Dita memberikan gelas berisi air putih ke Dicky, namun belum sempat Dicky meraihnya gelas itu telah di rampas Rendra dan meminumnya hingga kandas. Dicky dan Dita yang kali ini memandangi Rendra kaget.
Anggun yang berdiri di belakang Rendra tampak cemberut memandangi semua yang mereka lakukan.
Aku salah membiarkan Rendra memilih wanita buat ibu pengganti. Seharusnya aku yang memilihkan wanita buatnya. Dita ini tampak lugu tapi mampu menarik dua orang pria yang biasanya kaku.
"Kamu mau pulang sendiri atau di antar Dicky?" tanya Rendra dengan Anggun.
"Terserah! Jika Dicky tidak ada kerjaan, boleh antar aku pulang."
"Kamu datang dengan siapa? Jika sendiri, pulanglah sendiri. Aku masih banyak kerjaan. Entah kapan pulang!"
"Aku mau di antar Dicky pulang. Kamu pulangnya kapan, jangan lama-lama perginya?"
"Aku baru ingat masih ada kerjaan dengan Dicky. Kamu pulang saja atau Mang ucap yang antar kamu!" ucap Rendra.
"Biar aku pulang sendiri aja." Tampak Anggun mengomel sendiri sambil berjalan. Hubungannya dengan Rendra mulai terasa hampa sejak satu tahun belakangan ini. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, apa lagi saat ini ada Dita yang menjadi pusat perhatian Rendra.
Anggun berpikir, jika kehadiran anak akan membuat Rendra kembali mencintainya. Rendra tidak mau anak adopsi, sebab itulah Anggun menawarkan mencari ibu pengganti. Namun, wanita itu tidak menduga jika kehadiran ibu pengganti malah membuat hubungannya dengan Rendra makin renggang.
"Dicky, kamu urus pekerjaan di kantor. Aku mau libur dua hari di sini. Jadi kamu tidak perlu datang selama dua hari."
"Baik, Pak. Saya pamit." Setelah mengucapkan itu, Dicky pergi meninggalkan Rendra dan Dita berdua.
Rendra duduk di samping Dita dan menarik piring makannya. Rendra lalu menyuap makanan itu ke mulut.
"Pak Rendra, itu nasi bekas saya. Bapak mau saya ambilkan yang lain."
"Kenapa kalau nasi kamu? Kamu nggak mau berbagi dengan saya?"
"Bukan, tapi kan itu bekas mulut saya!" ucap Dita gugup. Rendra lalu menghentikan suapannya. Memandangi Dita dengan tajam, membuat wanita itu salah tingkah.
Rendra makin mendekati Dita dan menarik kepala wanita itu lalu mengecup bibirnya lama. Bahkan Rendra memasukan lidahnya dan membelit lidah Dita. Ciuman yang awalnya hanya lembut, akhirnya menuntut. Cukup lama Rendra dan Dita saling bertautan bibir. Para pekerja yang kebetulan mau masuk mengurungkan niat mereka saat melihat kedua orang itu yang saling berpagutan.
Rendra melepaskan pagutannya di bibir Dita saat melihat wanita itu kesulitan bernapas. "Bernapas kalau lagi ciuman itu, jangan ditahan!" ucap Rendra.
Pria itu berdiri dan menggendong Dita ala bridal style ,membawa masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya pelan. Rendra langsung melecuti seluruh kain yang melekat di tubuhnya dan setelah itu melecuti seluruh kain yang melekat di tubuh Dita.
Tubuh Dita seolah telah menjadi candu baginya. Berhubungan dengan Dita selalu dirindukan Rendra. Satu minggu di rumah Anggun, dia hanya melakukan hubungan sekali dengan istri sah-nya itu. Dengan Dita, jika tidak mengingat wanita itu sedang hamil, pasti Rendra melakukan setiap hari.
Setelah bertukar peluh dan mencapai puncaknya, Rendra berbaring di samping Dita sambil memeluk wanita itu, membawa kepala Dita ke dalam dekapan dadanya.
"Sebentar lagi bersihkan tubuhmu. Kita tidur sebentar." Tubuh mereka yang masih polos, membuat kulit beradu, menempel tanpa pembatas.
***
Dita menghidupkan televisi di kamar. Duduk di sofa sambil menonton. Satu-satunya hiburan bagi Dita adalah televisi. Rendra tidak memberikan Dita, ponsel. Dia tidak ingin wanita itu berkomunikasi dengan siapapun.
Rendra masih terlelap. Sehabis makan siang, pria itu kembali berbaring. Dita tahu betul kebiasaan pria itu jika berada di Villa. Pasti waktunya hanya dihabiskan di kamar dan Dita juga tidak akan bisa Kemana-mana selain di kamar juga.
"Kita keluar sore ini. Ke kota, menginap di hotel saja malam ini. Aku ingin mengajak kamu makan malam," ucap Rendra memeluk Dita dari belakang dan mengecup pipi wanita itu.
"Pak Rendra mau mandi?"
"Kita mandi bareng. Setelah itu kita berangkat ke kota. Dicky telah memesan kamar hotel buat kita menginap malam ini."
"Terserah Bapak aja." Rendra kembali mengecup pipi wanita itu. Ini yang paling Rendra suka dari Dita. Wanita itu selalu saja menuruti apa maunya. Tidak pernah membantah.
...****************...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ani Ani
kesian dia
2023-12-14
1
Rahma Tailor
lanjuuut
2023-12-14
0
Lily Miu
kasian harusnya dinikahi sirihlah, kan anaknya jd diluar nikab pak
2023-10-30
0