Part 12

Melihat keberanian pria itu yang saat ini sudah berada di luar batas, Camella beringsut ke ke sudut ranjang. Rhadika yang sudah tangkas akan gerakan wanita itu langsung menarik kaki Camella dan membuat kaki wanita itu mengangkang.

"Aku akan memberitahukan sebuah trik untuk menjadi seorang wanita penghibur pada mu," seru Rhadika mulai menjamah tubuh Camella. Dia mulai menekan bagian paha wanita itu dengan gerakan lembut dan perlahan.

Camella tentu tidak terima dengan kelakuan Rhadika yang semena-mena. Baru pertama kali bertemu dengan pria itu, dengan beraninya Rhadika menunjukkan taring aslinya.

BUG

Camella bergerak cepat mundur ke belakang dan menendang dada Rhadika. Pria itu yang sebelumnya tidak dalam keadaan seimbang langsung terjungkal ke belakang dan jatuh ke lantai.

"Kau pikir semudah itu," seru Camella memperbaiki pakaiannya. Dia melihat datar ke arah Rhadika yang sedang terjatuh tidak etis di lantai itu. Camella sama sekali tidak merasa segan atau pun merasa bersalah.

"Sh"it, ****** sialan," Rhadika bangkit berdiri dan berjalan cepat ke arah Camella. Awalnya Rhadika juga tidak berniat sama sekali untuk melakukan apapun dengan wanita itu, namun Rhadika hanya ingin mempermainkan wanita itu namun justru dirinya lah yang sedang di permainkan dan di buat begitu menyedihkan.

Rhadika menarik tangan Camella dan membenturkan tubuh Camella ke arah dinding. Terlihat pria itu sama sekali tidak mempedulikan rasa sakit wanita itu .Rhadika menghimpit tangan Camella ke arah atas.

Camella yang sudah mulai banyak mengetahui seni bela diri dengan gerakan cepat mengangkat kakinya dan ingin menendang milik Rhadika, but tidak semudah itu untuk mengecoh dan melawan seorang mafia yang sudah lama berkecimpung di dunia bawah tanah.

Rhadika menahan kaki Camella bahkan menekan lebih kuat kaki jenjang wanita itu.

"Kau beraninya kau," teriak Camella menatap tajam Rhadika. Hilang sudah wajah imut dan senyumnya ketika bersama Shine sebelumnya.

"Kenapa? Bukankah ini tujuan utama mu? Merangkak di bawah tubuh seorang Rhadika Browns? Mendapatkan uang banyak, bisa membeli keperluan mu untuk menggoda pria kaya lainnya. Cih, wanita miskin seperti mu memang selalu munafik!" seru Rhadika membalas tatapan tajam juga ke arah Camella.

"Tutup mulut kotor mu, sialan. Bahkan jika bisa, aku tidak ingin bertemu dengan wajah menjijikkan mu," seru Camella.

"Jika bukan karena Shine, bisa saja aku membunuh mu sialan, bahkan ingin sekali aku menjauh dari orang sialan seperti mu," batin Camella.

"Lepaskan!" seru Camella. Rhadika hanya tersenyum licik melihat wajah Camella yang sudah mulai memerah.

"Ck, apa sebegitu ingin nya seorang Rhadika Browns ingin berc*inta dengan orang yang baru pertama kali bertemu. Apa kau sudah jatuh hati pada kecantikan ku dan melupakan istri yang tidak kau cintai lagi?" seru Ros memancing emosi Rhadika.

Rhadika yang lagi-lagi di bahas tentang istrinya meras marah. "Tutup mulut mu bit*ch, jika tidak tau apa-apa, lebih baik tutup mulut mu," marah Rhadika mencekik leher Camella. Wanita itu tersenyum dalam kesakitan nya.

"Kenapa kau marah? Bukankah aku benar, seorang Rhadika tidak lagi mencintai istri yang dulunya di agung-agungkan sejak dulu. Cih ternyata hanya bullshit semata," cibir Camella. Dia tidak menghindar sedikit pun namun tetap mengungkap kata-kata yang lagi-lagi menyinggung perasaan hati Rhadika.