Part 3

Seorang wanita sedang memasak melakukan kegiatannya seperti biasanya. Seorang anak kecil turut membantu wanita dewasa itu.

"Sayang, bunda sudah bilang, belajar saja di sana. Bukankah kau mengatakan ada perlombaan yang sedang kau ikuti. Nanti kamu kalah. Bukankah kamu mengatakan kau tidak ingin di kalahkan?" tanya wanita dewasa itu.

"Ck, bunda kau berlaku seperti kau lebih cepat lulus dari ku dan gelar mu lebih tinggi dari ku," jawab anak kecil itu. Meskipun dia mengatakan fakta, tapi ucapan itu seakan menusuk hati wanita yang sedang memasak itu.

"Kau meremehkan bunda?" Anak kecil itu menggelengkan kepalanya sambil membantu bundanya membersihkan sisa-sisa sayuran yang sudah layu.

"Bunda itu yang mengajari mu sejak kecil. Bunda yang mengajari mu berjalan, bunda yang mengajari mu bicara, bunda yang mengajari mu segalanya. Dan sekarang kau meremahkan bunda mu yang cantik dan jenius ini?" Wanita dewasa itu nampak berkacak pinggang merasa dirinya hebat.

"Tapi kata ayah aku belajar sendiri bunda," jawab anak kecil itu. " Dan bunda juga lulus S1 selama empat tahun. Dari mana kata jeniusnya?" Anak kecil itu menggelengkan kepalanya. Namun wajah itu sama sekali tidak berekspresi dan kata-katanya selalu membuat orang ingin membunuh anak kecil itu.

"Shine Damian???" teriak wanita dewasa itu dengan tidak senang. "Aku hanya mengatakan fakta bunda," jawab anak kecil itu juga acuh.

Setelah melakukan pekerjaannya, dia berjalan ke arah ruang makan. Dia menunggu masakan bundanya di sana.

"Tapi setidaknya aku sudah menjadi seorang CEO di perusahaan," jawab wanita dewasa itu sambil membawa makanan itu ke meja makan.

"Terserah bunda," jawab anak kecil itu karena tidak mau berdebat lagi dengan bundanya.

"Bunda, kita akan ke Spanyol besok bukan?" tanya Shine dengan datar.

"Hmmm, benar. Dan ingat apa yang bunda minta kemaren. Dimana kode data sahabat bunda ? Apa kau sudah menyimpannya dengan baik? Bunda tidak mau informasi itu tersebar!" jelas wanita dewasa itu.

"Tenang saja Bunda, aku sudah menyimpan data sahabat bunda dan kodenya aku akan berikan pada bunda saat kita ke Spanyol," anak kecil itu mulai memakan masakan bundanya.

"Apa kau tidak apa-apa kita pergi ke Spanyol?" tanya wanita itu. Shine yang sebelumnya sudah makan kini berhenti dari acara makannya dan menatap sebentar makanan itu.

"Aku baik-baik saja Bunda, kenapa aku harus tidak merasa baik-baik saja?" Anak kecil itu bertanya kembali pada ibundanya. Sang ibunda hanya menatap Shine dan mengelus kepala anaknya.

"Bunda, aku tidak suka," seru anak kecil itu sambil melanjutkan makannya, namun tidak menghindarkan kepalanya dari bundanya.

"Bagiamana dengan ayah, apa dia juga akan ikut ke Spanyol?"

"Yah, ayah akan ikut sesuai dengan janjinya untuk mengantar mu. Tapi tidak akan lama," jawab wanita dewasa itu.

"Baiklah bunda, aku akan tidur," seru anak kecil itu bergegas ke arah kamarnya.

Yah, dia adalah Shine Damian, seorang anak kecil jenius yang sudah lulus dari S2 di umur yang masih menginjak empat tahun itu. Dia saat ini sudah seperti orang dewasa yang sudah mengerti segala sesuatu sesuai alur dunia ini.

Dia tidak pernah menyusahkan bundanya yang adalah seorang CEO dari salah satu perusahaan kecantikan yang ada di negara Barcelona. Hampir berdekatan dengan Spanyol. Meskipun perusahaan itu murni bukan milik bundanya, tapi dia tetap bersyukur. Bundanya mengatakan bahwa itu adalah milik bersama dengan sahabatnya

**

Rhadika yang sudah mendapatkan kabar bahwa Viktor adalah dalang di balik kematian sang istri merasa sangat marah. Bahkan ini kedua kalinya Viktor membunuh orang yang di sayanginya.

"Viktor, ternyata Tuhan mengampuni nyawa mu saat itu, akan ku bunuh kau dengan senang hati untuk yang kedua kali nya," batin Rhadika tersenyum iblis.

Dia merapikan seluruh tubuhnya yang sebelumnya sudah seperti gembel. Namun saat dia akan melakukan apapun, bayang-bayang istrinya selalu mengikuti setiap kegiatannya.

Saat mandi, dia mengingat istrinya mandi bersamanya, dia berharap itu benar-benar nyata. Tapi realita selalu jauh dari ekspektasi.

Saat duduk di sofa, dia mengingat istrinya yang selalu bermanja-manja dengannya dan meminta tidur secepatnya. Saat sudah di ranjang, dia menoleh ke arah pintu berharap istrinya akan segera kembali.

Dia menarik napas dalam. "I'm mafia boss, aku bisa melewati hari ini dan esok. Tapi ingat Baby, nama mu akan terus terukir di hati ku," batin pria itu.

Akhirnya malam ini dia tidur dengan nyenyak, dia sadar bahwa dunia ini terus berjalan meskipun kau merasakan sakit, merasa kau ingin mati saja. Dunia sama sekali tidak peduli dan akan terus berjalan seiring waktunya.

Pagi harinya dia bangun lebih awal. Dia menatap sebentar ke arah foto kecil di samping nakas meja, di mana di sana ada foto istri kecilnya yang di ambil oleh Max saat di wahana permainan.

"Morning Baby, aku akan bekerja," ucap Dika. Dia tetap melakukan morning kiss rutinitas biasanya pada istrinya meskipun hanya melalui foto.

Dia bergegas ke arah kamar mandi dan dengan segera masuk kembali ke walk in closet. Saat ini ada pekerjaan yang harus di kerjakan olehnya. Perusahaannya di seorang oleh salah seorang dan mereka tidak tau dari mana asalnya dan siapa.

Levi yang mendapatkan kabar tadi pagi itu langsung menuju perusahaan. Dia sudah berusaha dan mengeluarkan semua kemampuannya dan sama sekali tidak ada hasilnya, data perusahaan terus bocor, tapi anehnya hanya sedikit demi sedikit.

Rhadika turun dari kamarnya dan menuju ruang makan, namun dia sama sekali tidak berselera dan hanya abai saja. Dia mendekat ke arah meja makan dan mengusap pelan rambut hitam putrinya.

"Aurora, Daddy akan pergi bekerja. Stay di rumah," perintah Rhadika.

"Dad, apa aku boleh ikut?" tanya Aurora.

"No, ada masalah di perusahaan. Daddy tidak ingin kau terlibat," jawab Rhadika bergegas keluar dari mansion.

Levi yang sekarang sudah berada di depan laptopnya hampir saja menemukan identitas si peretas, namun laptopnya langsung terbakar karena virus yang begitu banyak di kirim secara tiba-tiba ke laptopnya. Dia melompat dan langsung menjauh dari laptop itu.

Bersamaan dengan itu, Rhadika baru saja masuk dan melihat kejadian itu.

"Sh*it, siapa dia sebenarnya," seru Levi. Baru kali ini dia merasa kalah dalam dunia peretasan.

Tiba-tiba komputer milik Max yang berada di salah satu sudut di sana menyala. "Paman Levi, kemampuan mu memang sangat di ragukan. Kau mengatakan diri mu jenius, dasar tidak berguna," itu lah pesan yang tercatat di layar itu.

Levis dan Rhadika saat ini berada di ruangan Max, Max juga ada di sana dan melihat perkembangan hasil itu.

"Sialan, siapa kau sebenarnya?" balas Levi melalui pesan itu. "Dan kau tidak perlu tau. I"m your king," balasan pesan itu.

"Shine, sayang apa yang kau lakukan. Kau tidak meretas perusahaan lagi bukan. Bunda sudah mengatakan jangan membuat perusahaan orang lain rugi?" ucap wanita itu sambil melihat layar laptop anaknya.

"Bunda, ada satu trik ilmu yang belum ku kuasai, jadi aku menonton tutorialnya," seru Shine menunjukkan layar laptopnya yang berisi Vidio tutorial.

"Aneh, biasanya kau lah yang selalu membuat tutorial untuk orang lain. Ah entahlah, sebentar lagi kita kan sampai, tutup laptop mu yah sayang," ucap wanita dewasa itu sambil melihat ke arah kaca pesawat.

Meraka berangkat dari Barcelona lebih awal karena permintaan Shine. Shine mangatakan bahwa dia sudah tidak sabar ke negara ini.

"Ingat pesan Bunda, jangan ke sana ke mari tanpa Bunda," jelas wanita yang sedang menggunakan kacamata hitam itu.

Shine juga sama, awalnya dia tidak ingin menggunakan kacamata hitam yang sedang digunakannya. Tapi paksaan wanita dewasa di sampingnya dia harus apa?

"Naik ke atas koper Shine!"

"Bunda, aku bisa berjalan sendiri. Aku sudah dewasa," jawab anak kecil itu.

Bagaimana nanti dia tidak malu sudah besar seperti ini masih saja di gendong dan diperhatikan setiap saat.

"Tidak ada penolakan, di bandara, anak kecil adalah santapan para penjahat," ucap wanita itu. Shine hanya bisa pasrah. "Perempuan memang selalu benar dan benar," batin anak kecil itu.

**

Seorang wanita nampak memasuki ruangan Rhadika. Dia menelusuri ruangan itu dan pandangannya jatuh pada foto yang ada di meja kerja Rhadika.

Dia adalah Lili. Wanita licik sejuta taktik untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. "Rosaline, kau memang cantik, baik hati tapi sayangnya sangat bodoh." Wanita itu tersenyum sambil mengusap wajah Rosaline dari kaca foto itu.

"Kau tau, sekarang aku sudah bertunangan dengan suami mu. Yah meskipun tidak ada cincin, tapi setidaknya kami sudah terikat. Aku memang sangat pintar, aku mengatakan bahwa rahim ku rusak akibat tembakan itu, dan yah suami mu percaya dan dia langsung bertanggung jawab.

"Aku tidak menyangka bahwa dia tetap gentleman seperti dulu. Yah, tunggu kabar dari ku tentang pernikahan kami," ucap Lili sambil meletakkan foto itu.

Tapi dia tidak meletakkan foto itu sesuai dengan posisi sebelumnya. Dia menelungkupkan foto itu begitu saja di sana.

Di ruangan Max, mereka semua merasa heran ketika saat Rhadika ingin melawan, tiba-tiba lawannya hilang entah ke mana.

Di ruangan bawah seorang anak kecil berbicara pada resepsionis yang ada di sana.

"Permisi Nona, ruangan CEO di mana?" tanya anak kecil itu dengan dingin di balik meja resepsionis.

Para resepsionis yang mendengar ada yang bertanya, mereka linglung karena tidak melihat siapa pun di sana.

Shine yang merasa kesal tidak di jawab langsung berjalan ke meja resepsionis. "Ruangan CEO di mana?" tanya anak kecil itu lagi dengan nada kesal. Namun wajahnya sudah tidak menyenangkan lagi.

Para resepsionis langsung menutup mulutnya tak percaya ketika melihat siapa yang bertanya. Bukan karena anak itu masih kecil, tapi wajah itu begitu mirip dengan pimpinan mereka.

Shine semakin kesal lagi, dia menatap tajam ke arah para resepsionis. Mereka langsung menunduk khas minta maaf seorang resepsionis.

Mereka berjumlah dua orang. "Maaf, anak kecil. Apa kau sudah membuat janji?" tanya salah satu resepsionis.

"Apa aku perlu membuat janji temu dengan CEO kalian," tanya anak kecil itu. Mereka mengamati lebih dalam tatapan itu.

Mereka tidak berkutik. Tatapan itu persis seperti tatapan CEO mereka. Mereka langsung berpikir, "Apakah anak kecil ini keponakan dari tuan Rhadika? Jika anaknya tidak mungkin, karena istri tuan mereka meninggal dunia saat proses mengandung," itulah isi pikiran mereka.

"Apa butuh waktu sejam untuk mengatakan informasi itu" tanya Shine lagi. Wajahnya sudah sangat tidak menyenangkan. Tatapan dingin dan tajam anak kecil itu mampu mengintimidasi para resepsionis yang sudah cukup umur di sana.

"Di lantai 40 Tuan kecil," jawab salah satu resepsionis. Siapapun anak kecil ini, yang pasti dia adalah salah satu keluarga dari pimpinan mereka, terlihat dari kemiripan wajah itu.

Shine diantar oleh salah satu resepsionis. Merak merasa takut saat ini karena telah menyinggung salah satu keluarga dari pimpinan mereka.

jangan lupa likenya 😊😊👍👍

Horas ✋

Terpopuler

Comments

Sita Aryanti

Sita Aryanti

yuuuh....ni terlalu di paksakan Thor S2 umur 4 Taun....apa br lair langsung lulus S1

2025-03-08

0

epifania rendo

epifania rendo

dika mafia tapi bodoh

2023-05-03

0

uni

uni

kak author mau nanya?
bundanya shine itu Ros apa bukan sih? tapi semoga aja dia Ros, walau dipikir lagi dari awal kejadian dia ngga mungkin selamat dari racun mematikan itu ditambah dengan ledakan bom, tapi aku ingat kembali kalau ini novel semua bisa terjadi sesua dengan pikiran kak author hihihi🤭

2023-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!