Part 18

"Sialan kau Max," seru Rhadika menatap tajam ke arah sekertaris Max yang sedang di tindih oleh Clasy.

Shine berusaha melepaskan jari dad nya yang berusaha menahanan pandangannya. "Dad, bisakah kau melepaskan tangan mu," seru Shine. Dia juga penasaran dengan apa yang terjadi didepan nya.

Dengan cepat Clasy bangun dan memperbaiki pakaiannya. Dengan kasar dia mengambil ponselnya dari tangan Max.

Max santai saja dan bangun memperbaiki pakaiannya. "Kita akan membahas apa Tuan?" tanya Max santai dan tidak merasa bersalah sekalipun.

"Dad, kenapa kau menutupi mata ku, aku sudah dewasa," seru Shine. Dia tidak terima dengan adegan yang terlewat tadi. Dia tadi hanya melihat wajah sekertaris Max tertutup oleh rambut bundanya yang panjang.

Max dan Clasy sebelumnya tidak sadar akan kehadiran dua orang pria beda usia itu hingga Max meneruskan aktivitasnya. Awalnya dia tidak tertarik melakukan hal jauh seperti ini, namun Max tidak tahan dengan ocehan Clasy dan langsung saja meraup bibir merah seksi itu.

Max tidak tau, Bagaimana sebenarnya perasaan dia ke pada Clasy. Apakah hanya obsesi semata atau lainnya, karena Max sama sekali tidak merasakan jantungnya berdetak cepat atau semacamnya seperti orang yang jatuh cinta pada umumnya.

"Maaf Tuan, tadi Max mengambil ponsel saya dan ingin membuka privasi saya. Tentu saja saya melawan dan mempertahankan hak privasi saya," jawab Clasy. Dia tidak mau ada kesalah pahaman.

"Jadi tindakan mesum kalian tadi maksudnya apaa? Si sialan ini pun tidak merasa bersalah sedikit pun," batin Rhadika menatap tajam ke arah Max.

"Shine, kamu sudah boleh keluar dan bermain di kamar mu," ucap Rhadika menatap sebentar ke arah putranya.

"Ck, menyebalkan," ucap Shine malas lalu dia mendekat ke arah bundanya.

"Bunda, kenapa belum ada kabar dari sahabat bunda?" tanya Shine pada Clasy.

Awalnya Clasy bingung ingin menjawab apa, tapi dia berpikir keras dan bicara begitu saja. "Sayang, kemaren teman bunda tidak pulang ke apartemen bunda, dan sekarang bunda tidak tau dia ada di mana," jawab Clasy mengarang jawabnya.

Shine terlihat lesu. "Sepertinya dia tidak akan mau, dia masih cantik dan muda," ucap Shine berjalan dari tempat itu dengan lemas sambil bicara.

Tiba-tiba dia berhenti karena satu ide muncul di kepalanya. "Dad," ucap anak kecil itu berbalik menatap daddynya.

"Karena daddy gagal di permintaan pertama ku, aku akan mengajukan permintaan lain sebagai pengganti yang pertama," seru Shine.

Namun ank kecil itu tidak mengatakan apa permintaannya. Rhadika di buat pusing lagi karena harus menanggung resiko dari putranya karena wanita yang dia tidak sukai sama sekali.

"Sh*it, wanita itu benar-benar menyusahkan," batin Rhadika.

"Terserah!" seru Rhadika.

"Max, kita pergi?" seru Rhadika pergi meninggalkan tempat itu. Jika dia berlama-lama di sana, dia yakin emosinya tidak akan stabil.

Namun Rhadika tidak langsung keluar dari mansion, dia terlebih dahulu pergi ke kamar pribadi miliknya yang sudah di tempati oleh Shine putranya.

Dengan hati yang sudah di kuatkan, Rhadika masuk dan menatap se isi ruangan.

"Baby, aku datang," batin Rhadika.

Inilah kegiatannya ketika dia merasa lelah dan kosong hatinya. Kamar pribadi mereka yang penuh dengan kenangan.

Rhadika berjalan ke arah Foto mereka yang terpajang besar di sana. Dia menyentuh foto itu dan mengusap pelan gambar wajah istrinya. Dia tersenyum sedih.

Lalu Rhadika fokus pada mata istrinya yang selalu bisa membujuknya. Puppy eyes itu adalah modal utama sang istri tercinta ketika membujuk dirinya. Namun tiba-tiba, pikiran Rhadika tiba-tiba melayang pada Camella. Yah, dia seperti familiar dengan bola mata Asia yang kecoklatan itu.

"Sial, kenapa wanita itu bisa mengalihkan pikiran ku? Tidak, tidak, aku harus membuang jauh-jauh pikiran ku dari wanita itu," batin Rhadika. Dia menatap foto itu sebentar dan mencium foto istrinya.

Setelah itu Rhadika langsung keluar dan berjalan ke arah mobil yang sudah terparkir di depan pintu di mana Max sudah siap di sana menjadi seorang drivernya. Dia harus terlebih dahulu menyelesaikan rapat di kantor dan akan mencari wanita yang belakangan ini menyusahkan dirinya karena permintaan putranya itu.

Sesaat di dalam mobil, Rhadika terdiam sebentar. "Max, apakah kau sudah mendapatkan info tentang Thomas dan si pria tua itu?" tanya Rhadika.

"Belum Tuan, kita belum menemukan apapun," jawab Max.

Rhadika diam tak lagi bersuara. Yah, dia harus lebih berhati-hati saat ini karena harus menjaga Shine. Dia tidak ingin kecolongan seperti sebelumnya.

"Bagaimana dengan Lili, apa dia tidak pernah menunjukkan sebuah kecurigaan?"

"Tidak Tuan, Lili selalu berada di jangkauan kita dan tidak pernah menimbulkan kecurigaan," jawab Max.

Rhadika lagi-lagi terdiam. Sesampainya di depan pintu gedung pencakar langit Ax Company, Rhadika langsung masuk dan menuju ruang meeting. Dia memimpin beberapa rapat hari ini.

Tidak terasa pukul 10. 00, setelah selesai rapat dia juga harus menandatangani setumpuk berkas hingga memakan waktu selama itu.

Max juga sudah memberitahukan kabar ke pada Paman Vill bahwa mereka akan terlambat pulang. Shine yang sudah mendapatkan kabar itu tidur terlebih dahulu.

"Tuan, apa kita akan langsung ke mansion?" tanya Max. Rhadika diam dan menghela napas, dia juga melonggarkan dasi yang membuatnya tercekik setiap hari. Dia juga membuka kancing atas kamejanya hingga menampakkan dada bidangnya. Lengan kamejanya juga di gulung menambah kesan Kharisma seorang Rhadika Browns.

Max yang melihat kode yang di berikan oleh Rhadika mengerti apa yang harus di lakukannya. Max mengemudikan mobil ke salah satu bar termewah yang mereka miliki.

Max yang sebelumnya sudah menghubungi bawahan mereka di bar langsung menyiapkan ruang VVIP untuk tuan mereka.

Para wanita yang sudah haus akan dahaganya di buat menjerit karena melihat tampang dan Kharisma Rhadika. Jika para wanita di tanya, mereka akan mau tidur dengan pria itu meskipun tidak di bayar sekali pun.

Di tambah Max yang berada di belakang Rhadika. Si wajah es kutub yang tidak pernah cair, membuat kedua pria itu menjadi pusat perhatian.

Rhadika memilih untuk duduk di ruang terbuka di mana di sana terlihat ke ramaian bar ini. Max yang sudah mengerti hanya duduk agak jauh dari Rhadika dan sama sekali tidak berkomentar atas keputusan pria itu.

Para wanita yang ada di sana menjerit ketika melihat style seorang Rhadika yang duduk di sana. Mereka berlomba-lomba bergaya seksi dan di buat semenarik mungkin berharap di panggil untuk menemani pria itu.

Namun ada satu wanita yang sejak tadi duduk di depan meja bar dan memperhatikan tingkah pria itu sejak tadi. Dia juga melihat para wanita yang sudah segila mungkin menarik perhatian pria yang duduk sendirian di sana. Bahkan ada wanita yang telanjang bulat namun di acuhkan oleh pria itu.

Wanita itu tersenyum sinis dan bangkit dari duduknya. "Ck, segitu saja tidak berani," batin wanita itu melihat para wanita tidak ada yang maju menjumpai pria itu dan berjalan menuju pria itu.

Jangan lupa like nya 😊👍👍

Horas ✋

Terpopuler

Comments

Ilan Irliana

Ilan Irliana

percuma tajir ganteng tp oon mh...

2022-11-14

0

NeLtii Meilani Sitohang

NeLtii Meilani Sitohang

Thor, aku menunggu saat2 dimana Radika tau Camella itu Rosaline😗

2022-11-04

4

Yuli ika Kirniawati

Yuli ika Kirniawati

gemessss dehhh..
tambahin sihh thorrr up nya..
hehe

2022-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!