Part 19

Clasy yang di tinggalkan bersama dengan Shine merasa seperti canggung sejak tadi. Shine mengikuti ke mana saja bundanya pergi sambil menatap aneh pada pada wanita dewasa di depannya.

Bahkan saat Clasy pergi ke dapur ingin membuat jus pun Shine ikut. Pada hal Clasy sudah mencari alibi ketika ingin membuat jus agar tidak di ikuti oleh Shine. Dia sengaja menolak bantuan paman Vill agar ada kesempatan menjauh dari Shine.

Namun anak kecil itu seperti lintah yang selalu memperhatikan darah manusia ke manapun langkahnya pergi.

Yang membuat Clasy tidak nyaman sejak tadi adalah tatapan Shine yang seolah-olah sedang meneliti dirinya untuk menemukan sebuah kebenaran.

Seperti saat ini, saat Clasy duduk santai di depan tv di ruang keluarga, Shien juga ikut. Memang biasanya anak kecil itu akan di sana tapi pastinya sambil mengerjakan projects nya yang akan selesai, tapi kali ini tidak, iPad mininya itu di anggurkan begitu saja di atas meja.

"Shine, why?" tanya Clasy yang sudah ngeri melihat wajah dan mata anak kecil itu seperti meneliti dirinya.

Shine menggelengkan kepalanya membuat Clasy mengalah. Dia memilih untuk meminum jus yang sudah di buatnya.

"Bunda, apa bunda dan sekertaris Max membuat adik untuk ku tadi?" Sontak pertanyaan itu membuat Clasy tersedak oleh jus yang di minumnya tadi.

Clasy langsung batuk-batuk sambil memukul pelan dadanya. Shine dengan sigap memberikan teh nya yang berada di meja.

"Bunda, are you okay?" tanya Shine ketika batuk Clasy sudah mulai reda. Clasy hanya abai saja dan meminum isi gelas itu hingga tandas.

"What kind of question is that?"

(Pertanyaan macam apa itu)

"Kau anak kecil sudah pintar bicara," tambah Clasy meletakkan gelas air minum itu ke atas meja.

"Aku hanya bertanya Bunda. Siapa tau? Atau Bunda sebelumnya pacaran dengan sekertaris Max?"

"Tidak."

"Atau Bunda sebelumnya dekat dengan sekertaris Max?"

"Tidak sama sekali."

"Atau Bunda berteman dengan sekertaris Max?"

"Tidak, dan tidak atau tidak sama sekali."

Shine terdiam menghadapi bundanya. Hanya ke pada bundanya dia akan banyak bicara seperti ini.

"Ck, memang wanita selalu menang,' batin Shine. Dia tidak ada minat lagi untuk bertanya dengan bundanya.

"Bunda mau pulang ke apartemen, Bunda malas mendengar dan melihat wajah mu," ucap Clasy dengan kesal.

Shine yang sudah mengerti dengan sikap Bundanya hanya mengangkat bahunya saja. Jika dia buka suara, di pastikan bundanya akan menasehatinya sepanjang sungai Amazon.

"Be care full Bunda,' seru Shine.

(Hati-hati)

"Tidak perlu," teriak Clasy.

Shine menghela napas dalam menghadapi bundanya.

"Aku tidak akan memilih istri ku yang mengesalkan seperti Bunda di masa depan,' batin Shine sambil melanjutkan projects nya yang sudah hampir selesai.

Clasy yang sangat kesal menuju apartemen miliknya. Dai benar-benar kesal hari ini. Dia menyesal mendatangi mansion suami sahabatnya. Jika bukan karena ingin bertemu dengan Shine, dia juga tidak akan datang ke sana.

Tapi Shine juga membuat nya kesal, jadi dia tidak bisa mengambil hikmah apapun pagi ini di mansion itu kecuali wajah Shine yang sudah di rindukannya.

Bahkan Max, orang yang dulu juga pernah menciumnya kini terulang kembali.

"Disgusting," seru Clasy mengusap bibirnya dengan kasar.

Sesampainya di basemen apartemen dia langsung memarkirkan mobilnya dan langsung pergi ke kamar. Dia langsung mandi dan merebahkan diri. Dia mengingat tingkah mesum Max tadi.

"Cih, dasar si kutub es, memangnya jika aku punya hubungan dengan pria lain kenapa. Dia siapa? Ayah bukan, teman bukan, atasan bukan, pacar juga bukan. Sialan kau Max," seru Clasy sambil memukuli guling di pelukannya.

Dia berdiri dan memukuli guling dengan penuh tenaga dan emosi. Dia mengibaratkan bahwa itu adalah Max. Dan terakhir dia menendang guling itu sekuat tenaga.

"itu hukuman mu, dan suatu saat akan benar-benar real ku lakukan," batin Clasy.

Dia kemudian turun dari tempat tidur. Dia menatap wajahnya di depan cermin.

Sebenarnya Clasy juga ada rasa sejak dulu dengan Max, tapi dia merasa dirinya tidak pantas sama sekali.

Dia menunduk dan membuka laci di mana dia menyimpan sesuatu yang sudah lama di simpannya namun tidak pernah di keluarkan nya.

Saat Clasy tidak menemukan apapun di sana. Dai panik dan mencari benda itu di mana-mana. "Sial, di mana kalung itu," batin Clasy sambil mencari-cari keberadaan kalung itu.

Jangan lupa like nya 😊👍👍

Horas ✋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!