amin, doakan saja, Paman." ucap Fabian menanggapi paman nya yang sedang menggodanya.
"Selalu!" tambah Abid.
Adiba diam saja, ia ingin Kaira menemaninya, tapi apalah daya, Kaira sibuk dengan tugasnya yang sebagai pagar ayu dan berjaga di bagian depan bersama dua tetangganya.
Bu Aisyi dan Bu Amirah mereka kompak memakai baju couple dan di rias hingga sama-sama cantik, dua wanita yang salah satunya resmi menjadi mertuanya itu, Adiba melihatnya bahagia karena melihat sang ibu senang dengan adanya Bu Aisyi di sampingnya walaupun sekedar menemani nya duduk dan berbagi cerita dari pengalaman masing-masing.
Fabian kembali cuek jika kembali berdua dengan Adiba. Adiba merasa kesepian walaupun di depan ramai banyak orang karena suaminya jika tidak ada tamu hanya memainkan Hp nya saja.
...🌹🌹🌹...
...Maaf baru up lagi, insyaAllah setiap hari saya bakal up novel ini lagi😻👍di tunggu dukungan dan support dari kalian semuanya ya ... Terimakasih kakak-kakak ...🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
erni 76
sampai lupa ceritanya krn lm tdk up...semangat terus ka
2023-01-07
3