Shine melihat ke arah luar di mana bundanya di sana sedang berdebat dengan satpam yang ada di luar karena di mintai identitasnya.
Shine pergi duluan, karena dia tau bundanya itu jika berdebat dengan orang lain tidak akan cukup waktu selama satu jam. Jadi dia lebih memilih untuk bergerak terlebih dahulu.
Saat di depan Lift CEO bertepatan dengan itu, Max turun ke lantai bawah dan mereka tentunya saling menatap satu sama lain.
Shine melihat acuh ke arah Max. Wajah dinginnya tetap setia dengan ekspresinya. "Di mana tuan mu Max?" tanya Shine to the point.
Max mematung di tempatnya. Dia begitu terkejut melihat siapa wajah ank kecil itu. Bahkan anak kecil itu tau namanya dan ucapannya seperti mereka mengenal satu sama lain. Shine acuh saja melihat keterkejutan asisten Max.
Dia masuk ke dalam lift dan langsung menekan tombol lift 40. Dia tidak menghiraukan Max yang baru saja turun dari lantai atas.
"Panggil CEO perusahaan ini keruang kerjanya, aku akan menunggu dia di sana!" seru Shine keluar tanpa mengatakan apapun ke pada Max. Dengan santai anak kecil itu memasuki ruangan Rhadika. Cara memerintah anak kecil ini hampir sama dengan Rhadika, tidak ada kata minta tolong.
Shine terlihat menekan pin kunci dari pintu ruang kerja Rhadika. Max di buat lebih heran lagi, anak kecil itu mengetahui pin kunci dari pintu ruangan CEO Rhadika.
Dengan bingung dan seperti orang bodoh, Max kembali keruang kerjanya. Dia membuka pintu dan melihat semua orang di sana masih berusaha mencari siapa yang melakukan pembobolan dari data perusahaan.
Max menggarut tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Dia bingung harus memulai dari mana.
"Ada apa Max?" tanya Levi yang melihat tingkah bodoh Max yang tidak biasanya. Dika dan Felice juga merasa aneh dengan tingkah Max.
Lili juga ada di sana dan melihat tingkah Max. Dia hanya acuh saja dan tidak terlalu peduli dengan masalah perusahaan Rhadika. Dia juga tidak mengerti apapun dan hanya memprioritaskan uang saja.
"Tuan, ada orang yang ingin bertemu anda, dia sedang berada di ruangan anda" ucap Max masih bingung dengan apa yang di laporkan nya.
"Kita sedang sibuk Max, perusahaan sedang bermasalah. Bagaimana bisa kau menerima tamu. aku sudah mengatakan pada mu, cancel semua jadwal ku hari ini. Sekalipun itu penting," seru Rhadika kembali fokus ke laptop di depannya.
Dia begitu heran siapa lawannya ini. Meskipun tidak mengaktifkan serangan kembali, namun data itu tetap bocor secara perlahan meskipun hanya sedikit. Di perusahaan raksasanya, dia bisa mengalami kerugian yang lebih besar nantinya.
Max yang merasa di abaikan lebih bingung lagi bagaimana cara mengatakan hal ini pada pria itu.
"Rhadika, orang itu sangat penting dan paling penting," ucap Max. Dia mengucapkannya dengan tegas dan tidak bodoh seperti sebelumnya.
"Dia lebih penting dari semua yang kau miliki," tegas Max lagi. Rhadika menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah Max.
Max tidak akan memanggilnya langsung nama jika hal itu tidak penting sama sekali. Rhadika berdiri dan bergegas keluar dari ruangan Max. Dia menghentikan sebentar aktivitasnya dan melihat siapa orang yang paling penting yang di katakan oleh Max.
Shine yang berada di ruangan Rhadika melihat isi ruangan itu. Dia menaiki kursi ke besaran Rhadika. Wajahnya tenggelam dalam kursi itu.
Saat masuk tadi, fokusnya pada foto yang di letakkan di meja Rhadika dan foto itu seperti di telungkupkan agar tidak terlihat.
Setelah dia menaiki kursi dia naik ke arah meja. Dia mengambil foto tersebut dan melihat isi dari foto itu.
Shine tersenyum hambar. "Bahkan kau tidak ingin melihat wajah mommy ku?" batin Shine. Wajah dinginnya kini berubah menjadi memerah dan mengepalkan tangan kecilnya. Saat itu juga dia mendengar langkah kaki yang mendekat.
Bertepatan dengan saat itu Rhadika masuk bersama dengan Lili.
PRANG
Dika dengan sigap menghindar agar benda yang di lemparkan tidak mengenai dirinya ataupun Lili.
Dika merasa tersinggung di perlakukan seperti itu. Siapa orang yang berani melakukan itu padanya. Dia menatap tajam tajam secara perlahan menatap ke arah sumber yang melemparnya.
Levi yang melihat itu merasa miris untuk orang yang sebentar lagia kan mati itu. "Cih, orang bodoh mana yang mencari mati di kandang singa," batinnya.
Matanya membola tak percaya melihat wajah ank kecil yang sedang berdiri di meja kerjanya. Begitu juga dengan Lili, Felice dan Levi yang di sana yang sebelumnya menyumpahi kematian orang itu. Sedangkan Max dia juga masih merasa terkejut dengan kehadiran anak kecil itu.
"Daddy Rhadika, pria pengecut yang menghianati mommy ku hingga akhir hidupnya," seru anak kecil itu dengan tersenyum smirk.
Felice menutup mulutnya tak percaya mendengar perkataan anak kecil itu.
"Kau..., maksud mu kau anak dari kakak ku?" tanya Levi tak percaya.
"Kau bahkan membawa tunangan mu rupanya, DADDY RHADIKA," ucap anak kecil itu menekankan setiap kata-katanya pada daddynya.
"Ah, aku lupa. Bahkan kau mengatakan aku ini bukan anak mu bukan?" seru anak kecil itu.
Awalnya Rhadika tidak terlalu tertarik dengan ucapan anak kecil itu, karena dia sama sekali tidak pernah menghianati siapapun, namun ketika dia melihat mata anak kecil itu, mata khas orang Asia.
"Mata itu," batin Rhadika. Dia juga kembali mencerna perkataan anak kecil itu tentang tidak mengakui dirinya. Ingatannya langsung pada istrinya Rosaline.
Dia langsung menatap hangat pada anak kecil itu. "Keluar!" perintah Rhadika menatap semua orang.
Namun tiba-tiba ada seorang wanita yang menerobos melewati Levi, Max, Felice dan Lili.
Max menatap siapa yang berani masuk ke dalam ruangan CEO dan di saat yang tidak tepat seperti ini.
Rhadika juga menatap orang yang menerobos itu. "Clasy?" seru Max.
"Wanita sialan," seru Rhadika mendekat dan hendak mencekik Clasy. Wajahnya sudah berubah warna menjadi merah padam.
"Beraninya kau menunjukkan wajah menjijikkan mu di sini! Penghianat sialan," seru Dika mendekat ke arah Clasy.
Max yang sebenarnya juga menyayangkan kehadiran Clasy. Biar bagaimanapun juga, pastinya seorang Penghianat akan di habisi di klan Black Sky. Bahkan penghianatan Clasy menyebabkan nyawa Nyonya Rhadika Browns meninggal.
"Sedikit saja kau menyentuh bunda ku, aku sendiri yang akan menjadi lawan mu Dad," seru Shine di sana sambil menatap tajam ke arah Daddynya.
"Kalian semua keluar!" perintah anak kecil itu. Rhadika juga ikut serta menatap ke arah mereka, namun pandangan menghunus juga di tujukan pada Clasy.
Max, Felice merasa bimbang dengan kata bunda yang keluar dari mulut anak kecil tadi. "Bunda?" seru Clasy menatap ke arah Levi setelah mereka berada di luar ruangan itu.
"Apa mungkin Kakak pernah melakukan itu bersama Clasy?" tanya Felice. "Tentu saja tidak, aku juga bingung dengan keadaan saat ini," jawab Levi sedangkan Max dia merasa agak kecewa.
Lili yang berada di sana seperti orang bodoh. Dia tidak tau bagaimana dan apa yang sedang terjadi. Dia juga tidak terlalu mengenal wanita yang baru saja datang. Dia tadi sempat tersenyum karena melihat aura ingin membunuh dari wajah Rhadika, namu semua itu tiba-tiba menghilang ketika anak kecil tadi buka suara.
Shine turun dari meja kerja Rhadika. Dia berjalan menuju foto yang dia lemparkan tadi.
"Kenapa, Daddy bingung dan merasa bodoh?" tanya Shine tersenyum sinis.
Dia mengambil kertas foto di sana.
"Kau sama sekali tidak cocok untuk mommy ku, kau adalah pria pengecut yang menyukai banyak wanita," seru anak itu sambil merobek foto itu menjadi dua bagian.
Satu yaitu wajah Rhadika dan satu lagi wajah Rosaline. Dia melemparkan begitu saja foto dari daddynya dan menyimpan foto mommynya.
"Apa yang kau lakukan?" seru Rhadika marah karena fotonya dipisahkan dengan sang istri tercinta.
Anak kecil itu diam dan menatap ibundanya.
"Shine, jangan seperti itu nak," seru Clasy.
"Perkenalkan, nama ku Shine Damian yang sialnya bernama belakang Browns, aku datang karena pesan terakhir ibu ku Rosaline Browns yang mengatakan bahwa aku harus datang menemui daddy yang sama sekali tidak mengakui ku."
Dada Rhadika seakan di tekan sangat kuat ketika mendengar perkataan putranya yang mengatakan pesan Istei kecilnya Rosaline.
"Apa kau juga ingin membunuh bunda ku sama seperti mommy ku?" tanya Shine.
"Mommy ku meninggal saat akan melahirkan ku. Dan kau, pria pengecut yang tidak mengakui anaknya tidak menemani mommy ku? Sebenarnya aku tidak ingin mengakui kau adalah daddy ku, tapi karena pesan di catatan mommy ku, aku datang memenuhi pesan mommy ku. Ingat, sebelum kau mengembalikan mommy ku ke dalam pelukan ku, kau hanya ayah dia atas perjanjian aku dan mommy ku," seru anak kecil itu.
Rhadika mengerti sekarang tentang pernyataan anak itu. "Kenapa semuanya seakan berbalik? Perjanjian itu juga ada pada ku, perjanjian bahwa hidup istri ku berada di tangan ku, dan sekarang anak ku sendiri yang menganggap diri ku sebagai daddy nya berdasarkan perjanjian dia tas kertas saja" batin Rhadika.
"Clasy, apa istri ku saat misi itu masih hidup?" tanya Rhadika.
"Yah benar Tuan, ada orang yang menyelamatkan nyonya waktu itu," jawab Clasy.
Tiba-tiba, pintu di ketuk dari luar. Seorang pria yang sudah lama tidak terlihat wajahnya dan hampir di bunuh oleh Rhadika kini menampakkan wajahnya kembali.
"Dia adalah orang yang menyelamatkan mommy ku," bukan Clasy yang menjawab pertanyaan Rhadika melainkan Shine yang melihat remeh ke arah Daddynya.
"Kau???" Pria itu langsung menunduk hormat ke arah Rhadika.
Klo memang Klian benar" mengikuti novel ini pasti ketebak deh😊
Jangan lupa likenya 😊😊👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sita Aryanti
AQ merasa familiar dgn nama2nya..judulnya pa ya Thor .da tuan zevanno...ada Rosalina..da max..da rahardika
2025-03-08
0
Ririn Nursisminingsih
bagus thor a bacanya berulang kli ndak bosen2 dari awal
2025-03-26
0
epifania rendo
pengawal yang di selamatkan sama ros
2023-05-03
0