Dita terbangun di pagi hari. Dia melihat sekitar dan sudah tidak mendapati Rendra di ruangan itu. Kejadian semalam masih teringat jelas di pikiran Dita. Di mana saat Rendra memaksanya melayani pria itu tanpa perasaan. Bahkan, Rendra melakukannya berulang kali. Dia bagai diperlakukan layak hewan. Hal itu membuat Dita jatuh pingsan dan tidak tahu apa lagi yang dilakukan Rendra padanya.
Dita turun dari tempat tidur dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Bagian inti tubuhnya terasa sakit. Di dalam kamar mandi, tangisan Dita kembali pecah. Dia membasuh tubuhnya hingga berulang kali, berharap noda yang ditinggalkan Rendra saat berhubungan badan itu hilang.
Usai membersihkan diri, Dita berjalan menuju lemari dan mencari pakaian yang bisa dirinya kenakan. Dita melihat ada pakaian dalam wanita yang masih ada mereknya. Pertanda belum pernah di pakai. Dita mengambilnya dan mengenakan.
Dita mencari baju, namun tidak ada pakaian wanita yang tampak. Dita mengambil kemeja cowok yang dia lihat dan mengenakan.
"Harusnya aku tidak melakukan hal ini," batin Dita yang mulai menyesali semuanya.
Dita merasa kesal pada dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa disaat dirinya hanya dijadikan pemuas nafsu untuk memiliki anak oleh Rendra. Setelah membenahi dirinya, Dita berjalan menuju pintu kamar yang ternyata tidak di kunci.
Merasa memiliki kesempatan untuk kabur, Dita memanfaatkan keadaan ini dengan baik, dia berjalan perlahan menuju lantai bawah dan memandang kesekeliling. Rumah tampak sunyi. Dita mempercepat langkahnya hingga mencapai pintu utama.
Awalnya suasana aman sehingga Dita memilih langsung berlari menuju halaman rumah, namun langkahnya dihentikan dua orang satpam yang berjaga disana.
"Ibu mau kemana?" sapa salah-satu satpam yang berjaga.
"Aku mau pulang, tolong minggir!" sentak Dita.
"Maaf, Bu. Pesan Pak Dicky Ibu tidak diizinkan pergi kemana-mana!" ujar satpam yang lain.
"Kenapa tidak boleh. Aku bukan penjahat!"
"Kami hanya menjalankan tugas. Semoga ibu mengerti."
"Minggir ...," ucap Dita sambil mendorong kuat tubuh kedua satpam itu. Dita berlari kencang menuju pagar. Kedua satpam itu mengejar Dita dan memegang kuat kedua tangannya saat mencapai tubuh wanita itu.
"Lepaskan! Tolong! Tolong!" teriak Dita. Kedua satpam itu langsung menggendong tubuh Dita dan membawanya masuk menuju ruang kerja Pak Rendra.
Rendra dan Dicky yang sedang mengobrol kaget saat kedua satpam membuka paksa pintu sambil menggendong tubuh Dita. Bagian bawah tubuh wanita itu tereskpose karena dia hanya menggunakan atasan kemeja milik Rendra.
"Ada apa? Kenapa wanita ini kalian gendong?" tanya Dicky. Rendra mengisyaratkan agar Dicky menutup tubuh Dita. Dicky membuka jasnya dan menutup paha Dita.
"Wanita ini berusaha kabur, Pak."
"Letakan aja di sofa dan kalian boleh pergi!" perintah Dicky.
Satpam itu meletakan Dita di atas sofa dan langsung keluar dari ruang kerja Rendra. Dicky mengunci pintu itu.
Rendra mendekati Dita dan mengcengkeram rahang wanita itu kuat hingga terdengar rintihan dari mulut Dita.
"Jangan coba-coba kabur, atau kamu harus membayar sepuluh kali lipat dari uang pinjaman suami kamu, saat ini juga!" ancam Rendra dengan nada ketus dan dingin
"Aku nggak sudi menjadi budak napsumu!" jawab Dita dengan penuh keberanian, tatapan matanya memancarkan kebencian pada Rendra.
Mendengar ucapan Dita, Rendra menarik rambut Dita keras hingga rintihan kembali terdengar dari mulut wanita itu.
"Jika kamu tidak mau melayani aku, apakah kamu mau melayani dua satpam tadi dan tiga orang lainnya yang bekerja di sini setiap malamnya!" bentak Rendra. Dita hanya diam tanpa menjawab ucapan Rendra.
"Baiklah! Jika itu pilihanmu. Dicky, bawa seluruh pria yang bekerja di villa ini. Kurung di gudang dengan wanita itu, semalaman!" teriak Rendra.
Dita yang mendengar ucapan Rendra menjadi sangat ketakutan. Wanita itu langsung bersimpuh di kaki Rendra.
"Ampun, Pak. Jangan lakukan itu. Aku bersedia melayani Bapak kapanpun. Aku janji tidak akan kabur lagi. Aku mohon, Pak," ucap Dita dengan terisak.
"Dicky, kamu urus wanita ini. Setelah itu kurung di kamar bawah tanah!" perintah Rendra. Pria itu berjalan meninggalkan Dita dan Dicky.
Dicky lalu mengambil surat perjanjian, dan meminta Dita membaca dan menanda tangani surat itu.
Dita membaca surat yang diserahkan Dicky. Dalam surat perjanjian itu tertera jika setelah Dita melahirkan, dia harus menyerahkan anaknya dan pergi dari rumah ini.
"Bagaimana jika aku tidak hamil juga?" tanya Dita. Wanita itu teringat, pernikahannya dengan Raffa yang telah berjalan hampir enam bulan tapi dirinya belum ada tanda kehamilan. Seminggu yang lalu Dita masih datang bulan.
"Jika dalam tiga bulan ternyata kamu tidak hamil juga, kamu harus menjadi pelayan di rumah ini selamanya sebagai penebus hutang suamimu."
"Baiklah, saya mengerti," ucap Dita lemah. Wanita itu takut jika benar dirinya tidak bisa hamil dalam jangka waktu yang ditentukan, itu berarti dirinya akan menjadi budak di rumah ini seumur hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
LENY
NASIBMU DITA JATUH KE TANGAN IBLIS BUADAB PUNYA SUAMI JG IBLIS😡
2025-01-11
0
Sumar Sutinah
kasian kamu dita, c rendra kejam sm perempuan
2024-09-26
0
Ginta Solvana
sadiss bner rendra
2024-03-01
1