"Kami hanya ingin hidup damai!, tapi mengapa kalian membunuh kami?, kalian semua harus membayar atas apa yang kalian perbuat" monster ular masih saja terlihat marah.
Batu runcing di serang ke arah acak. Hal itu membuat pepohonan tua di hutan monster tumbang ke arah yang tidak di tentukan.
Boom ... boom ... boom
Sedikit demi sedikit kawasan hutan monster telah rata. pohon tumbang, pohon hancur, tanah berlubang, cahaya matahari mulai menembus sebagaian hutan.
"Sebaiknya kalian semua hancur seperti hutan ini" ular besar itu memancarkan sinar merah dari mata nya. Lidah nya ia keluarkan, berguna untuk memengumpulkan aroma dari udara.
Udara itu memberi nya aroma yang paling di benci yaitu aroma manusia. Diri nya menoleh ke arah belakang. Ular tersebut melihat seorang gadis tinggi, berusia 13 tahun, yah gadis itu adalah Clara.
Baju nya telah robek di sebagaian tempat. Kulit nya juga tergores karena tertepis batu runcing hasil serangan dari ular. Ia dari tadi mencoba untuk menghindari serangan acak ular walaupun tidak sepenuh nya bisa terhindari.
Beruntung nya Clara karena sedari awal telah berada di belakang monster ular itu, karena ular tersebut, kebanyakan menyerang bagian samping dan depan saja.
"ternyata masih ada manusia di sekitaran sini, hari ini kau tidak beruntung. Jadilah santapan ku ... " monster ular melengkung kan tubuh nya berguna untuk mendekati Clara.
Mulut nya ternganga seakan siap untuk memakan mangsa nya, mata nya telah memerah. Ia langsung menerjang kepala Clara.
"He" Clara dengan cepat memindahkan kepala nya dari target ular, Clara berhasil memiringkan tubuh nya ke samping kanan, walaupun tangan kiri masuk di jangkauan target ular. Hal tersebut membuat tangan kiri nya tergigit hingga lepas dari tubuh nya.
"Emm ... " kerutan di dahi nya muncul ketika ular tersebut berhasil memutusi tangan kiri nya. Hebatnya Clara masih bisa mempertahankan sifat tenang nya walaupun keadaan nya sudah parah.
Sebenarnya pikiran Clara kosong walaupun wajah nya masih tenang. Ia memegangi pundak kiri nya mencoba untuk menahan rasa sakit.
Padahal ia ingin saja menghindar sepenuhnya. Namun, mau bagaimana lagi, tubuh Clara sudah tidak mau menuruti keinginan nya. Baginya, menghindari serangan batu runcing saja sudah cukup berat, apalagi jika monster ular turun tangan.
Dari kejauhan Elena melihat peristiwa tangan Clara yang terputus oleh sesosok monster ular.
Sebuah penghalang air yang tidak tau dari mana menutupi seluruh tubuh nya.
Beruntung nya tubuh Elena terlindungi dari serangan acak monster ular karena adanya penghalang air.
Mata nya terbuka lebar, dari tadi pikiran nya penuh dengan darah. Selalu saja ujung-ujungnya ada darah, darah di sekujur tubuh Cia disaat dia tewas, darah di perut Yaya di saat dia tertusuk oleh pedang, sekarang darah bercucuran dari tangan Clara yang terputus.
"Mengapa orang selalu saja sial jika dekat dengan ku? , mengapa?, mengapa?, mengapa?"
"Apakah aku sesial itu?, ayah ku saja ... mati karena melindungi ku, ibu selalu bekerja keras demi memberi ku makan bahkan sampai sering sakit-sakitan!"
"Sekarang ... malah teman-teman ku yang sial karena berteman dengan ku, apakah takdir ku seburuk itu?, akan lebih baik jika aku tidak hidup!" tetesan mata nya lagi-lagi muncul, bahkan tanda lahir nya mulai bereaksi.
Tanda lahir di tangan nya bersinar, ada sebuah tato kebiruan muncul di seluruh tubuh nya, mulai dari logo air di tangan nya, bagian belakang nya, bagian leher nya juga ada seperti kalung, bahkan sampai ke pipi nya.
Ujung telinga nya beruncing. wilayah yang berada di dekat nya seketika penuh dengan air, sayap transparan kebiruan juga mengubah penampilan nya.
Ilustrasi Elena. By pinterest.
Tatapan nya sekarang menambah kesan tenang dan dingin, ia benar-benar berbeda ketika di bandingkan Elena yang sebelumnya.
Monster ular yang sedari tadi memakan tangan Clara di buat bingung ketika pulau yang permukaannya hanya tanah rerumputan malah menjadi genangan air.
"Apa yang terjadi?, bagaimana bisa ada genangan air disini?" ketika monster ular menoleh ke belakang ia melihat Elena sedang berdiam diri menatap nya.
"Apakah itu perbuatan mu manusia?" tanya monster ular sembari menunjukkan lingkaran sihir di ekornya.
Elena tidak menjawab pertanyaan dari monster ular. dirinya seperti orang lain saja, tidak seperti Elena yang ceria dan keras kepala.
Air di betis nya seakan-akan seperti mendorong nya maju, kecepatan nya sekarang telah terbantu dari air yang di sekeliling tubuh nya, ia melesat ke belakang ular tanpa bersuara.
"Cepat nya!" monster ular seolah terkejut ketika melihat kecepatan yang di tunjukkan Elena. Monster ular mengeluarkan bongkahan batu besar dari lingkaran sihir di ekor nya, ukuran batu nya berkali-kali lipat lebih besar dari ukuran tubuh Elena.
"Arus air" diri nya menampakkan lingkaran sihir bermotif ombak dari telapak tangan nya.
Burr ...
arus yang amat kuat menghancurkan bongkahan batu besar dari ekor ular. Diri nya juga sempat-sempat nya melindungi tubuh Clara dengan pelindung air.
"Elena" panggil Clara sadar bahwa yang melindungi nya adalah teman yang baru saja ia jumpai beberapa jam lalu.
Walaupun penampilan nya banyak berubah seperti adanya sayap ataupun tato di tubuh nya. Tapi, Clara masih saja bisa mengenalinya.
Elena tidak menjawab ataupun menoleh ke Clara, ia hanya diam saja mencoba untuk melancarkan serangan susulan ke monster ular.
"Ombak kejut" Elena memasangkan posisi agak membungkuk, posisi kaki nya di lebar kan, tangan nya menyentuh genangan air. Ia melancarkan serangan dari bawah ular, hal tersebut membuat monster ular terangkat puluhan meter ke atas.
"Sialan! manusia bau" Ketika di atas, monster ular perlahan-lahan menumbuhkan sayap di tubuh nya. Ia mengepakkan sayap nya agar tidak terjatuh ke bawah dan menyebabkan diri nya celaka.
"Ini pembalasan ku, coba terima yang ini ... aku pasti akan menghancurkan tubuh mu sampai tak bersisa" kali ini tiga lingkaran sihir bermunculan di udara.
"Batu penghancur" ucap monster ular sembari mengalir kan mana ke tiga lingkaran sihir. bermunculan ratusan batu jatuh ke bawah mengarah ke Elena.
Kedua telapak tangan Elena saling menempel dan terhubung, air laut yang awal nya tenang malah bergejolak ketika Elena memainkan jari jemari nya, untung nya kapal yang di tinggali kakek Hai terjangkar dengan baik, jika tidak, itu pasti akan membuat kapal tenggelam ataupun terombang-ambing tidak jelas entah kemana itu arah tujuannya.
air laut setetes demi setetes terangkat ataupun terbang bergabung dan membentuk sebuah perisai ombak tebal untuk melindungi diri nya.
Aneh nya pulau tersebut tidak tenggelam ataupun tersapu air laut akibat suatu teknik yang di gunakan Elena. keberadaan nya sungguh tangguh hingga air laut menuruti keinginan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Wiliam
kece
2022-12-16
0
suka novel
kaya Avatar pengendali air
2022-11-01
1
pecinta novel ><
seru, semangat
2022-11-01
0