Chp.09 : Pulau monster III

Masih berada di luar kapal. Elena masih memperhatikan laut terkadang ia menoleh ke hutan monster. ia sedang berpikir apakah tidak apa-apa jika hanya turun dari kapal.

Ia ingin merasakan pasir yang berada di pinggiran pulau. simpul saja ia sedang bosan dan ingin bermain sesuatu yang menarik.

"Jika hanya turun kapal tidak apa-apa kan? . lagian juga tidak ada yang melihat karena mereka lagi berada di kedalaman hutan" Elena sedikit berpikir. ia pun mengambil keputusan untuk turun dari kapal.

dup ...

Elena telah turun, sekarang Elena menyentuh pe pasiran yang ada di dekat betis nya.

***

kakek Hai beserta yang lainnya masih berada di kedalaman hutan bahkan sekarang sudah hampir memasuki pertengahan hutan. kali ini suasana beserta pemandangan nya berubah beberapa derajat dari pada awal mereka memasuki hutan monster.

terlihat pohon yang lebih tinggi daripada tadi. sampai-sampai sinar matahari nya terhalang oleh pepohonan yang tinggi. beberapa kulit pohon telah terkelupas sebagian. mungkin, karena usia nya telah tua.

"ke ... kenapa pepohonan di sini terlihat menyeramkan?" Cia agak tergagap ketika melihat suasana di sekitar nya.

"benar, apakah kita tidak salah jalan?" Yaya mempererat pegangan nya kepada Cia karena saking ketakutan nya. ketika cahaya matahari tidak terlalu menerangi, Yaya mengambil inisiatif untuk memegang baju Cia.

"tidak, ini sudah jalan nya. sebentar lagi kita akan sampai tujuan" kakek Hai mengabaikan tingkah laku ketakutan mereka, justru sekarang ia sedang tidak sabar untuk melakukan pengorbanan.

"ya, benar kata bos Hai. tenang saja di sini tidak ada hewan buas atau apapun" anggota kakek Hai sedikit menenangkan kedua gadis yang sedang ketakutan.

"lalu ... mengapa pulau ini di berikan nama pulau monster?" seorang gadis berwajah tenang sedikit bertanya. siapa lagi kalau bukan Clara. hanya ialah yang dari tadi masih bisa tenang walaupun suasana sekitar nya mulai berubah beberapa menit yang lalu.

"pertanyaan yang bagus, itu karena ... "

trek ...

"siapa itu" suara pijakan ranting terdengar, hal itu membuat mereka menghentikan perjalanan nya sebentar.

"aku tidak sengaja menginjak ranting" Cia mengaku. jarak nya agak sedikit jauh dari para anggota kakek Hai.

"sudah ku bilang jangan terlalu jauh dari ku" kakek Hai sedikit mengeraskan suara nya.

"Maaf, aku sedikit ketakutan dan menghentikan langkah ku" jika di lihat lebih jelas mungkin Cia tidak terlalu suka sama kegelapan. hampir sama seperti Yaya yang menempel di dekat nya.

"tenang saja, tidak bakalan ada monster. mari ikuti aku" kakek Hai berbalik badan, ia pun melanjutkan langkah kaki nya ke pedalaman.

"sial, ku kira tadi Elena mengikuti kami. mengejutkan saja" batin kakek Hai sedang agak kesal.

***

perkiraan kakek Hai ternyata kurang lebih hampir terjadi. sekarang Elena telah berada tempat awal masuk hutan monster.

"jika tidak terlalu jauh dari kapal tidak apa-apa kan?, lagian juga aku nanti akan balik sendiri" ia pun sedikit demi sedikit memasuki hutan tersebut. Sebenarnya Elena orang nya ngotot, keras kepala dan suka sama hal yang menarik.

"wah ... ternyata sebagus ini di dalam nya. lumut ini bahkan sangat lembut, sinar matahari nya membuat pandangan lebih luas dan jelas" Elena menyentuh kulit pohon sembari melihat lumut-lumut yang ada di permukaan tanah.

"indah nya ... jika ibu di sini pasti dia akan senang" sesekali ia melepaskan alas kaki nya sembari menginjak lumut. Ketika ia melakukan hal itu Elena melihat sebuah jejak kaki anak kecil yang mengarah ke suatu tempat.

"hmm, seperti nya ini jejak kaki mereka. ini mengarah ke sana. boleh kan jika ku ikutin dan melihat nya sebentar" Elena pun mengambil langkah dan mengikuti pola jalan jejak kaki yang di tinggali salah satu teman nya.

***

tempat pria tua bungkuk yaitu kakek Hai. mereka saat ini masih berjalan pelan. Cia dan Yaya telah lelah beserta takut melihat pemandangan sekitaran nya yang hanya ada pohon tua.

"kakek Hai ... kapan kita sampai?" Cia memberanikan diri untuk bertanya, Yaya di sebelah nya ikut mengangguk.

kakek Hai hanya berdiam diri begitu juga 3 anggota yang lainnya, hal itu ingin membuat mereka bertanya lagi.

"kakek Hai, kita ... "

"kita sudah sampai. sebelum mereka menjawab kakek Hai telah mengatakan sesuatu. tampak wajah mereka semakin ketakutan ketika melihat sesuatu yang terbuat dari batu. bentuk nya seperti rupa ular yang siap menerkam mangsa nya.

Bagian mulut dan gigi nya juga terlihat sangat jelas, hawa tempat beserta cahaya matahari yang tidak terlalu menerangi menambah kesan mengerikan jika menatap patung batu ular tersebut.

sebuah lingkaran merah juga ada di bawah patung ular. bahkan semua bagian tubuh nya berada di dalam lingkaran tersebut.

"ini alasan kenapa pulau ini di namakan pulau monster, paham kan kalian? walaupun hanya melihat nya saja"

"ya, kami paham" Clara yang dari tadi berdiam diri sekarang bicara.

"jadi ... apa tujuan kita kesini?" tanya balik Clara.

"kalian bertiga maju lah ke lingkaran merah itu. ambil ini dan teteskan darah kalian ke tubuh ular. Hal itu untuk menghormati pelindung air di wilayah aquari" pria tua bungkuk melemparkan sebuah pisau ke lingkaran merah.

"patung ular itu adalah pelindung wilayah aquari, setiap beberapa bulan sekali akan memerlukan tetesan darah dari sang pemilik tanda lahir air yang masih kecil" kakek Hai memerankan akting untuk mengakali ketiga wanita muda.

"me-mendekat? ular itu tidak hidup kan?" Cia masih ketakutan. tangan nya bergetar begitu juga Yaya yang berada di sebelah nya.

"tenang saja, ular itu tidak akan memakan kalian ataupun menelan. jadi ... cepatlah masuk dan teteskan darah kalian"

"paling hanya akan membuat kalian menjadi mayat" ucap kakek Hai di dalam hati nya.

"Tapi ... " sebenarnya Cia masih ketakutan dan tidak mau menuruti perkataan kakek Hai. namun, perkataan nya di potong begitu saja.

"apakah perlu ku bantu?" kakek Hai menatap nereka dengan tajam, terdapat aura penindasan jika terlalu lama menatap mata nya.

Cia dan Yaya di buat ketakutan ketika melihat tatapan kakek Hai. mereka secara cepat memasuki wilayah lingkaran merah. Clara masih terdiam di tempat.

"apakah kau mendengar ucapan bos Hai?. mengapa masih di luar lingkaran?"

sejenak Clara menatap acuh tak acuh menghadap kakek hai. ia pun berbalik dan memasuki lingkaran merah.

Cia pun mencoba memungut pisau yang telah terjatuh di tanah. tangan nya sedikit merinding ketika hendak mengambil nya. kaki nya bergetar hebat.

"wahai pemilik mana ... berikan aku kekuatan logam dan bentuk lah ke rupa pedang" ketika pisau itu hampir terambil kakek Hai membaca sebuah mantra walaupun tidak terlalu kedengaran. sebuah pedang tiba-tiba muncul di tangan nya.

Terpopuler

Comments

Denzel Fernan

Denzel Fernan

ckckckck beliau ini🙄

2023-01-22

1

suka novel

suka novel

lagi

2022-11-01

0

pecinta novel ><

pecinta novel ><

up

2022-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chp.01 : Malaikat ke 8
2 Chp.02 : Tiga penjaga lapisan
3 Chp.03 : Keluar dari penjara 3 elemen
4 Chp.04 : Ruang hampa
5 Chp.05 : Melawan green scorpion
6 Chp.06 : Elena (Arc dunia magic)
7 Chp.07 : Pulau monster
8 Chp.08 : Pulau monster II
9 Chp.09 : Pulau monster III
10 Chp.10 : Monster ular
11 Chp.11 : Elena vs monster ular
12 Chp.12 : Elena vs monster ular II
13 Chp.13 : Meteor jatuh
14 Chp.14 : Calon murid pertama
15 Chp.15 : Manipulator
16 Chp.16 : Wadah dewi lautan dan tubuh regenerasi
17 Chp.17 : Elusan kepala
18 Chp.18 : Peristiwa desa
19 Chp.19 : Peristiwa desa II
20 Chp.20 : sifat tersembunyi Elena
21 Chp.21 : Elena hampir menghancurkan pulau
22 Chp.22 : Si kejam Elena
23 Chp.23 : Mulai nya latihan
24 Chp.24 : Mulai nya latihan II
25 Chp.25 : Mulai nya latihan III
26 Chp.26 : kegelapan menyelimuti
27 Chp.27 : Datang nya 3 kapal
28 Chp.28 : Murid vs organisasi darah merah
29 Chp.29 : Murid vs organisasi darah merah II
30 Chp.30 : Murid vs organisasi darah merah III
31 Chp.31 : Murid vs organisasi darah merah IV
32 Chp.32 : Bangkit nya kepribadian lain Clara
33 Chp.33 : Pertarungan antara Clara dan pria bertubuh api
34 Chp.34 : Berita ledakan
35 Chp.35 : Keadaan Elena dan Clara
36 Chp.36 : Kemarahan organisasi darah merah
37 Chp.37 : Puteri wilayah Aquari
38 Chp.38 : Flera roh bulan sabit
39 Chp.39 : Flera si roh bulan sabit II
40 Chp.40 : Kota samore
41 Chp.41 : Kota samore II
42 Chp.42 : Trauma
43 Chp.43 : Lenyap nya kelompok bandit singa sejati
44 Chp.44 : Tuan putri dikota samore
45 Chp.45 : Pertemuan Clark dan Tuan putri wilayah Aquari
46 Chp.46 : Ancaman Clark
47 Chp.47 : Pria baik?
48 Chp.48 : Pria baik? II
49 Chp. 49 : Rencana licik Clark
50 Chp. 50 : Pertemuan Tuan Putri dan organisasi darah merah
51 Chp. 51 : Putri Vania vs Halm
52 Chp. 52 : Clark Vs Pemimpin organisasi darah merah
53 Chp. 53 : Cerita masa lalu
54 Chp 54. Vivi suku Iblis
55 Chp. 55 : Akademi laut biru & Akademi gelombang bencana
56 Chp. 56 : Akademi laut biru & Akademi gelombang bencana II
57 Chp. 57 : Kembali berlayar
58 Chp. 58 : Penampilan baru Clark
59 Chp. 59 : Kota Meka
60 Chp. 60 : Menuju ke ibukota
61 Chp. 61 : Menuju ke ibukota II
62 Chp. 62 : Sekumpulan assasin
63 Chp. 63 : Sekumpulan assasin II
64 Chp. 64 : Semua assasin mati
65 Chp. 65 : Alasan tersendiri
66 Chp. 66 : Sampai di ibukota
67 Chp. 67 : Richeos berbuat masalah
68 Chp. 68 : Nasib Richeos dan keluarganya
69 Chp. 69 : Sebelum kompetisi dimulai
70 Chp. 70 : Menyerang markas assasin
71 Chp. 71 : Sedikit kekuatan pulih
72 Chp. 72 : Akhir dari penyerangan markas assasin
73 Chp. 73 : Beraktifitas malam
74 Chp. 74 : ketempat kompetisi
75 Chp. 75 : Berkumpulnya orang hebat
76 Chp. 76 : Meremehkan
77 Chp. 77 : Giliran tiba
78 Chp. 78 : Elena vs Akademi daun wangi
79 Chp. 79 : Elena vs Akademi daun wangi II
80 Chp. 80 : Kompetisi
81 Chp. 81 : Clara vs murid Akademi baja kebal
82 Chp. 82 : Clara vs Akademi baja kebal II
83 Chp. 83 : Cerita
84 Chp. 84 : 5 sesepuh
85 Chp. 85 : Kekacauan kompetisi
86 Chp. 86 : Pertempuran
87 Chp. 87 : Aksi Clark
88 Chp. 88 : Aksi Clark II
89 Chp. 89 : Rencana
90 Chp. 90 : Pertarungan diberbagai tempat
91 Chp : 91 Akhir pertarungan Clark penuh rencana
92 Chp. 92 : Tertawa lepas
93 Chp. 93 : wilayah Valcke
94 Chp. 94 : Padang gurun (Valcke)
95 Chp. 95 : Penyihir & Praktisi (END Arc dunia magic)
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chp.01 : Malaikat ke 8
2
Chp.02 : Tiga penjaga lapisan
3
Chp.03 : Keluar dari penjara 3 elemen
4
Chp.04 : Ruang hampa
5
Chp.05 : Melawan green scorpion
6
Chp.06 : Elena (Arc dunia magic)
7
Chp.07 : Pulau monster
8
Chp.08 : Pulau monster II
9
Chp.09 : Pulau monster III
10
Chp.10 : Monster ular
11
Chp.11 : Elena vs monster ular
12
Chp.12 : Elena vs monster ular II
13
Chp.13 : Meteor jatuh
14
Chp.14 : Calon murid pertama
15
Chp.15 : Manipulator
16
Chp.16 : Wadah dewi lautan dan tubuh regenerasi
17
Chp.17 : Elusan kepala
18
Chp.18 : Peristiwa desa
19
Chp.19 : Peristiwa desa II
20
Chp.20 : sifat tersembunyi Elena
21
Chp.21 : Elena hampir menghancurkan pulau
22
Chp.22 : Si kejam Elena
23
Chp.23 : Mulai nya latihan
24
Chp.24 : Mulai nya latihan II
25
Chp.25 : Mulai nya latihan III
26
Chp.26 : kegelapan menyelimuti
27
Chp.27 : Datang nya 3 kapal
28
Chp.28 : Murid vs organisasi darah merah
29
Chp.29 : Murid vs organisasi darah merah II
30
Chp.30 : Murid vs organisasi darah merah III
31
Chp.31 : Murid vs organisasi darah merah IV
32
Chp.32 : Bangkit nya kepribadian lain Clara
33
Chp.33 : Pertarungan antara Clara dan pria bertubuh api
34
Chp.34 : Berita ledakan
35
Chp.35 : Keadaan Elena dan Clara
36
Chp.36 : Kemarahan organisasi darah merah
37
Chp.37 : Puteri wilayah Aquari
38
Chp.38 : Flera roh bulan sabit
39
Chp.39 : Flera si roh bulan sabit II
40
Chp.40 : Kota samore
41
Chp.41 : Kota samore II
42
Chp.42 : Trauma
43
Chp.43 : Lenyap nya kelompok bandit singa sejati
44
Chp.44 : Tuan putri dikota samore
45
Chp.45 : Pertemuan Clark dan Tuan putri wilayah Aquari
46
Chp.46 : Ancaman Clark
47
Chp.47 : Pria baik?
48
Chp.48 : Pria baik? II
49
Chp. 49 : Rencana licik Clark
50
Chp. 50 : Pertemuan Tuan Putri dan organisasi darah merah
51
Chp. 51 : Putri Vania vs Halm
52
Chp. 52 : Clark Vs Pemimpin organisasi darah merah
53
Chp. 53 : Cerita masa lalu
54
Chp 54. Vivi suku Iblis
55
Chp. 55 : Akademi laut biru & Akademi gelombang bencana
56
Chp. 56 : Akademi laut biru & Akademi gelombang bencana II
57
Chp. 57 : Kembali berlayar
58
Chp. 58 : Penampilan baru Clark
59
Chp. 59 : Kota Meka
60
Chp. 60 : Menuju ke ibukota
61
Chp. 61 : Menuju ke ibukota II
62
Chp. 62 : Sekumpulan assasin
63
Chp. 63 : Sekumpulan assasin II
64
Chp. 64 : Semua assasin mati
65
Chp. 65 : Alasan tersendiri
66
Chp. 66 : Sampai di ibukota
67
Chp. 67 : Richeos berbuat masalah
68
Chp. 68 : Nasib Richeos dan keluarganya
69
Chp. 69 : Sebelum kompetisi dimulai
70
Chp. 70 : Menyerang markas assasin
71
Chp. 71 : Sedikit kekuatan pulih
72
Chp. 72 : Akhir dari penyerangan markas assasin
73
Chp. 73 : Beraktifitas malam
74
Chp. 74 : ketempat kompetisi
75
Chp. 75 : Berkumpulnya orang hebat
76
Chp. 76 : Meremehkan
77
Chp. 77 : Giliran tiba
78
Chp. 78 : Elena vs Akademi daun wangi
79
Chp. 79 : Elena vs Akademi daun wangi II
80
Chp. 80 : Kompetisi
81
Chp. 81 : Clara vs murid Akademi baja kebal
82
Chp. 82 : Clara vs Akademi baja kebal II
83
Chp. 83 : Cerita
84
Chp. 84 : 5 sesepuh
85
Chp. 85 : Kekacauan kompetisi
86
Chp. 86 : Pertempuran
87
Chp. 87 : Aksi Clark
88
Chp. 88 : Aksi Clark II
89
Chp. 89 : Rencana
90
Chp. 90 : Pertarungan diberbagai tempat
91
Chp : 91 Akhir pertarungan Clark penuh rencana
92
Chp. 92 : Tertawa lepas
93
Chp. 93 : wilayah Valcke
94
Chp. 94 : Padang gurun (Valcke)
95
Chp. 95 : Penyihir & Praktisi (END Arc dunia magic)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!