masih berada di kapal. Elena berada di luar bersama 3 teman baru nya, ia sedang menikmati pemandangan laut. beberapa ikan terkadang melompat ke atas permukaan. Elena tidak menyangka bakalan semuda ini keluar dari desa tempat nya tinggal.
awal nya ia mengira bakalan menunggu sampai dewasa kisaran 20 sampai 30 tahunan untuk keluar dari desa dan menjelajahi lautan serta Tempat-tempat yang memukau.
"Woah, liat itu liat!. ada ikan melompat-lompat" Elena bersemangat sampai-sampai jari nya menunjukkan letak ikan itu berada.
"haha, kau terlalu bersemangat Elena. padahal ini hal biasa bagi ku" Cia sedikit berbangga diri. ia ingin elena sedikit mengagumi nya.
"eh!, bukankah kita beberapa hari yang lalu juga begitu?" Yaya terheran, ia pun membocorkan fakta yang tidak bisa di bantah.
"itu hanya kalian, terutama Cia" wajah Clara masih saja berekspresi datar.
"eh ... aaaa etoh, jangan membocorkan nya" Cia terlihat malu, ia mengguncang tubuh Yaya sampai di buat pusing. saat kata-kata terakhir Cia sedikit mengeraskan suara nya.
"a, a, a, maaf kelepasan" yaya pusing.
"pftt, hahahaha" saat Elena melihat tingkah mereka. entah mengapa itu membuat Elena tertawa.
yang lain saling menatap wajah satu sama lain ketika melihat Elena tertawa, hingga pada akhirnya ikut tertawa bersama. namun, tidak untuk Clara. ia hanya terdiam sambil melihat lautan yang terombang-ambing.
saat mereka saling tertawa Cia melihat Clara yang hanya terdiam. mungkin, sedang dalam lamunan nya sendiri.
"ayolah kau harusnya ikut tertawa, dari waktu pertama kali bertemu kau hampir tak pernah ketawa. apakah kau berindukan orang tua mu? hmm" Cia mencoba untuk menaikkan bibir Clara yang tidak berekspresi.
"Clara tidak memiliki kedua orang tua" Clara masih menampakkan wajah acuh tak acuh, ia menangkap tangan Cia sembari menurunkan tangan nya.
"mereka bertiga yang mendengar perkataan Clara langsung agak syok dan terkejut. terutama Cia, ia langsung meminta maaf sambil membungkuk.
"maaf Clara. aku tidak tau" Cia terlihat menyesal.
"sudah terbiasa" jawab nya agak singkat.
Clara pun menoleh ke suatu tempat ke arah laut, dari kejauhan nampak ada pulau yang ukuran nya lumayan besar.
pohon-pohon menjulang tinggi, bahkan pulau itu kebanyakan hanya ada pohon, tidak ada yang spesial seperti pegunungan atau hal yang bikin menarik.
"ada pulau" Clara berbicara pelan. namun, teman nya masih bisa mendengar.
"eh iya, ada pulau" yaya juga ikut melihat apa yang di lihat oleh Clara.
"iya sih ada pulau, tapi itu terlihat tidak menarik. hanya ada pohon-pohon tinggi yang sudah terlalu tua" Cia mengatakan apa adanya.
"mungkin ada yang menarik jika kedalam sana, kita hanya bisa melihat dari kejauhan. tidak tau apa isi dalam nya" Elena mengutarakan pendapat nya.
"apakah kita akan kesana?" tanya Cia.
"ya, kita akan singgah ke pulau itu, ada hal yang harus kalian bertiga lakukan" ketika Cia bertanya, kakek Hai muncul dan menjawab pertanyaan Cia.
"bertiga?, salah satu dari kami ada yang tidak ikut?" Yaya sedikit kebingungan, jumlah mereka kan ada 4 orang tapi mengapa yang kesana hanya 3 orang.
"Elena akan berada di kapal, Elena tidak usah ikut. kalian dan ketiga anggota ku yang lain akan memasuki pulau itu untuk melihat patung.
"tapi ... bukankah itu hanya patung?, mengapa Elena tidak ikut bersama kami" Cia lagi-lagi kebingungan, padahal itu hanya patung tapi kenapa Elena yang lebih tua dari mereka tidak di perbolehkan ikut.
"Elena memiliki kondisi khusus ... akan sangat berbahaya jika kesana. bukankah tanda lahir air nya besar?"
"jika tanda lahir air itu udah besar maka tidak di perbolehkan untuk melihat patung yang ada di dalam pulau. milik kalian hanya kecil kan?, jadi itu tidak apa-apa"
"emm, ternyata begitu" ketiga wanita paham. mereka mempercayai omongan kakek Hai.
"nah baguslah kalau mengerti, Elena di kapal saja ya sambil menunggu kami kembali"
"baiklah" Elena sebenarnya ingin sekali ikut, tapi mau bagaimana lagi. kakek Hai mengatakan bahwa kesana itu tidak bisa karena kondisi tanda lahir air nya.
sebetulnya ia sedikit menyesal karena memiliki tanda lahir air yang berbeda sama mereka.
belasan menit telah terlewati, bahkan hampir tak berasa. kapal pun menurunkan jangkar nya, sekarang mereka telah singgah ke pinggiran pulau.
mereka semua di suguhkan pohon yang menjulang tinggi. ukuran nya jauh terasa berbeda ketika dari dekat.
"tinggi ... nya" yaya melihat ke atas puncak pohon,
"memang tinggi, mari kita turun" kakek Hai menyuruh mereka turun. kecuali, Elena yang masih takjub dengan tinggi nya pohon. baru kali ini elena melihat sesuatu yang berbeda dari tempat nya tinggal.
"huh ... sayang sekali tidak bisa ikut" Elena melihat mereka dari kejauhan sembari menahan dagu nya. hembusan nafas sedikit di keluar kan Elena.
sedikit demi sedikit mereka pun tidak terlihat lagi dari mata Elena. ia sekarang memandang laut, wajah nya terlihat cemberut. Elena mulai sedikit kebosanan.
***
"indah nya ... dari kejauhan terlihat biasa saja. tapi, ketika di dalam sangat indah ... benar kata Elena, kita tidak tau apa yang ada di dalam. ternyata sebagus ini" Cia menoleh kesana-kemari. ia sangat bersemangat ketika melihat hal-hal yang indah.
lumut dan sinar matahari menambah kesan indah di dalam hutan, mungkin terlihat seperti dongeng jika hal ini di ceritakan kepada yang lain.
"andai saja Elena ikut, mungkin dia akan senang melihat ini" Yaya melepaskan alas kaki nya. ia ingin merasakan bagaimana jika berjalan di sini tanpa alas kaki.
ketika menyentuh permukaannya, telapak kaki merasakan nyaman karena kelembutan dari lumut, ia berlarian menikmati hal-hal yang indah ini.
Cia juga mengikuti kelakuan Yaya, ia terlihat senang. sangat berbeda jika mereka di banding kan sama Clara. ia hanya menunjukkan secuil ekspresi senyum, mata nya masih berpandangan lurus melihat punggung kakek Hai.
Clara adalah orang yang pendiam, tidak terlalu menonjol kan diri. selalu tenang di berbagai kondisi, ia lebih suka mengamati situasi daripada berbicara.
hal itu membuat Clara lebih dewasa daripada ketiga teman nya termasuk Elena yang sedang berada di kapal. bahkan tubuh nya jauh lebih tinggi padahal perbedaan umur nya hanya 1 sampai 2 tahun saja.
"jangan terlalu jauh dari ku, nanti kalian tersesat" kakek Hai memperingati mereka. terlihat kakek Hai begitu sayang dan perhatian ke mereka. berbeda sama apa yang di pikiran nya kali ini.
"Bersenang-senang lah kalian ... karena nanti kalian tidak akan bisa melakukan nya" selintas ekspresi pria tua bungkuk memamerkan senyuman licik nya.
......................
apakah cerita penulis terlalu bertele-tele dan lambat?. jika merasa begitu penulis meminta maaf yang sebesar² nya karena ini adalah gaya penulisan author untuk sekarang.
jika kalian nanya kapan alur nya cepat, saya akan jawab nanti akan ada waktu nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Origami Sempai
ini salah bang
2023-01-02
0
suka novel
jut
2022-11-01
0
pecinta novel ><
seru
2022-11-01
0