Rendra membawa Dita ke sebuah butik. Seperti biasa Rendra meminta Dicky memilihkan pakaian yang cocok buat Dita. Pria itu hanya duduk menunggu.
"Tolong carikan baju yang cocok buat ibu hamil muda. Baju yang sedikit longgar, tidak mengganggu anak dalam kandungannya," ucap Dicky dengan salah seorang pelayan butik.
Wanita pelayan itu memilihkan beberapa pakaian dan memberikan pada Dicky. "Ini ada beberapa gaun model terbaru, cocok juga dipakai buat ibu hamil muda. Apa lagi buat istri Bapak ini, saya rasa semua pakaian ini pantas untuknya. Istri Bapak walau hamil tetap langsing, dan posturnya juga tinggi."
Dita tersenyum mendengar wanita itu mengatakan dirinya istri dari Dicky, baru saja Dita ingin membantah namun diurungkan karena Dicky bicara.
"Saya ambil lima gaun ini," ucap Dicky memilih lima dari banyaknya gaun yang diberikan.
"Ibu sangat beruntung memiliki suami seperti Bapak. Tahu aja mana pakaian yang pantas buat istrinya. Anaknya nanti pasti sangat cakep karena ibu dan bapaknya sama-sama cakep."
Dita makin membesarkan matanya menatap pelayan butik itu yang masih saja menganggap mereka pasangan suami istri. Dan Dicky hanya diam saja tanpa ada keinginan membantah.
Dicky menuju kasir membayar semua pakaian yang dipilihnya tadi. Setelah pembayaran Dicky mengajak Dita menuju Rendra yang sedang menunggu.
"Kenapa Bapak tidak membantah jika kita bukan suami istri." Dicky hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Dita. Wanita itu menjadi gemas dan mencubit lengan Dicky. "Jawab napa ucapanku, Pak. Nanti di kira Bapak tuli. Ganteng-ganteng masa tuli." Dita terus saja mengomel.
Rendra melihat dari tempat duduknya Dita yang bercanda dengan Dicky, wajahnya tampak masam.
"Kenapa sih Bapak bisa diam aja gitu. Nggak capek mulutnya mingkem terus," ucap Dita lagi dan kembali mencubit lengan Dicky.
Sampai di tempat Rendra duduk, pria itu langsung berdiri dan berjalan. Dita dan Dicky saling berpandangan, tidak mengerti. Mereka berdua hanya mengikuti Rendra dari belakang. Tiba-tiba Rendra berhenti dan menghampiri Dita. Pria itu menggenggam tangan Dita dan mengajaknya berjalan menuju sebuah restoran.
Saat makan malam, Dita yang ingin duduk dekat Dicky ditarik tangannya oleh Rendra. Pria itu memeluk pinggang Dita seolah takut wanita itu pergi.
Dita makan dengan lahapnya pesanan Rendra. Sup iga dan udang goreng mentega. Saat ada sayur yang menempel di ujung bibir Dita, Rendra mengecupnya dan menjilat sisa makanan di ujung bibir Dita.
"Bapak ngapain? Malu dengan Pak Dicky," gumam Dita. Dicky hanya menindik tidak berani memandangi wajah atasannya itu.
"Kenapa malu? Dicky itu tahu semua yang aku lakukan padamu. Kalau cuma ciuman baginya biasa. Kegiatan di kamar aja, Dicky tahu."
"Bapak ngomong apa, sih?" Wajah Dita merah karena malu mendengar ucapan Rendra.
"Kamu bisa pulang sekarang. Aku dan Dita langsung ke hotel. Besok jemput, kami mau ke pantai. Kamu suka ke pantai?" Dita menjawab dengan menganggukkan kepalanya. "Jawab, jangan hanya mengangguk aja. Kamu itu cantik-cantik bisu!" ucap Rendra. Dicky tidak bisa menahan tawanya. Biasanya dia yang dikatain Dita, tapi saat ini wanita itu yang dikatain Rendra.
Setelah makan malam, Rendra mengajak Dita langsung kembali ke hotel. Rendra mengajak wanita itu duduk di balkon sambil menikmati suasana malam.
Rendra meminta Dita tidur di pangkuannya. Pria itu baru saja mendapat satu bukti kecurangan istrinya. Saat ini pikiran Rendra sedang kacau.
"Aku tidak suka kamu tersenyum atau bercanda dengan pria lain. Aku ingin di hati kamu hanya ada aku," ucap Rendra lirih.
Dita yang tidak mengerti ucapan Rendra hanya diam saja. Bagaimana mungkin di hati Dita hanya ada Rendra, saat ini status pernikahannya dengan Raffa masih menggantung. Lagi pula, Rendra selalu mengingatkan dirinya untuk tidak jatuh cinta. Makanya Dita tidak pernah bermain hati setiap berada dengan Rendra.
"Aku udah nggak sabar menanti kelahiran anak ini. Hanya dia milikku seorang." Rendra mengusap perut Dita.
"Apakah kamu ingin dekat anakmu selalu?" tanya Rendra tiba-tiba. Dita langsung bangun dari rebahannya di paha Rendra. Dita memandangi wajah Rendra dengan seksama.
"Apa maksud pertanyaan Bapak? Semua ibu pasti ingin selalu berada di dekat buah hatinya." Rendra tersenyum dan mengecup bibir Dita.
"Kita lihat ke depannya nanti, apakah kamu harus meninggalkan bayimu atau tetap selamanya dengan bayimu!"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rina Istikowati
Akhirnya mereka menjadi pasangan selamanya. Anggun diceraikan karena ketahuan selingkuh
2025-01-01
0
Ani Ani
moga2tertunai harmed nya
2023-12-14
3
❤⃟ˢ ͪ◦•●◉✿ REMBULAN ✿◉●•◦
di Rendra bikin galau Dita kasian 😌
2023-04-25
0